"Dim lo kenapa? Ini gue arbi" ucap Arbi
Netra yang berwarna hitam itu pun beralih menatap lekat wajah Arbi. Namun, tiba-tiba Dimas merasa sangat mual dengan cepat dia berlari ke arah kamar mandi. Lingga dan Arbi yang khawatir dengan kondisi Dimas mereka berdua pun berlari mengikuti Dimas.
Sementara Astra dan Javas mereka tengah bingung dengan kedatangannya Arbi.
"Kok Arbi tiba-tiba ada disini?" tanya Javas yang bingung dengan kedatangan Arbi setelah dia menghilang beberapa bulan lamanya
"Aku juga bingung kenapa dia ada disini. Terakhir kali gue ketemu sama dia waktu di cafe" jawab Astra dia juga sama halnya bingung dengan kedatangannya Arbi yang sangat tiba-tiba
Gue bingung bukannya dia pernah bilang kalau dia mau nikah sama temen SD nya
Huekkk
Huekkk
Lingga memijat tengkuknya Dimas supaya Dimas merasa enakan. Sementara Arbi hanya menatap keduanya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Dimas lo disini dulu yah gue mau beli teh hangat buat lo" ucap Arbi yang tidak digubris oleh Dimas
Arbi pun berlari keluar untuk membeli teh hangat untuk Dimas. Lingga hanya diam sejak kedatangannya Arbi hati Lingga merasa sangat tidak tenang.
"Lingga aku mau pulang" ucap Dimas
"Oh tapi Arbi nyu-" ucap Lingga yang terpotong oleh Dimas
"Udah biarin aku gak mau ketemu lagi sama dia. Ayo kita pulang aja rasanya disini bikin aku mual" jelas Dimas
"Yaudah ayo"
Lingga memegang lengan kanannya Dimas membantunya berjalan menuju parkiran. Setelah sampai Dimas memakai helm full face nya begitupun dengan Lingga dia pun memakai helmnya.
"Mereka kemana ini" ucap Astra
"Lebih baik kita susul aja ke sana" jawab Javas yang diangguki oleh Astra
Mereka berdua pergi untuk menyusul Dimas dan Lingga yang belum kembali sejak tadi. Setelah sampai sana Astra melihat Arbi yang tengah kebingungan dia ke sana kemari sambil memegang segelas teh hangat.
"Arbi"
"Eh lo berdua liat Dimas gak?"
Astra menggeleng"Loh bukannya mereka pergi ke sini sama lo?"
"Iya, waktu tadi gue suruh Dimas buat tunggu disini soalnya gue mau beli teh hangat dulu. Tapi waktu gue balik ke sini lagi dia gak ada"
Ting
Ting
Suara notifikasi ponsel Javas berbunyi dia mengambil ponselnya itu yang berada di saku celananya.
Lingga
|Javas gue sama Dimas pulang
duluan|Sorry yah
Javas menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku"Gue dapet pesen dari Lingga katanya mereka pulang duluan"
Arbi yang mendengar itu dia hanya diam tidak mengeluarkan satu kata pun. Arbi merasa Dimas yang sekarang berbeda dengan Dimas yang dulu dia kenal.
Apa semua ini pengaruh dari orang yang sama Dimas tadi?
.
.
Setelah sampai apartemen Lingga membawa Dimas ke kamar untuk menidurkannya. Dimas terlihat sangat pucat sekali dengan keringat yang terus menerus keluar dari dahi dan juga tubuhnya.
"Dim kita ke rumah sakit aja yuk. Kamu pucat gitu aku khawatir tau" ucap Lingga namun dibalas gelengan oleh Dimas
"Gak usah. Aku baik-baik aja aku cuma kecapean doang kok ini nanti juga pulih sendiri"
"Ish. Nanti kalau kenapa-napa gimana coba"
"Nggak bakal sayang"
"Atau aku telpon kak Varka aja ke sini?"
Dimas menggeleng"Jangan. Udah sini kamu tidur disamping aku. Aku itu cuma butuh pelukan kamu doang dijamin langsung sembuh hehe"
Lingga terkekeh dia pun menidurkan tubuhnya disamping Dimas dengan cepat Dimas menangkap tubuh Lingga memeluknya dengan erat. Dimas menyembunyikan wajahnya di ketiak Lingga.
"Ketiak kamu wangi sayang aku suka" ucap Dimas
Lingga menggelengkan kepalanya sambil terkekeh"Heem. Yaudah cepetan tidur"
"Oke"
Perlahan-lahan Dimas mulai menutupi matanya yang diiringi dengan usapan lembut dari Lingga. Lingga tersenyum saat menatap wajah damai Dimas yang tengah tidur menurutnya wajah itu sangatlah menggemaskan. Namun, disela-sela itu tiba-tiba Lingga mengingat Arbi yang membuatnya merasa sangat tidak nyaman.
"Ada urusan apa lagi Arbi datang menemui Dimas? Apa dia...." ucapnya yang dijeda
Nggak! Gak mungkin Arbi suka sama Dimas. Bukannya dulu yang suka itu hanya Dimas gak mungkin sekarang yang suka itu Arbi
"Sayang lagi mikirin apa, hm?" tanya Dimas dia melihat Lingga yang tengah memikirkan sesuatu
"Ouh nggak aku gak lagi mikirin apa-apa kok" jawab Lingga tersenyum
"Bener?"
Lingga mengangguk"Bener sayang. Kenapa bangun bukannya tadi tidur?"
"Kamu gak tidur. Aku pengen kamu tidur juga"
"Heem yaudah"
Karena minggu ini Astra tidak ada kegiatan sama sekali dia memilih mengisi waktu luangnya untuk menonton televisi. Saat sedang asyik asyiknya menonton Astra dikagetkan dengan Arbi yang tiba-tiba ada di sampingnya.
"ANJ ARBI! LO NGAGETIN GUE TAU" umpat Astra
"Heheh. Sorry soalnya lo fokus banget nontonnya sih sampe lo gak sadar gue ada disamping lo" jawab Arbi
"Kapan lo masuk ke rumah gue?
"Barusan"
"Ouh. Btw ada apa nih lo ke rumah gue?"
"Gue... pengen nanya sesuatu sama lo"
"Yaudah sini duduk samping gue"
Arbi mengangguk. Dia pun berjalan dan duduk di sampingnya Astra. Bukannya berbicara Arbi malah menatap wajah Astra dengan tangannya yang terlihat sangat gugup.
"Lo mau nanya apa sih sampe segugup itu"
"Gue pengen nanya siapa... Orang yang kemarin sama Dimas?"
Deg
Pertanyaan Arbi membuat Astra sedikit terkejut"Dia... Pacarnya Dimas namanya Lingga" jawab Astra jujur
Arbi terdiam setelah mendengar jawaban yang baru saja Astra ucapkan. Astra yang melihat Arbi terdiam seperti itu dia merasa tidak enak.
"S-sorry Bi gue gak bermak-"
"Santai aja Tra"
"Kalau boleh tau kenapa lo tiba-tiba nanyain soal Lingga?" tanya Astra dia penasaran kenapa temannya ini tiba-tiba menanyakan pacarnya Dimas
"Sebenarnya gue balik lagi ke sini gue pengen ngungkapin perasaan gue yang sebenernya sama Dimas." jawab Arbi
"HAH! SERIUS LO!?"
Arbi mengangguk"Heem. Gue waktu itu belum sadar kalau selama ini sebenarnya gue suka sama Dimas cuma kayaknya sekarang udah terlambat"
"Sabar ya Bi"
"Iya makasih Tra. Gue senang kok liat Dimas bahagia sama pacarnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Brigas [BXB]
Teen Fiction⚠️WARNING : BXB ___________ "Anj! Gue dimana?! Bentar bukannya tadi gue kecelakaan?!" Brigas Ravensgra adalah cowo yang suka dengan dunia malam seperti balapan liar, mabuk-mabukan, bahkan dia ketua Geng Ravegas yang dingin. Namun dirinya mengalami k...