Chapter 3

986 80 0
                                    

Suara pintu terbuka membuat orang orang yang ada di ruang tamu sedang menikmati makan itu menoleh menatap Haechan yang baru saja keluar dari kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara pintu terbuka membuat orang orang yang ada di ruang tamu sedang menikmati makan itu menoleh menatap Haechan yang baru saja keluar dari kamar.

“uhuk!” Joni batuk saat melihat pakaian yang dikenakan haechan.

buru buru cia menghampiri haechan kemudian mengajaknya masuk kembali kedalam kamar, joni menatap gina dan gio bergantian sembari tersenyum kaku.

“maafkan anakku, dia lupa pasti kalo lagi di desa”

gio terkekeh pelan, “gapapa namanya juga anak kota, jon”

Mahen juga awalnya terkejut tapi ia langsung menetralkan wajahnya kembali menyantap makanan karena memang ia biasa saja melihat kelakuan orang kota.

“kenapa sih ma?”

“kenapa kenapa! liat ga celana kamu itu?! hampir ga keliatan kalo kamu pake celana tau! ganti haechan jangan malu maluin mama deh, ini bukan di kota malu sama orang tua Mahen”

“Mas Mahen juga pake celana pendek kok!”

“tapi beda! liat celana kamu sama ga kayak Mahen? udah sana ganti”

haechan menghela nafas pelan, “mama kan tau haechan ga bisa tidur kalo pake celana panjang? panas ma!”

“yaudah setidaknya untuk makan malam pake celana panjang” ucap cia

“yaudah iya”

Cia berjalan keluar kemudian kembali duduk di samping joni dengan senyum canggung, “maaf ya, haechan itu ga bisa tidur kalo pake celana panjang dia juga lupa kalo di desa”

“gapapa ciaa, kita juga dulu kek gitu kok” sahut gina

Setelah mengganti celana akhirnya haechan bergabung makan malam, ia duduk di samping cia menatap canggung kedua orang tua Mahen, sedangkan Mahen nampak biasa saja.

“maaf bu om” ucap haechan

“udah ayo makan nak haechan” ucap gina

Mereka menikmati makan malam dengan canda gurau beda dengan haechan dan Mahen nampak acuh saja layaknya seperti orang asing.

“nak Mahen besok kamu ngajar, ga?” tanya joni menatap Mahen

“engga om, besok ga ada jadwal ngajar paling bantuin ayah ke balai desa” jawab Mahen

“ga usah mahen, ayah kesana sama om joni. kamu ajak haechan keliling desa aja sekalian kenalin sama temen temen kamu, kasihan haechan nanti sumpek di rumah mulu” ucap gio pada Mahen

Mahen melirik haechan sebentar kemudian menatap ayahnya kembali, “jalan kaki?”

“ya pake motor lah, ayah sama om joni pergi pakai mobil ke balai” ucap gio

“oh yaudah”

Haechan menggigit bibir bawahnya membayangkan bagaimana canggungnya mereka besok harus berdua jalan jalan keliling desa, tapi tak apa dari pada di rumah benar kata ayah Mahen ia pasti bosan di rumah.

MAS MAHENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang