Jika kalian kira setelah kejadian malam itu chika tidak merasakan bersalah sedikitpun, kalian salah.
Nyatanya sejak malam itu fikiran chika terus dihantui oleh ara, rasa bersalah semakin menyeruak dihatinya meminta untuk dikeluarkan.
Namun apalah yang bisa dia lakukan, semuanya berjalan begitu cepat.
Chika sadar, dengan semua perilakunya kepada ara selama ini membuat gadis itu berharap lebih besar kepadanya.
Chika juga sadar, dengan dia berpacaran bersama jordan tanpa memberikan kejelasan kepada ara adalah hal yang menyakiti hati ara.
Jam kini menunjukkan pukul satu siang, sejak semalam chika tidak ingin sedikitpun keluar dari kamarnya. Bahkan ia sampai melewatkan sarapan paginya.
Sejak semalam chika terus mengirimkan berbagai pesan kepada ara, namun tidak ada satu pun yang dibalas atau hanya sekedar dibaca oleh ara.
Chika sekarang hanya membungkus dirinya di dalam selimut sambil memainkan handphonenya miliknya, berharap agar ara membalas pesan-pesan yang ia kirimkan.
Namun lama-kelamaan chika tidak tahan, jika dia tidak terus bertindak ara tidak akan pernah membalas pesan itu.
Chika melompat dari kasurnya mengambil hoodie polos berwarna putih dan dengan segera memakainya.
Karna ia tidak mungkin keluar dengan wajah bantalnya ini, chika memutuskan untuk mengambil masker dan mengenakannya.
Selesai dengan urusannya chika segera membuka pintu kamar dan turun dari tangga dengan bergegas.
"BANG KELVIN!"
"BANG!"
"BANG KELVIN!"
Selama menuruni tangga chika terus-menerus memanggil nama kelvin, berharap sang empu segera muncul dihadapannya.
"Kenapa sih dek? Gausah lari-lari bisa?"
Benar saja, tak lama dari teriak chika yang bak menggunakan toa itu terdengar, kelvin dengan wajah muaknya datang dari arah ruang keluarga.
Melihat sang abang itu sudah ada chika berjalan dengan cepat menghampirinya.
"Bang! Bang! Lo anterin gw ke apart ara ya ya??"
Chika dengan tergesa-gesa meminta kelvin untuk mengantarkannya ke apartemen milik ara.
"Hah? Ngapain? Biasanya juga lo dijemput sama dia. Gak gak, males gw."
Kelvin menolak permintaan chika itu, dia sangat malas harus pergi keluar hanya untuk mengantarkan perempuan jamet satu ini.
"Bang ayolah! Anterin gw pliss pliss"
Chika memohon kepada kelvin dengan mengeluarkan jurus puppy eyes nya.
"Dapet apa gw kalo nganterin lo?"
Melihat adiknya yang terus memohon kelvin jadi sedikit luluh.
"Siang ini lo bisa makan siang sepuas lo, biar nanti gw yang bayar. Deal?"
"Oke, deal!"
Keduanya saling berjabatan tangan tanda setuju dengan kesepakatan yang mereka buat.
"Lo duluan aja ke mobil, gw ambil kuncinya bentar"
Mendengar penuturan dari kelvin, chika tanpa membalas sedikitpun langsung pergi dengan cepat keluar dari rumah.
★★★
Saat ini keduanya telah sampai di depan gedung apartemen milik ara.
"Lo tunggu sini ya bang, ntar kalo urusan gw udah selesai kita pergi ketempat makan siang yang lo mau"
KAMU SEDANG MEMBACA
About us
Fanfiction"jika akhirnya tetap aku yang harus pergi, lantas untuk apa kamu membawa ku sejauh ini?" ~ A "aku tidak bisa memaksa, semuanya berjalan sebagaimana takdir seharusnya." ~ C