Chapter 6

895 70 0
                                    

Pukul empat pagi haechan berjalan sempoyongan menuju dapur, ia lapar sejak semalam hanya makan sedikit karena badmood setelah kedatangan pak kades dan anaknya itu ningning.
ia membuka kuali kosong, membuka tudung lauk juga kosong. iya iyalah masih pagi siapa yang bangun sepagi ini selain umat muslim yang mengerjakan sholat subuh.

“masak apa ya??” pikirnya

terbesit nasi goreng di pikirannya lagi pula masak nasi goreng cepat selesai dan ia juga sangat lapar, buru buru haechan mengambil nasi di dalam magic, mengupas bawang, cabe dan menyiapkan bumbu bumbu dan satu lagi ia melihat cumi di dalam kulkas langsung saja ia iris menjadi kecil untuk di campur ke dalam nasi goreng.

“ga sopan ga sih kalo aku masak cuma buat aku? yaudah deh masak sekalian buat orang rumah” gumamnya

15 menit akhirnya selesai juga, haechan menuangkan nasi goreng ke dalam piringnya dan duduk di meja makan kecil kemudian mulai menyantap makanan tersebut.

“loh, nak haechan? makan apa?”

haechan menoleh ke arah luar dimana gina baru saja keluar dari kamarnya, “nasi goreng bu, maaf ya haechan gunain dapurnya”

“kamu bisa masak?”

“iya anakku bisa masak, ginaa.” cia yang baru juga keluar kamar menghampiri gina dan haechan di dapur.

“dia emang males aja masak, kalo di rumah dia selalu masak malah aku yang males masak hahah” sambungnya

“walah... sudah cantik, pintar, bisa masak pula.” puji gina

haechan hanya tersenyum kecil kemudian ia bangkit dari duduknya menaruh piringnya ke tempat kotor.

“haechan masak banyak buat orang rumah, maaf kalo ga enak bu” ucap haechan

“ya ampun ngerepotin banget, nak.”

“gapapa bu, yaudah haechan mau mandi” pamit haechan

Hari sudah mulai pagi sinar matahari menyoroti jendela rumah yang terbuka, semua orang sudah bersiap siap untuk pergi kerja begitu pun Mahen yang sudah mengenakan pakaian formal rapi karena hari ini ia akan pergi ke sekolah untuk mengajar.

“bu, udah masak?”

“sudah mas, ayo duduk makan!”

Mahen duduk di meja makan sembari menunggu gina menaruh nasi goreng di atas meja makan, Mahen menautkan kedua alisnya melihat nasi goreng yang tidak seperti biasanya. kenapa ada cumi? biasanya gina akan memasak nasi goreng original.

“cobain, mas.”

Mahen mulai menyuap makanannya, enak. rasanya pas tidak asin tidak manis tidak berminyak pas sekali di lidahnya.

“enak bu, tumben ibu masak nasi goreng kek gini?”

“loh biasanya ga enak, kah?”

“bukan ga enak, enak kok biasanya. cuma biasanya ga pake topping gini?”

“tapi enak kan?”

“enak”

Gina tersenyum mendengar jawaban putranya itu, “Nak haechan yang buat”

“uhk!”

Mahen meminum air putih dengan cepat saat ia tersedak dan mendengar ucapan ibunya, apa katanya? haechan? apa anak itu bisa masak? tidak mungkin!

“kalo enak, nanti ibu suruh haechan masak lag—

“masih enakkan nasi goreng ibu” potong Mahen cepat.

Gina terkekeh pelan kemudian ia duduk di samping Mahen yang sibuk memakan makanannya. “kata cia, haechan bisa masak loh. emang dia males aja masak lagi pula dia pasti sungkan masak di rumah kita yang ga selengkap di rumahnya”

MAS MAHENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang