Minggu pagi ini ara bangun dengan tidak ada semangat sedikitpun.
Setelah kejadian semalam rasanya sudah tidak ada semangat sedikitpun untuk dia menjalani harinya.
Semestanya yang bahkan tidak pernah bisa dia miliki sudah menjadi milik orang lain.
Sakit rasanya, namun jika dengan itu cara sang semesta menuliskan takdir antara ia dan chika, ara akan belajar untuk menerima semuanya.
Sebenarnya pagi ini ara tidak ada niat sedikitpun untuk keluar dari kamar apartemennya, namun karna sudah terlanjur memiliki janji dengan Hugo, teman dekatnya yang memiliki kamar apartemen tepat disampingnya itu jadilah dia sekarang sedang bersiap untuk pergi.
Sebenarnya keduanya hanya akan pergi joging pagi saja di gedung GBK, ini memang sudah menjadi aktivitas keduanya saat sedang weekend.
Benda pipih milik ara yang terletak diatas meja bergetar pelan, menandakan adanya pesan masuk disana.
Ara menggambil benda itu, rupanya yang mengirimkan pesan adalah hugo. Lelaki itu mengatakan bahwa dia sudah menunggu ara dibawah lebih tepatnya di depan gedung apartemen mereka.
Setelah membaca pesan itu ara mematikan handphonenya dia dengan segera menggunakan sepatu miliknya dan segera pergi dari sana.
★★★
Sekitar 30 menit keduanya telah selesai melakukan joging pagi, saat ini keduanya sedang berjalan untuk mencari makan yang sekiranya bisa mengisi perut kosong mereka.
"Kamu sama chika gimana ra? Udah ada kejelasan?"
Saat sedang berjalan hugo dengan tiba-tiba saja membuka topik bicara untuk keduanya.
Mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut teman lelakinya itu ara menolehkan kepalanya sebentar lalu kembali menatap kedepan.
"Udah kok"
Ara menjawab singkat saja dari pertanyaan yang di berikan oleh temannya itu.
"Beneran? Udah resmi dong kalian?"
Meski ada sedikit rasa sakit dihatinya hugo tetap menjawab pertanyaan ara.
"Iya kita udah resmi, resmi ditolak."
Mendengar jawab ara, membuat hugo sedikit tersentak kaget. Dia menolehkan kepalanya menatap gadis yang ada disampingnya itu.
"Maksud kamu?"
"Chika udah punya pacar."
Hugo semakin dibuat kaget dengan jawaban dari ara. Sejak kapan? Mengapa gadis pujaannya ini tidak pernah cerita sedikitpun.
"Loh iya? Sejak kapan ra? Kok kamu gaada cerita?"
"Udah 3 tahun katanya. Gimana mau cerita, gw aja baru tau semalem, go."
"Wow udah lama dong ya, gapapa sabar ya ra. Lupain aja dianya ya."
Mendengar kalimat semangat dari mulut lelaki disampingnya ini yang sudah jelas memiliki perasaan padanya itu, ara tersenyum sebentar.
"Emh go... Maaf ya sebelumnya, lo masih ada perasaan sama gw?"
Hugo yang semula menunjukkan wajah datarnya kini tersenyum tulus kearah ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
About us
Fanfiction"jika akhirnya tetap aku yang harus pergi, lantas untuk apa kamu membawa ku sejauh ini?" ~ A "aku tidak bisa memaksa, semuanya berjalan sebagaimana takdir seharusnya." ~ C