Malam ini adalah malam yang dinanti-nantikan oleh para murid-murid sekolah Greenvale. Yang dimana sekolah mereka masuk ke babak semi-final perlombaan bola basket. Dan malam ini adalah penentuan tim sekolah mana yang akan masuk ke dalam babak final.
Terlihat dipintu gerbang, semua siswa-siswi berbondong-bondong masuk kedalam tempat pertandingan yang akan dilaksanakan. Suara mereka terdengar sangat antusias untuk mendukung tim sekolahnya.
Salah seorang gadis yang berada dikursi penonton tampak celingak-celinguk sedari tadi.
"Si Fiony ama Eli dimana ya? Katanya udah nyampe tadi." gumamnya, ia sedikit menghirup udara disekitarnya.
"Salsa?" panggilnya.
Mendengar namanya disebut, sang empu menoleh kearah sumber suara, ia sedikit menggeleng kepalanya tatkala mengetahui orang tersebut. "Kalian berdua dari mana aja? Katanya tadi udah nyampe," keluhnya.
"Noh, tanya sama ni orang." tunjuk Fiony pada Eli.
Kedua alis Salsa menggantung, ia menunggu jawaban selanjutnya dari temannya itu.
Eli tersenyum sumringah. "Ini, jajan." cicitnya, seraya memperlihatkan snack yang sudah terisi penuh di tasnya.
Salsa mengangguk paham, "oalah pantes." paparnya. Ia menoleh kearah depannya, terlihat pemain-pemain dari sekolahnya maupun sekolah yang lain tengah melakukan pemanasan. Berlari kesana-kesini, melempar bola keatas ring.
Tentu saja pandangan Salsa tak bisa berpaling melihat sang kekasih yang ada disana.
Dari kejauhan, Fidel tengah mencari gadisnya yang berada dibangku penonton. Ia khusyuk melihat disekitar bangku penonton. Sudut bibirnya terangkat tatkala menemukan gadis yang sedari tadi ia cari.
Fidel melambaikan tangannya kepada Salsa sembari memperlihatkan wajahnya kesenangan. Begitu juga sebaliknya, Salsa membalas dengan senyuman tak kalah manis dengan kekasihnya itu.
Kegiatannya terhenti ketika Fiony mengajaknya untuk berbicara. "Sa? Kamu nggak ikut sama anak osis yang lain? Mereka pada nonton dekat bangku pemain, lho." bebernya, Eli menyimak dengan mulut penuh dengan makanan yang ia beli.
"Enggak," ujar Salsa lembut.
"Lho, nanti kalo mereka perlu sekre gimana?" timpal Fiony.
"Kak Indah ada disana. Lagian lebih enak lihat disini, keliatan semua." balas Salsa.
Fiony memanyunkan bibirnya bosan. "Iya, sih. Tapi, maksud aku tuh kamu lebih gampang nyemangatin pacar kamu main." terangnya.
"Apaan sih, Fio. Disini juga bisa, kok" sahut Salsa. "Lagian, ya. Kalo aku duduk disitu dia makin nggak fokus mainnya gara-gara ngelihatin ceweknya mulu." tuntasnya.
Mendengar jawaban dari temannya, Fiony dan Eli kompak memutar mata mereka malas. Mereka saling melempar pandang.
"Udah biarin aja dia, mentang-mentang kita nggak punya pacar." sindir Eli.
Salsa hanya tertawa setelah membuat dua temannya itu kesal kepadanya. Ia sama sekali tak merasa bersalah.
Gadis itu pun menoleh kearah sampingnya, ia berniat melihat sekitaran. Melainkan melihat sekitarnya, Salsa malah mendapati sosok anak laki-laki yang hendak duduk disampingnya, ia melihat laki-laki disebelahnya ini tampak tak asing.
Salsa sedikit terkejut melihat sosok laki-laki disampingnya itu. "Lho? Rasya? Kamu kenapa duduk disini? Tempat duduk kelas 10 disana." tunjuknya, Salsa mengira bahwa Rasya salah mengambil tempat duduk.
"Aku mau duduk disini aja bareng kakak." ujar Rasya, ia terlihat duduk tenang disebelah Salsa.
Namun, tidak dengan gadis itu. Ia sedikit khawatir kepada adik kelasnya ini. "Kalo kamu ketahuan sama kelas lain, trus diaduin gimana?" tambah Salsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Into You
Fiksi Remaja100% fiksi! Just for fun guys On going [Sabtu & Minggu] "Rasya, kamu tau 'kan, kakak itu kakak kelas kamu? Dan kamu juga tau kalo kakak udah punya pacar, bukan?" - Luvera Salsabila "Iya, aku tahu. Emangnya kenapa?" - Rasya Maheswara