Kini di ruang tamu ada dua keluarga tengah duduk menunggu penjelasan dari kedua anak mereka yang duduk berhadapan. mereka sudah tau jika Mahen dan Haechan sudah menjalin hubungan tapi mereka ingin mendengar langsung dari mulut mereka.
“Jadi, kalian sudah menyetujui perjodohan ini? kalian mantap untuk menikah?” Tanya Gio sembari menatap Mahen dan Haechan bergantian.
“iya, ayah. Mahen dan Haechan sudah menyetujui perjodohan ini dan Mahen akan menikahi Haechan”
Jantung haechan berdegup kencang, jemarinya meremas ujung bajunya merasa gugup. meski kedua orang tua mereka biasa saja tapi haechan sangat gugup baru pertama kalinya ia di lamar oleh pria yang juga ia cintai.
“baguslah kalo begitu, bulan depan juga kami akan balik ke kota dan kamu juga harus ikut ke kota, Mahen.” ucap Joni pada Mahen
“Iyaa om”
Gina dan Cia berpelukan merasa berhasil menyatukan kedua anaknya, awalnya mereka tak ingin memaksa hanya jika takdir menyatukan mereka hanya menurut saja. tapi ternyata kedua anak mereka sendiri lah yang memutuskan untuk menikah.
“setelah ke kota baru kita akan merencanakan tanggal pernikahan dan segalanya, untuk saat ini saling mengenal lah lebih dalam” ucap Joni
“dan satu lagi, Mahen mulai sekarang tidur si sofa ruang tamu. kalian tidak boleh tidur satu ranjang, mengerti Mahen?” tanya Gio sembari menatap putranya itu
“iya ayah, Mahen mengerti.” jawab Mahen
“emangnya kenapa, ma?” bisik haechan pada Cia
“kenapa kenapa! ya ga boleh lah! satu bulan itu lama haechan, om gio tidak ingin hal hal buruk terjadi di jika kalian seranjang!” ucap Cia tegas
Haechan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sembari terkekeh pelan, “hehe iya ma..”
—°°—
Sudah satu minggu sejak mereka mempublikasikan hubungan mereka pada keluarga. Haechan maupun Mahen semakin dekat bahkan cia dan gina sering memergoki mereka tengah bermesraan di dapur, eh— jangan salah sangka. maksudnya mereka hanya bercanda gurau atau hanya Mahen yang sering menemani Haechan yang tengah memasak, tidak lebih.
tok tok
Cklek!
Haechan membuka pintu kamarnya kemudian menatap wajah Mahen dengan senyuman manisnya.
“kenapa, mas?”
“kedepan yok, makan soto pak jiyo”
“ayo!”
“pakai jaket dulu sana! malam ini dingin banget”
“oke bentar, mas.”
Mahen mengangguk kemudian berjalan keluar untuk menghidupkan motornya, ia melirik ke arah pintu saat haechan dengan pakaian serba panjang dan jaket panjang kini menghampirinya.
“ayo naik”
Haechan naik ke atas motor, ia melingkarkan kedua tangannya di pinggang Mahen. Mahen awaknya terkejut kemudian ia tersenyum kecil, tangannya terulur mengusap lengan Haechan lembut.
motor itu melaju dengan kecepatan sedang, mereka menikmati angin malam, desa nampak sedikit ramai karena memang ini malam minggu. Haechan menaruh dagunya di pundak Mahen sesekali ia mencium punggung Mahen.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS MAHEN
FanfictionOrang tua Haechan dan Mahen berteman baik, bagaimana jadinya jika keluarga haechan tinggal di rumah keluarga Mahen di desa karena suatu bisnis? dan bagaimana adaptasi haechan yang bertolak belakang dengan mahen? HAECHAN MARK (MAHEN) WARNING!!