Terbangun dari tidurnya, hal pertama yang Sunoo sadari adalah hilangnya enam anggota pack Enhypen yang tadi ada bersamanya. Mungkin mereka semua sudah sibuk dengan urusannya masing-masing mengingat jarum jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi.
Terbiasa dengan adanya pack Enhypen membuat Sunoo merasa kesepian ketika mereka pergi. Padahal dulu ia terbiasa untuk bangun sendirian di rumah sakit, pun ketika dia terluka parah pada bagian perut akibat tertembak teroris ketika menjalankan misi dan harus segera menjalankan operasi. Dia bisa bangun sendirian di rumah sakit dan tidak pernah merasa kesepian seperti ini.
"Aku ingin pulang, berada di sini lama-lama membuatku gila"
Tiba-tiba saja ada suara yang menyahut dari luar ruangan, disambung dengan pintu kamar yang dibuka dari luar
"Ayo kita pulang, kak"
"Ni-ki? Kenapa ada di sini?"
Sunoo mengerutkan keningnya, bingung total kenapa yang termuda masih ada di sini bersamanya.
"Aku memang ada di sini sejak tadi kak, hanya saja tadi pergi sebentar ke kantin untuk sarapan"
Mendengar itu, Sunoo rasanya senang sekali entah mengapa dia jadi merasa diperhatikan
"Aku kira kalian semua sudah pergi dari rumah sakit, karena memiliki tugas yang lain"
"Tidak mungkin kak, aku dan yang lain sepakat untuk menjagamu bergantian. Karena pagi ini aku tidak mempunyai pekerjaan, jadi saat ini yang menemanimu adalah aku"
"Oh oke. Apakah aku sudah boleh pulang? Di sini membosankan riki"
"Eh?"
Sunoo POV
Ni-ki seperti terkejut dan kaget, apakah aku mengucapkan hal yang salah? Aku makin takut ketika dia mulai berjalan perlahan menuju tempat tidur rumah sakit ini, dia berdiri tepat di depanku sambil menangkup wajahku dengan kedua tangannya.
Jika ini orang lain, pasti sudah aku tendang atau aku bisa mengelak dengan cepat tapi karena ini salah satu dari anggota pack sialan yang membuat jantungku sakit karena berdetak terlalu cepat. Aku hanya bisa diam tak berkutik.
"Kak, panggil aku lagi"
dia berkata dengan nada lirih dan pelan, sepertinya hanya ingin aku dan dirinya yang mendengar ini.
"Riki? um riki"
Kilatan matanya berubah menjadi cokelat, lalu kembali menjadi normal seperti biasanya. Tidak mungkin kan? Apa rutnya sudah dekat yah?
Pandangan kami terputus ketika mendengar pintu terbuka, disusul suara deheman keras. Aku melihat di sana Jungwon sudah berdiri rapih sambil menyandarkan tubuhnya di pintu dekat tembok
"Apa aku menganggu?"
Dia bertanya dengan senyum yang terlihat menyebalkan bagiku, bisa kulihat Riki yang memutar matanya sambil mendengus keras
"Halo jungwon! kamu tidak menganggu. Apa aku sudah boleh pulang?"
Jungwon yang mendengar itu hanya tersenyum dan mendekati bangsal tempatku berbaring, setelahnya dia mengangkat tangannya dan mengusap rambutku pelan
"Sudah boleh pulang kak sekarang, mau pergi sekarang?"
Aku terdiam, selama 26 tahun hidup belum pernah ada satupun orang yang sekurang ajar mereka berdua. Yang satu dengan lancang mengusap rambutku, sedangkan satu lagi menangkup wajahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate | Sunoo Centric
FanfictionSunoo seorang omega juga agent rahasia yang harus menyamar menjadi sekretaris sebuah perusahaan ternama demi menjalankan misi rahasianya. Menghancurkan Dark Moon Corp. Tapi, bagaimana jadinya kalau ia yang seorang omega bertemu dengan fated pairny...