Chapter 7

902 70 1
                                    

“Siang mas doy”

“eh, Mahen?”

Haechan menatap Mahen yang baru saja sampai dan berjabat tangan dengan doyoung, ia yakin mereka saling mengenal.

“sudah pulang dari ngajar?” tanya doyoung

“sudah mas, mas sendiri masih jam kerja atau istirahat?” Mahen balik bertanya

“masih jam istirahat ini, oh ya. ini anak temen ayah kamu ya?” tanya doyoung sembari melirik Haechan

Mahen mengangguk pelan dan tersenyum, “iya mas, baru beberapa hari datang dari kota”

“Mas kenapa kesini?!” celetuk Haechan

Mahen menatap haechan sembari menautkan kedua alisnya, “disuruh ayah jemput kamu, sudah sore emang kamu mau pulang malem?”

Haechan hanya berdecak pelan, ia masih teringat soal pagi tadi yang membuatnya sedikit kesal jika melihat Mahen.

“yasudah saya mau balik kerja, sekali lagi maaf ya haechan..”

“ah, iya mas doy. eum ini balikin jaketnya gimana?”

“nanti saya ke rumah Mahen”

“maaf banget ya mas”

“gapapa”

Setelah itu doyoung masuk kedalam kantor, Mahen menatap Haechan yang sedang menatap kepergian doyoung dengan tersenyum.

“mikirin apa kamu?”

“apaa?”

“mas doy udah punya calon” ucap Mahen cepat

Haechan mendesah kecewa padahal doyoung sangat ramah hampir seperti tipe idealnya, karena yang sempurna tipe idel haechan itu Mahen wkwk. tapi haechan tidak mau sama Mahen karena orang itu menyebalkan dan sepertinya Mahen menyukai ningning.

Kini keduanya duduk di atas motor yang melaju pelan melewati jalan yang sedikit sepi, tak ada yang bersuara karena memang tak ada yang perlu di bicarakan.

“padahal mas doyoung baik banget orangnya, ramah, lembut tipe ideal aku banget tau!”

“kenapa ga aku aja? ga ada calon kok”

dalam pikiran Haechan itu hanya iseng, padahal Mahen serius mengatakan hal itu. Haechan memutar bola matanya malas.

“ga ah! mas aja ga suka nasi goreng buatan ku, mas kan cuma suka masakan ningning itu! lagipula mas itu calon mantu pak kades”

Mahen terkekeh pelan mendengar celotehan haechan, dapat ia lihat dari kaca spion bibir plum merah muda itu memonyong setiap kali haechan berbicara apalagi saat sedang kesal.

“Mas”

“hm?”

“mas kenapa senyum senyum? aku liat loh dari spion!” ucap haechan sedikit mendekat tepat di leher Mahen.

“memangnya ga boleh senyum?”

BOLEH! tapi kan haechan salting mas! rasanya haechan ingin mengatakan hal itu tapi ia lebih memilih memalingkan wajahnya ke samping untuk menghilangkan blush di pipinya.

“Mas..”

“hm?”

“Mas kenapa ga kerja di kota? secara background pendidikan mas bagus, kalo kerja di kota pasti cepat dapet jodoh loh.. mas bilang kan belum ketemu yang cocok, yaiyalah kan di desa terus mana ketemu yang cocok. coba deh ke kota gaji lumayan gede plus dapet jodoh”

Mahen terkekeh pelan, matanya melirik spion dimana wajah haechan seolah menunggu jawaban darinya.

“iya mas udah kepikiran kok mau ke kota tapi nanti, lagipula udah ketemu kok yang cocok sama mas”

MAS MAHENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang