Pagi ini suasana sekolah sudah ramai oleh para siswa yang baru saja sampai di sekolah begitupun Astra kini dia sedang berjalan menuju kelasnya yang diikuti Javas dibelakangnya.
Astra menghentikan langkahnya lalu membalikkan tubuhnya menatap tajam wajah Javas"Ck. Ngapain sih lo ngintilin gue terus!"
Javas tertawa kecil"Rasanya Dejavu"
Astra menautkan alisnya"Dejavu apaan! Gak jelas banget jadi orang"
Javas terkekeh seraya mendekatkan wajahnya ke telinga Astra"Kamu ingat gak waktu itu kamu suka marah-marah kalau aku ngikutin kamu terus. Bagi aku rasanya itu Dejavu, seperti sekarang aku harus mengulang kembali untuk meluluhkan hati kamu dan harus mendapatkan kamu lagi ke dalam pelukan aku"
Astra yang mendengar itu seketika wajahnya langsung merasa panas"Apaansi lo sok dramatis banget!"
"Kamu beneran kasih aku kesempatan lagi?"
Pertanyaan Javas membuat Astra terdiam. Javas pun menghampiri Astra mengangkat tangannya kemudian mengusap pipi Astra dengan sangat lembut.
"Kamu gak usah khawatir lagi aku udah beresin semua masalah tentang perjodohan itu. Ayah pun sekarang udah terima kamu sebagai pacar aku" ucap Javas dengan senyumnya yang lebar dan tampan
Astra membulatkan matanya"Kok bisa?"
Javas mencubit gemas pipi Astra"Bisalah. Gak ada di dunia ini yang gak bisa. Aku akan ngelakuin apapun demi kamu sampai bisa"
"Ihh jangan dramatis deh. Cepetan ceritain!"
"Yaudah aku ceritain"
Flashback
"JAVAS! APA YANG UDAH KAMU LAKUKAN SAMPE ANYA NANGIS SEPERTI INI JAWAB AYAH!" teriak David
"Javas gak ngelakuin apa-apa. Javas cuma ngomong jujur sama dia kalau Javas terpaksa terima perjodohan itu. Dan Javas juga kasih tau dia kalau pacar Javas itu adalah Astra" jawab Javas
PLAKKK
Anya membulatkan matanya terkejut dengan tindakan yang baru saja ayahnya Javas lakukan.
"O-om jangan sakiti Javas. Ini semua salah aku. Seharusnya aku gak menyetujui perjodohan itu"
"Ck. Jangan nyalahin diri lo! Ini semua salahnya kedua orang tua kita yang seenak jidatnya menjodohkan kita"
"BERANI KAMU NGOMONG GITU SAMA AYAH, HAH!" David yang sangat marah dia sudah siap siap akan memukul wajah anak semata wayangnya itu
"Apa! Mau pukul!? Pukul aja yah jangan ragu ragu sama anak sendiri"
"Ck. Dasar anak gak guna!"
David pergi dengan perasaan penuh emosi meninggalkan Javas dan Anya di sana. Javas berdecih, beralih menatap Anya yang berdiri diam.
"Cepetan sana lo pulang"
"Sekali lagi aku minta maaf karna aku kamu jadi dimarahin"
Javas tidak menjawab membuat Anya paham bahwa kini Javas sudah sangat marah. Anya pun pergi keluar dari rumah Javas.
Beberapa saat kemudian...
Javas berjalan ke sana kemari memikirkan bagaimana cara untuk membuat ayahnya menerima Astra sebagai pacarnya.
"Oke. Apapun itu gue harus bicara sama ayah"
Javas berjalan menuju belakang rumah. Dia yakin ayahnya berada di sana untuk menenangkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Brigas [BXB]
Teen Fiction⚠️WARNING : BXB ___________ "Anj! Gue dimana?! Bentar bukannya tadi gue kecelakaan?!" Brigas Ravensgra adalah cowo yang suka dengan dunia malam seperti balapan liar, mabuk-mabukan, bahkan dia ketua Geng Ravegas yang dingin. Namun dirinya mengalami k...