prolog

814 72 7
                                    

Malam ini merupakan malam minggu, dimana seharusnya menjadi malam para anak muda bersenang-senang.

Sebagaimana seharusnya, malam ini ara pergi kesalah satu taman yang berada di tengah-tengah kota Jakarta.

Setiap malam Minggu taman itu pasti akan ramai oleh anak-anak muda. Baik yang ingin berkencan, jalan-jalan dengan teman ataupun yang ingin menghabiskan waktu sendiri, me time kalau anak-anak sekarang menyebutnya.

Seperti ara sekarang, dia pergi ke taman itu dengan seorang diri. Seharusnya malam ini dia pergi bersama seseorang yang sangat ia cintai namun ntah kenapa seseorang itu membatalkan janji mereka dengan alasan yang tidak jelas.

Ara sebenarnya ingin tetap memaksa orang itu untuk tetap pergi dengannya, namun siapa dirinya? Mereka hanya seorang teman dekat tidak ada lebih dan kurangnya.

Ara berjalan dengan perlahan di taman itu tidak ada sedikitpun semangat dalam dirinya.

Dia hanya terus berjalan tanpa tujuan sembari menundukkan kepalanya, banyak sekali hal yang terus-menerus berputar di kepalanya.

Ara menghembuskan nafasnya kasar, dia mengangkat kepalanya menolehkan kesana kemari untuk mencari tepat duduk terdekat.

Setelah menemukan tempat yang dia cari ara berjalan kearah tempat itu dan mulai menundukkan dirinya.

Kursi itu berada di bagian pinggir dari taman, disekitar situ cukup sepi tidak banyak manusia.

Ara melipat kedua tangannya dan mendongakkan kepalanya menatap bintang-bintang yang ada disana.

Rasanya lelah harus berpura-pura baik-baik saja selama ini, nyatanya jika ingin di ceritakan semuanya sangat menyakitkan.

Lima tahun yang lalu, tepatnya di tahun 2020 disaat dia baru menjadi anak rantau disini. Disaat itulah dia bertemu dengan sang pujaan hati chika. Davira Chika Chandra.

Gadis cantik yang perwakan persis seperti bule namun tingkahnya yang sangat jauh dari kata itu, gadis tinggi yang memiliki senyum manis dengan gummy smilenya.

Ara jatuh cinta pada gadis itu sejak awal pertemuan mereka.

★★★

Lima tahun lalu...

Hari ini merupakan hati ketiga ara merantau dan tinggal disalah satu kosan di Jakarta.

Kota ini merupakan kota yang sangat asing untuknya, dia tidak memiliki satu orang keluarga pun disini.

Ara yang sejak kecil tinggal di garut bersama dengan keluarganya kini harus bisa belajar menjadi seorang mandiri dan hidup di perantauan.

Ara tidak berasal dari kalangan atas dan tidak juga berasal dari keluarga yang kurang. Keluarga ara bisa disebut berkecukupan selama ini.

Hari ini adalah jadwal ara harus pergi berbelanja kebutuhannya di supermarket, sejak hari pertama ia sampai disini sebenarnya ara sudah menyiapkan planing apa saja yang akan ia lakukan di waktu satu Minggu pertamanya.

Hari pertama dan kedua adalah waktu ara untuk menyesuaikan dirinya dan membereskan barang-barang yang ia bawa.

Dan hari ini adalah hari yang ara gunakan untuk berbelanja kebutuhan pokoknya selama satu bulan di jakarta.

Ara sudah siap keluar, dengan kaus putih yang dilapisi jaket kuli hitam celana panjang dan tambahan topi di kepalanya.

Ara sudah sedikit tau daerah yang ada di dekat kosannya itu dan ternyata tidak terlalu jauh dari lokasi kosannya ada minimarket yang bisa ia datangi untuk berbelanja.

About usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang