Chapter 5

925 70 2
                                    

Hari sudah menjelang malam, setelah selesai makan malam orang rumah Mahen kini sibuk berkumpul di ruang tengah bergurau antara bapak bapak dan ibu ibu. sedangkan haechan ada di dalam kamar anak itu sibuk mengerjakan skripsinya.

“selamat malam, pak gio”

seseorang yang sangat di kenal di desa ini yaitu pak kades mendatangi rumah Mahen dengan anak perempuannya Ningning. semua orang yang ada di ruang tamu menyambut baik kedatangan pak kades.

“malam pak Arthur, silakan masuk”

Arthur kepala desa itu duduk di dekat gio berhadapan dengan joni dan Mahen di depan sana, sedangkan Ningning duduk di samping Gina dan Cia.

“maaf baru bisa bertamu hari ini, gio. soalnya banyak urusan” ucap pak kades

“iyaa gapapa pak maklum kepala desa. oh iya, perkenalkan pak ini teman seperjuangan saya Seo joni dan itu istrinya Cia, mereka sampai di desa beberapa hari yang lalu.” ucap gio memperkenalkan joni dan cia

mereka saling berjabat tangan dengan senyuman ramah, kemarin kedatangan joni dan cia hanya melapor pada RT karena kepala desa sedang dinas jadi malam ini pak kades sendiri yang menghampiri.

“oh iya, itu putri saya ningning” ucap kepala desa sembari menunjuk ningning.

ningning tersenyum ramah pada cia dan joni, “ini bu, ning bawain makanan buatan ning sendiri” ningning menyodorkan sebuah kotak makan besar pada gina dan di sambut baik.

“ya ampun kamu itu selalu bawa makanan kalo kesini, makasih ya ning” ucap gina

“iyaa bu, kayak sama siapa aja”

Cklek

pintu kamar terbuka, haechan terkejut melihat ruang tamu banyak orang ia tersenyum kaku menghampiri cia.

“ah, itu anak saya Haechan. haechan kemari nak salim sama pak kades” suruh Joni pada haechan

haechan menghampiri Arthur kepala desa itu kemudian membungkuk menyaliminya dan di sambut baik oleh pak kades.

“wah manis sekali anakmu, jon” ucap pak kades

setelah bersalaman haechan duduk di samping cia, ia menyandarkan punggungnya sengaja agar tubuhnya tertutup oleh cia karena memang ia malas jadi pusat perhatian.

Ningning melirik haechan sinis, sejak siang tadi ia melihat haechan sudah tidak suka karena sangat dekat dengan Mahen. tidak hanya ningning, haechan pun melirik ningning tak suka karena ningning nampak sinis padanya.

“Mahen, ajak ning sama haechan duduk di depan aja gih.” ucap gina sembari menatap Mahen

Mahen mengangguk kemudian berjalan ke depan disusul oleh Ningning, sedangkan haechan masih setia duduk di sofa membuat cia menepuk paha anaknya itu.

“buru keluar sana!” ucap cia

“ga ah!” tolak haechan

“loh kenapa?” tanya gina bingung

“ga baik bu ganggu orang pacaran, lebih baik haechan disini aja lagian banyak nyamuk di luar” bohongnya, padahal haechan hanya tak ingin melihat wajah ningning itu dan lagi pula ia akan menjadi nyamuk nantinya.

“tau dari mana kamu kalo mereka pacaran?” tanya gina menggoda

“tau bu! lagian keliatan kok kalo mereka sama sama suka”

Gina dan Cia saling melirik kemudian terkekeh pelan mendengar ucapan Haechan, haechan nampak acuh ia lebih memilih memainkan ponselnya.

Sedangkan di luar sana ada Mahen dan Ninhning tengah duduk di kursi luar sembari menyeruput kopi yang sudah terhidang.

“Eum, mas. keluarga pak joni berapa lama disini?” tanya ningning

“2 bulan atau 3 bulan, ga pasti sih” jawab Mahen

“mas boleh nanya ga?”

“hm?”

“Mas Mahen sama haechan itu ada hubungan ga?”

Mahen menyeringit menatap bingung ke arah ningning, kenapa ningning bertanya hal seperti itu?

“memangnya kenapa?”

“ah, gapapa mas cuma nanya aja” Ningning menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

“kamu suka sama dia?” pertanyaan itu mampu membuat ningning tertawa kecil.

“hah? ga lah mas, lagian aku ga suka sama orang yang manja kayak gitu”

“siapa yang manja? haechan?” ningning mengangguk

“engga, dia ga manja kok kenapa kamu bilang dia manja?”

“soalnya tadi siang dia cuma kesleo tapi harus mas gendong banget ya..”

Mahen menyeruput kopinya memalingkan wajahnya, ia sebenarnya malas menanggapinya tapi jika Mahen diam maka ningning akan berfikir hal buruk pada haechan.

“namanya kesleo ning, mau laki laki atau perempuan pasti ngerasain sakit. lagian juga kakinya kena beret karena batu dia juga tanggung jawab mas karena ayah sama ibu nyuruh mas jagain haechan” jelas Mahen

ningning memutar bola matanya malas mendengar ucapan Mahen, rasa cemburu di hatinya semakin kuat. bagaimana ia tak cemburu haechan itu cantik, manis, anak kota kuliah pula apalah dirinya jika di sandingkan dengannya? siapapun yang melihat haechan pasti langsung menaruh hati, pemuda itu memang sangat manis.

Hari menunjukkan pukul setengah sembilan malam, kepala desa berpamitan untuk pulang karena malam sudah semakin larut tak baik bertamu sampai malam begini.
setelah berpamitan mereka pergi meninggalkan rumah gio, cia dan gina membereskan piring piring bekas makanan sedangkan haechan berjalan ke luar sengaja untuk melihat Mahen yang masih duduk di luar.

“Ekhm, calon menantu pak kades nih...”

Mahen melirik ke samping dimana Haechan tengah bersandar di pintu sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

“siapa?”

“kamu”

“pak Arthur itu berteman baik dengan ayah jadi wajar jika aku dekat dengan anaknya ning”

“maka dari itu mas, karena berteman baik pasti pak kades bakalan jodohin mas sama si ning itu”

“terserah”

haechan terkekeh kecil melihat Mahen yang mulai kesal, “nanti kalo jalan keliling desa 'oh ini toh mantu pak kades, tampan sekali' hahah”

Mahen menyunggingkan senyumannya kemudian menatap haechan lamat, “kenapa? are u jealous?”

Haechan melotot mendengar ucapan Mahen, ia mencebik kesal, “dih siapa yang jealous?!”

“kamu” Mahen menaik turunkan alisnya.

“pd banget!”

“akui saja haechan, tapi kamu tenang saja ning sudah ku anggap adikku haechan-ah...” ucap Mahen lembut sengaja ia menggoda haechan.

apaan maksud Mahen? haechan sampai tak habis fikir, padahal niatnya untuk menggoda Mahen tapi malah dirinya di jahili Mahen.

“ish apaan sih?! dasar Mas Mahen jelek!”

karena kesal haechan pun masuk meninggalkan Mahen yang terkekeh melihat wajah merah milik beruang madu itu.

“gemes banget”

sementara di dalam kamar haechan membenamkan wajahnya di bantal, ia masih teringat dengan ucapan Mahen. apalagi wajah Mahen yang seolah menggodanya membuatnya malu seketika.

“ishh! Mahen jelek!!!!”

MAS MAHENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang