A.L.S.F.A.G.W.F.I. L.T.E : Chapter 8

20 6 0
                                    

"Lo join osis?"

"Yup!"

"Gue bayanginnya aja udah cape, pasti bakal sibuk banget jadi anak osis."

"Aku dapet motivasi, soalnya dulu kak Arsen juga mantan ketua osis."

"Ceileehh Arsen mulu lo, dia ganteng sih emang. Tapi gue lebih suka modelan Erik."

"Erik yang digosipin ceweknya tiap minggu ganti, itu?"

"Lo ngerti pesona bad boy gak sih? Gue mah sama dia gak naksir kek lo ke Arsen. Cuma kalo ditanya tipe gue, Erik playboy udah paling mendekati hahaha."

"Gak tahu Ghan, aku gak tertarik sama bad boy."

"Udah gak ketolong bucinnya duh Hanum Salsabila. Ngomongin cogan, ada juga yg gak kalah ganteng. Lo tahu Yasa?"

"Yasa siapa?"

"Yasanatria Halim, anak tingkat tiga juga yang satu sirkel sama Erik sama Arsen, yakin lo gak tahu?"

Hanum menggeleng bingung.

"Lo suka banget sama Arsen sampe nutup mata ada cogan lainnya di sekeliling doi."

"Aku tahu temen-temen yang suka nongkrong sama kak Arsen. Tapi gak tahu nama-namanya. Kecuali Erik, yang emang terkenal soal reputasinya."

Saat ini Hanum dan Ghani lagi ngegosip ria soal cogan sekolah. Gosipin cogan di sekolah bukan hal yang tabu. Seenggaknya di Granita.

Meskipun Granita termasuk sekolah favorit. Hanum gak pernah ngerasa sebebas dan seblak-blakan ini kaya di sekolah lamanya yang juga masuk jajaran sekolah elit yang semua aturannya harus ketat. Dari pengalaman Hanum yang udah pernah masuk sekolah internasional yang kurikulumnya cambridge, Hanum sempet culture shock pas awal masuk Granita. Seumur-umur dia jadi murid sekolah dulu, ngomongin orang dibelakang adalah perilaku yang gak sesuai sama nilai-nilai yang dia anut waktu di sekolah lamanya. Disini, semuanya malah dibahas dari yang sepele kaya gosipin cogan, sampe yang paling parah ngomongin guru di grup yg oh my god... kok bisa ada grup alter kelas yang gak ada gurunya disitu?

Gak cuma itu yang bikin Hanum syok pas masuk Granita. Murid-murid yang teriak-teriak sambil lari-lari di koridor, liat anak-anak yang mejeng depan gerbang sekolah gara-gara telat masuk, dan yang paling parah umpatan demi umpatan yang keluar dari mulut murid kelas yang punya status pelajar. Bisa dibilang, sekolah di Granita jadi pengalaman baru buat Hanum, baik buruknya keadaan yang ada disini gak bisa dinilai berdasarkan penilaian pribadi aja. Tapi seenggaknya, buat Hanum... melanggar peraturan sekolah, bertindak tidak sopan dan mengumpat adalah hal yang gak bisa dia lakukan, inilah kenapa dia lebih terbiasa menggunakan aku-kamu dibandingkan lo-gue kalo lagi ngobrol.

Hal ini juga yang bikin Hanum tertarik sama Arsen Sjahlendra, diantara temen-temennya yang pecicilan max. Arsen adalah seorang gentleman yang berfungsi sebagai purifier diantara teman-temannya. Iya, tipenya Hanum adalah seorang green flag layaknya hutan hujan tropis kaya Arsen.

"Hanum."

Salah satu teman kelas memanggil Hanum yang membuat obrolan dua gadis itu berhenti.

"Ya?"

"Lo dicariin kak Denis."

______♡♡♡♥︎♡♡♡______

"Ada apa kak?"

"Formulir lo buat gabung OSIS udah gue terima. Ketua Divisi Humas juga udah ngasih info kan?"

"Iya kak, udah."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SCHOOL OF WISH [SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang