Haechan menyandarkan punggungnya di kursi penumpang mobil miliknya, di depan sana ada papa dan mamanya sedang bercanda gurau sembari fokus menyetir mobil.
hari ini memang ia tak terlalu bersemangat karena hari ini mereka akan tinggal di sebuah desa, mungkin 15 yang lalu mereka ke sana haechan bahkan tidak ingat bagaimana desa itu? karena memang ia masih sangat kecil waktu itu.
“ayolah haechan, kenapa murung begitu?”
haechan melirik malas mamanya, “disana ada signal ga ma? ada toko baju ga? ada mall ga?”
“ini desa haechan! mana ada mall? sudah tenang aja, om Gio dan bi Gina punya anak cowok juga kamu pasti senang disana ga sendirian!”
Gio dan Gina adalah orang tua mahen, tapi haechan tak ingat sama sekali wajah anak om dan bibinya itu karena ia memang masih kecil.
“papa mau kasih tau ke kamu, nanti kalo udah sampai jangan gunain bahasa kota! gunakan bahasa formal seperti aku'kamu. nanti kamu di bilang ga sopan”
“iya pa”
—°°—
“mahen, kamu mau ke sekolah?”
Mahen menoleh ke arah pintu kamar dimana ibunya baru saja keluar, sedangkan ia fokus memasang sepatu.
“iya, kenapa bu?”
“sebentar lagi om joni dan bi cia akan sampai, masa kamu ga mau nyambut kedatangan mereka? ga usah ngajar aja hari ini”
“ga bisa bu, hari ini ujian jadi mahen ditugaskan jaga rungan.”
Gina menaruh beberapa makanan di meja ruang tamu itu, ia duduk di samping mahen yang tengah fokus memasukkan laptopnya kedalam tas.
“ga bis izin?”
“ga bisa, tapi setelah jaga ruangan mahen izin pulang ga lama kok”
“yaudah, langsung pulang ya” mahen mengangguk cepat sebelum berdiri dan bersalaman dengan sang ibu.
Mahen 27 tahun bekerja sebagai guru SMA di desa, di bilang desa banget enggak. karena jalan desa cukup bagus, sekolah sd sampai sma ada cuma kuliah harus ke kota.
Gio dan Gina kini menyiapkan banyak makanan dan minuman setelah di kabarkan oleh joni kalo mereka akan sampai 20 menit lagi. rumah mahen memang tidak besar, tapi cukup memiliki 3 kamar satu kamar mahen satu kamar orang tua mahen dan satu kamar tamu di belakang.
setelah 20menit akhirnya sebuah mobil sampai di depan rumah mahen, joni dan cia keluar dari mobil di sambut baik oleh gio dan gina. sedangkan haechan masih di dalam mobil matanya menatap rumah di depannya itu kemudian dengan terpaksa ia turun dari mobil.
“ya ampun cia! aku kangen banget sama kamu” ucap gina sembari memeluk cia
“aku juga, udah 15 tahun ga nginjakin kaki di desa” sahut cia
“wah joni! badan mu makin besar aja” gio menepuk nepuk pundak gio
joni terkekeh kemudian menjabat tangan gio, “aku rasanya malu mau nginep di rumahmu gio, setelah 15 tahun ga ke desa”
“ah kamu! kayak sama siapa aja”
Haechan tersenyum kecil melihat kedua orang tuanya begitu dekat dengan om gio dan bibi gina, ia jadi kepikiran kenapa mereka sangat sedekat ini? apa ada hubungan keluarga?
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS MAHEN
FanfictionOrang tua Haechan dan Mahen berteman baik, bagaimana jadinya jika keluarga haechan tinggal di rumah keluarga Mahen di desa karena suatu bisnis? dan bagaimana adaptasi haechan yang bertolak belakang dengan mahen? HAECHAN MARK (MAHEN) WARNING!!