30 menit sudah Nala menunggu kabar di depan ruangan Graha, 3 menit juga dokter Dewangga dan para suster memasuki ruangan, namun belum ada kabar sampai sekarang.Nala hanya terdiam dengan pikiran yang kalut, entah mengapa untuk saat ini, ia merasa takut, khawatir, senang, entahlah. Semuanya benar-benar campur aduk.
Atensi Nala bergulir beralih pada pintu ruangan yang terbuka, menampilkan sekarang suster dengan tangan yang sedikit membuka maskernya, bersiap ingin bicara.
"Apakah ada ibunda dari pasien?"
"Ah, Tante Tasia gaada sus." Jawab Nala cepat yang kemudian mendatangkan raut kebingungan dari sang suster.
"Adek siapanya pasien?" Tanya suster itu kembali.
Habislah.
Nala juga tidak tahu harus menyebut dirinya sebagai apanya Graha.
"Eum, saya Nala kerabatnya sus."
Ya, mungkin kata kerabat akan lebih save untuk digunakan saat ini. Mengingat mereka juga tidak ada hubungan apapun.
Atau lebih tepatnya, belum terjalin.
"Waduh, pasien sedari tadi memanggil-manggil ibundanya, sayang sekali beliau tidak ada di sini. Sebentar ya dek." Ujar suster tersebut, kembali menaikkan maskernya dan kembali memasuki ruangan.
Dengan cepat Nala mengeluarkan telponnya, menelpon bundanya agar cepat datang. Sungguh Nala bingung harus melakukan hal apa sekarang.
"Iya iya, bunda sama ayah udah on the way ini, 10 menit sampai. Tunggu sebentar sayang, kalau kamu disuruh masuk ke ruangannya, masuk aja dulu hm? Gapapa."
Panggilan terputus.
Pikiran gadis itu sudah merayau entah kemana, hingga pintu ruangan kembali terbuka menampilkan suster yang sama. "De, kamu bisa masuk aja, pasien ingin bertemu."
Sempat mematung, kemudian Nala mengangguk pelan, mencoba meyakinkan hatinya dan mengumpulkan keberanian untuk setelahnya memasuki ruangan tersebut.
Lo cuma perlu diem di dalem, gausah banyak tingkah please la. Gumamnya membatin.
***
Sesampainya di dalam ruangan, dapat Nala lihat dokter dan suster yang tengah mencopoti beberapa alat dari tubuh yang terbaring itu.
"Kondisi pasien sudah sangat membaik dari sebelumnya. Bahkan saya tidak menyangka kalau ternyata pasien bisa menunjukan kemajuan yang sangat drastis pasca koma. Gerak halus tubuhnya bahkan terbilang cukup normal, memang masih lemah, tapi saya rasa dalam beberapa hari akan dapat membaik." Jelas dewangga yang hanya di angguki oleh Nala yang masih berusaha memahami perkataan sang dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
NALA GRAHA
Teen FictionNala adalah bibit api, sementara itu Graha selalu menjadi mata air sejuk. Amarah Nala, selalu dapat Graha redam. Mudah bagi Graha, karena ia sang peredam handal.