five

388 65 1
                                    

5 tahun kemudian...

Hari ini adalah hari terakhir ara berada di kota kelahirannya ini, garut.

Tak terasa sudah lima tahun lamanya dia menetap di kota kelahirannya ini bersama dengan keluarganya.

Dan tentu sudah lima tahun juga lamanya dia terus berusaha menyembuhkan luka hati yang dia dapatkan.

Rasanya luka itu sudah sembuh sejak lama, namun rasa cinta itu nampak enggan untuk hilang.

Ntahlah rasa rindu terus muncul dihati ara, namun selama ini dia berusaha memendam dan tidak memperdulikan dengan harapan agar rasa itu dapat hilang dengan sendirinya, ternyata rasa itu terus menetap hingga sekarang.

Besok pagi adalah jam keberangkatan ara kembali ke kota Jakarta.

Beberapa hari yang lalu hugo memberikannya pesan bahwa dia akan melangsungkan pernikahan dengan gadis yang ia cintai.

Di pesan itu Hugo menulis bahwa dia sangat berharap kepada ara agar gadis itu dapat menghadiri acara sakral yang akan ia langsungkan itu.

Tentunya sudah bukan dengan status gadis yang hugo cinta, namun hanya sebatas teman dekat.

Selama lima tahun ini ara dan hugo tidak pernah putus komunikasi, namun komunikasi yang terjalin itu hanya sebatas pembahasan tentang restoran yang sedang hugo kelola dengan ara sebagai pemiliknya.

Ara dengan senang hati membalas pesan Hugo tersebut dan menuliskan bahwa dia akan datang diacara penting laki-laki itu.

Ara berfikir dengan adanya acara ini bisa menjadi alasan untuk dia kembali ke Jakarta, dia tidak bisa terus-terusan menghindar seperti ini.

Karna masih ada banyak hal yang harus ara lakukan dimasa mudanya ini, bahkan ia juga masih harus mengurusi restoran miliknya itu.

Dia tidak bisa terus-menerus menghindari rasa sakit, karna terkadang rasa sakit itulah yang nanti akan membawanya kepada keberhasilan. Jadi dia harus bisa melawan semuanya.

Sejak tadi pagi sampai dengan sore hari ini dia sudah mengajak ketiga anggota keluarganya itu untuk berlibur bersama.

Banyak tempat yang mereka kunjungi hari ini, ara senang karna dihari terakhirnya di garut dia bisa merasakan kebahagiaan.

Sebenarnya ara masih belum siap untuk kembali ke kota penuh kenangan itu, tapi mau bagaimana pun itu harus tetap ara lakukan.

★★★

Saat ini ara duduk di balkon kamarnya itu dengan di temani segelas kopi hangat yang tadi ia buat.

Ara baru saja menyelesaikan aktivitas berkemasnya, sebenarnya tidak terlalu banyak yang akan ia bawa oleh karena itu tidak perlu waktu lama untuk dia berkemas.

Ara sejak tadi hanya duduk diam sambil menatap langit malam yang berisi bulan bintang itu, malam ini langit cukup terang tidak segelap biasanya.

Ara menatap langit itu sambil membayangkan wajah bahagia chika, sebut saja dia gila. Karna memang iya.

Dia sangat rindu dengan mantan sahabatnya itu, ah ralat... Semestanya.

Dia sangat rindu dengan semestanya itu, setiap malam dia terus memikirkan kabar semestanya.

Apakah dia baik? Apakah laki-laki itu berhasil membahagiakannya? Apa lelaki itu bisa membahagiakan chika seperti ara membahagiakannya? Apakah apakah dan apakah.

About usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang