08. Awan mendung

25 5 6
                                    

Hari sudah pagi dan menunjukkan pukul 06.00 . Mentari tidak muncul dan juga tidak menyinari kota Jakarta. Di luar sana, langit sangat gelap dan awan-awan putih itu bergumpal sehingga menurunkan rintik-rintik air hujan yang sangat deras.

Hujan yang sangat deras itu, membuat Ayyara dan Zyva malas untuk pergi ke kampus karena terpacu dengan hujan di luar sana. Mereka semakin menarik selimutnya, dan semakin tertidur nyenyak. Walaupun alarm ponsel mereka berbunyi, mereka tidak menghiraukannya dan melanjutkan tidur.

Lara yang sedari tadi menunggu mereka keluar dari kamar itu, ia pun langsung mendatangi kamar Zyva karena mereka tidak ada keluar. Lalu ia membuka pintu kamar sang anak yang tidak di kunci itu.

"Kalian, gak ke kampus?" Tanya Lara, yang berada di depan pintu kamar tersebut.

Tak ada satu pun jawaban dari mereka, Lara langsung mendekati mereka yang masih tertidur nyenyak itu dan ia menggoyang-goyangkan lengan mereka satu persatu.

Ayyara dan Zyva pun, membuka matanya dengan perlahan sembari mengucek-ngucek matanya. Lalu mereka beranjak dari baringnya dan duduk di ranjang empuk itu.

"Cepat mandi, mama siapin sarapan untuk kalian" Lara berjalan menuju pintu kamar sang anak.

"Papa udah bangun, ma?" Tanya Zyva, sambil melihat ibunya yang sedang berjalan.

Langkah Lara pun terhenti dan menoleh ke arah Zyva. "Udah dari tadi. Makanya, cepat mandi sana biar bareng papa perginya"

"Bareng mama, bisa?"

"Nggak, mama ke rumah sakit jam 09.00 . Memangnya kalian mau terlambat, datang jam 09.00?"

Mereka menggelengkan kepalanya, sambil mengucek-ngucek matanya.

Lara pun keluar dari kamar sang anak dan meninggalkan mereka yang masih duduk di ranjang empuk itu. Ia menyiapkan sarapan yang lezat untuk suaminya dan juga untuk anak-anaknya. Ia menganggap Ayyara sebagai anak kandungnya dan ia juga menyuruh Ayyara untuk memanggilnya dengan sebutan "mama" akan tetapi, Ayyara tidak mau, ia hanya ingin memanggilnya dengan sebutan "tante".

Lara yang sebagai ibu Zyva, ia adalah seorang dokter hebat di rumah sakit tempat pekerjaannya. Orang-orang selalu mengandalkannya, ia juga selalu cepat jika orang-orang meminta bantuan dari dirinya.

Yan yang sebagai ayah Zyva, ia adalah seorang CEO yang memiliki perusahaan parfum. Banyak sekali orang-orang menyukai parfum-parfum miliknya, ia juga terkenal di kota ini, tetapi yang lebih terkenal di kota ini adalah Zayyan karena ia mempunyai dua perusahaan. Ayah Zyva hanya memiliki satu perusahaan, yaitu perusahaan parfum saja.

Ibu dan ayah Zyva, mereka juga teman ibu dan ayah Ayyara. Mereka berteman sejak lama dari masih berusia 20 tahun. Setelah mereka sudah memiliki anak, mereka berpisah dan sibuk dengan urusan masing-masing. Lalu, anak mereka tumbuh remaja dan satu sekolah bahkan satu kelas juga, saat duduk di bangku SMP. Anak mereka berteman dekat, sampai menjadi sahabatan hingga sekarang.

~~~

Ayyara dan Zyva pun sudah selesai membersihkan tubuhnya, juga sudah bersiap-siap. Mereka bersamaan keluar dari kamar itu dan mendekati meja makan.

"Ayo sini, sarapan" ucap Lara, sembari meletakkan piring kaca yang berisi berbagai cemilan, ke meja makan itu.

"Ma, kenapa kita gak pakai pembantu aja?" Tanya Zyva, sambil mengunyah.

"Nanti, kalau mama sama papa ke luar negeri" ucap Lara, yang hendak duduk di samping suaminya itu.

"Kalian, pakai jaket ya. Soalnya, cuacanya lagi dingin" ucap Yan, sembari memakan cemilan yang di bawa oleh istrinya tadi.

Zayyan & Ayyara (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang