ten

387 54 5
                                    

Waktu sudah berganti pagi, matahari perlahan terbit dari timur siap menggantikan bulan untuk menyinari dunia ini.

Ara sebenarnya sudah bangun sejak subuh tadi, namun dia memilih untuk bermalas-malasan sambil menunggu pagi tiba.

Dan sekarang pagi yang ia tunggu sudah tiba jam sudah menunjukkan pukul 07.00 ara beranjak dari sofa yang ia tempati sejak tadi.

Ia berjalan kearah salah satu pintu bilik kamar berwarna coklat yang tertutup dengan sangat rapat.

Dia memegangi handle pintu itu dan mendorongnya kearah bawa, berusaha untuk membuka pintu itu.

Namun saat ia dorong ternyata pintu tersebut terkunci dari dalam, dia melepaskan pegangannya itu dan mulai memukul pintu itu.

"WOI! BANGUN!"

"AZORA BANGUN TAI!"

Ara berteriak sambil terus menggedor-gedor pintu tersebut dengan kuat, seperti orang yang sedang ingin menggerebek sesuatu.

Berkali-kali ia berteriak namun tak kunjung memiliki jawaban sedikitpun.

"BANGUN ATAU GW DOBRAK NI PINTU!"

Gadis yang sejak tadi berada di dalam kamar itu yang sudah berusaha menutup telinganya dengan berbagai macam barang yang ada disana namun tak ada bedanya.

Ia membuka selimut yang membungkus tubuhnya itu dengan kasar dan berjalan kearah pintu yang masih saja di gedor dengan kencang itu sambil menghentakkan kakinya.

Dia membuka kunci pintu itu dan mendorong handle tangannya kebawah membuat pintu itu menjadi terbuka.

Dia hanya membuka sedikit dari pintu, lebih tepatnya hanya membiarkan kepalanya saja yang terlihat.

"Apa?!"

Dia bertanya kepada seseorang yang berada di depan sana dengan sangat tidak santai.

"Bangun kebo, kata lo mau interview kerja di kantor bokap pacar lo itu"

Zora terdiam, ia hampir lupa tentang interview kerja ini.

Memang benar saat ara dan zora berdebat soal pekerjaan tadi malam, adel memberikan saran agar zora mendaftarkan diri di kantor milik ayahnya saja yang kebetulan memang sedang mencari pegawai.

"Jam berapa sekarang?"

"9"

Mendengar jawaban ara mata zora yang sejak tadi mengantuk langsung melotot begitu saja.

"Lo kenapa baru bangunin gw tai!"

Zora berteriak kearah ara lalu membanting pintu itu dengan kerasa dan dengan cepat berlari mengambil handuk.

Setelahnya berlari keluar dari kamar menuju kamar mandi untuk pergi mandi.

Ara yang melihat itu hanya tersenyum jahil, sebenarnya jam belum menunjukkan pukul 09.00 namun ia ingin menjahili adiknya itu.

Dia berjalan dengan santai pergi kearah dapur untuk menyiapkan sarapan pagi mereka.

★★★

Kini keduanya sudah berada di meja makan, dengan duduk saling berhadapan.

Namun sejak tadi zora hanya menatap ara dengan sinis setiap kali ara memberikannya pertanyaan.

"Sinis bener, masih pagi dosa lo sinisin gw begitu, gimanapun gw tetep kakak kandung lo."

Ara kembali berusaha mengajak zora untuk mengobrol dengan dirinya, sepertinya zora merajuk dengannya.

About usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang