Jatuh Cinta?

945 132 12
                                    

Setelah mengatakan hal itu, Ni-ki menarik tangan Sunoo, mengabaikan semua tatapan mata hingga mereka sampai ke dalam mobil. Di dalam mobil, Sunoo ditempatkan pada kursi penumpang bersama dengan Ni-ki sementara Jungwon yang menyetir

Di dalam mobil yang penuh sesak karena aroma feromon itu, Sunoo hanya bisa diam, dia sedikit gemetar karena tidak pernah merasa takut seperti ini. Ingin menantang, tapi apa daya? instingnya seperti mengambil ahli, Sunoo hanya bisa berdiam sambil menunduk.

Tidak, ada satu katapun yang keluar dalam perjalanan menuju ke rumah pack. Setelah sampai, Riki turun terlebih dahulu dan menarik tangan Sunoo untuk ikut masuk ke rumah bukan dibawa ke ruang tamu melainkan dibawa masuk ke dalam kamarnya.

Jungwon yang melihat itu panik, dia berusaha menghentikan Ni-ki tapi seperti sia-sia ketika Jungwon akan mendekat Ni-ki menggeram rendah seperti setengah mengancam untuk jangan macam-macam.

"Riki, sadar atau aku akan menelpon yang lain untuk membuatmu sadar"

Tanpa mengindahkan Jungwon, dia naik dan pergi ke kamarnya setelah itu menutup dan mengunci pintu dengan kencang

Melihat itu, Jungwon tanpa pikir panjang langsung menelpon yang lain

"Kak Jay tolong pulang, sepertinya Riki lepas kendali"

"tunggu aku 15 menit lagi"

Mematikan telepon, Jay yang sedang berada di kantor buru-buru pulang. Dia hanya ingin sampai dengan cepat ke rumah dan melihat keadaan pasangannya.

Sementara itu, Sunoo sekarang sudah berada di kamar yang termuda. Saat pintu ditutup dan dikunci, dia dikukung oleh dua tangan kekar, bingung dia hanya bisa diam dan menunduk

"William, kenapa?"

"hm? oh! tadi bajuku terkena tumpahan soda, aku lepas karena lengket dan berwarna. Aku ingin meminjam baju kepadamu atau Jungwon"

Ni-ki hanya diam, dia membelai pipi sang sekretaris dengan lembut terlalu lembut hingga Sunoo terhanyut ke dalam belaian itu. Sebelum akhirnya, tangan yang tadi membelainya berubah menjadi menyentuh lehernya seutuhnya terlihat seperti ingin mencekik tapi tidak ada rasa sakit yang Sunoo rasakan

"Kak Liam, tolong jangan seperti itu lagi"

"Kenapa?"

"Kamu tidak akan paham"

"Buat aku paham"

"Tidak sekarang, tidak saat aku kalut begini kak"

Sunoo bingung tapi dia mengangguk, tidak ingin terlalu banyak bertanya. Riki akhirnya melepaskan kukungannya dan membawa dia ke arah kasur. Setelahnya, Riki pergi ke sudut ruangan terlihat sibuk mencari sesuatu.

Sunoo melamun pikirannya masih sibuk dengan apa yang dimaksud oleh Riki, dia tidak mengerti. Lamunanya buyar saat Ni-ki melempar sesuatu ke arahnya, ternyata sebuah polo shirt polos.

"Pake bajunya cepet, ga enakkan pake baju lengket"

"terimakasih Ni-ki"

Tanpa harus disuruh kedua kali, Sunoo langsung melepaskan baju yang dikenakan tadi dan mengambil baju yang diberikan oleh Ni-ki untuk dia kenakan. Melihat William yang langsung mengganti baju di depannya membuat Ni-ki sedikit salah tingkah

Dia berbalik dan dalam hati bergumam sebal, kenapa sekretaris pacarnya itu dengan mudah memperlihatkan tubuhnya di depan orang lain.

Sunoo sekarang sedikit salah tingkah, sebab dia tidak pernah mengunakkan baju milik orang lain terlebih ini adalah alpha, wangi Riki sekarang rasanya seperti memeluknya dengan erat. Dia malu, lebih malu karena sekarang dia benar-benar ingin dipeluk langsung dengan Riki.

Mereka berdua diam setelahnya, hanya bisa saling memandang tanpa ada kata yang keluar. Anehnya, keheningan ini menenangkan dan tidak asing. Saat, Ni-ki memutuskan untuk ikut duduk di atas kasur, Sunoo rasa dia sudah benar-benar gila.

Entah dorongan dari mana, Sunoo berani untuk mendekatkan dirinya ke Ni-ki. Wajah mereka sudah berdekatan, bibir yang hampir bertemu tapi semuanya gagal karena sebuah ketukan lembut dari pintu kamar yang muda

"Riki, everything's good?"

Tersentak kaget, keduanya buru-buru menarik diri lalu Ni-ki membuka pintu kamarnya. Wajahnya sangat terlihat kalau dia merasa terganggu

"Baik kak, sebelum kamu datang dan mengacaukan hal yang sangat baik"

"Well sorry, Jungwon bilang kamu terlihat marah tadi dan bau feromon di rumah ini pekat sekali. Aku hanya khawatir"

Mengerti bahwa Jay hanya khawatir, Ni-ki merilekskan badannya dan membuka pintu kamar lebih lebar. Jay bisa melihat William ada di sana sedang duduk di kasur milik alpha pack termuda dari Enhypen

"Sekretaris kecil kita ini, berkeliaran tanpa menggunakan atasan sama sekali saat ada di lokasi pemotretan. Untungnya, Jungwon menemukannya dengan tepat waktu"

"Aku tidak mempermasalahkan kamu bereaksi seperti ini Riki, karena bila yang melihat itu aku pasti reaksinya akan sama atau mungkin lebih"

"Aku tidak masalah kalau kak William ingin membuka bajunya, tapi jangan di depan orang lain. Di sini saja sudah cukup"

Sunoo yang mendengar percakapan ini hanya bisa memerah, mereka membicarakan dia seolah-olah dia tidak ada di sana untuk ikut mendengarkan apa yang sedang dibicarakan.

"Sekarang turun dulu, Jungwon benar-benar khawatir dengan kalian berdua. Minta maaf dengannya dan William, jangan tiba-tiba seperti itu lagi. Aku tau Riki, alpha dalam dirimu belum se stabil itu tapi jangan membuat orang lain takut dan khawatir"

"baik, maaf kak"

"Sudah sana minta maaf dengan William dulu"

Tanpa menutup pintu kamar, Ni-ki berjalan menuju tempat tidurnya

"Kak William, aku minta maaf"

"Tidak apa-apa Riki"

"Sudah, sekarang kalian berdua turun. Sebentar lagi semuanya akan pulang nanti kita makan di luar saja"

Mereka bertiga berakhir turun dan bersiap untuk pergi, saat bertemu dengan Jungwon dia terlihat sekali masih khawatir, Sunoo yang melihat itu berinisiatif untuk mendekat

"Tidak apa-apa Jungwon, semuanya sudah terkendali. Terimakasih sudah menelpon Jay"

Jungwon yang mendengar itu tersenyum senang, lalu dengan cepat memeluk Sunoo.

"Maaf kak, sebentar saja dulu"

Sunoo tidak banyak bicara, dia hanya mengelus punggung Jungwon. Sedikit paham, mungkin dia juga merasa kesal dan marah Sunoo bertelanjang dada tapi tidak bisa dia ungkapkan karena tidak mau memberikan contoh yang buruk kepada Ni-ki

"Sudah, ayo bersiap. Kak Jay mengajak kita untuk makan malam di luar"

Dengan tidak rela, Jungwon melepaskan pelukan mereka dan mulai bersiap seperti apa yang diperintahkan. Sunoo saat ini sudah kembali ke kamarnya, kalau boleh jujur dia tidak ingin mengganti baju ke yang lain karena ini masih baru tapi yang lebih penting karena ini baju Ni-ki

Jadi, dia berusaha mencari kemeja yang besar untuk melapisinya. Untungnya, ada beberapa ditambah dengan celana jeans dia sudah siap untuk pergi. Kalau dipikirkan mungkin ini akan menjadi pertama kalinya pack melihat dia pergi dengan baju santai.

Selama ini, dia mengikuti mereka dengan baju kerjanya atau mereka hanya melihatnya dengan baju tidur yang bisa dihitung jari sekali. Karena bila sudah saatnya tidur, dia jarang untuk keluar dari kamar tempatnya menumpang di sana.

Sunoo tidak sabar!

TBC

Halo! akhirnya setelah satu abad aku upload lagi ><

maaf yah guys, banyak sekali permasalahan kemarin dan aku writer block pas mau lanjutin ini cerita. Maaf kalau aga kaku yah chapter ini, aku usahakan untuk double update minggu ini! Terimakasih sudah menunggu dengan sabar semuanya!!




Fate | Sunoo CentricTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang