Shakira terus menatap tangan Ryan yang tengah mematikan AC yang tepat berada di depannya, Ryan yang merasa dirinya terus ditatap oleh wanita disebelahnya langsung menatap heran.
"Mengapa kau melihatku dengan tatapan menyeramkan seperti itu?" Ryan tampak ketakutan seperti manusia yang hendak dikejar mahluk asing
"Tidak" Shakira merasa senang bahwa dirinya diperhatikan
"Aku melakukan itu karena" entah sengaja atau tidak, Ryan memutuskan kata kata itu yang membuat Shakira penasaran
"Karena? " Shakira sangat penasaran terhadap jawaban Ryan
"Karena aku tidak mau kau sakit" sontak Shakira yang mendengar hal itupun langsung enggan untuk berbicara dan menyesal mengapa ia harus tersenyum begitu percaya diri seperti itu
"Ya kau tau, aku tak mungkin membiarkanmu sakit karena kau adalah sekretaris ku" Ryan sepertinya tidak memikirkan bahwa ucapannya itu akan menyakiti hati kecil seseorang
"Ohh tentu, aku tidak mungkin bisa sakit" Shakira hanya bisa menahan kesal dan memilih untuk menatap ke arah jalanan malam yang ramai
Diam adalah pilihan yang terbaik dari apapun bahkan menatap wajah Ryan akan membuatnya tambah muak.
Sesampainya Shakira dirumahnya, Shakira terlihat turun sendiri dari mobil Ryan tanpa dibantu oleh Ryan, bukan karena Shakira wanita yang manja, tapi ini soal kejantanan sifat seorang lelaki, memang hal itu tidak terlalu penting untuk Ryan karena Ryan tak merasa bahwa Shakira adalah pacarnya, tapi setidaknya ia membantu Shakira membukakan pintu mobilnya tapi ya ini Ryan, jangan lupa bahwa Ryan dijuluki sebagai Pemimpin yang egois oleh pegawainya.
"Terima kasih karena telah mengantarku" Shakira membungkukkan tubuhnya sekilas sebagai ucapan Terima kasih dan hormat terhadap atasannya
"Hm, oh ya, besok kau harus mengerjakan beberapa berkas, mungkin merevisi sedikit beberapa dokumen" Shakira yang mendengar hal itu tentunya akan melakukannya, karena mau bagaimanapun itu adalah perintah dari atasannya
"Baik, besok saya akan kerjakan" Shakira berjanji akan mengerjakannya, sedikit dokumen tidak akan membuatnya terlalu lelah pada esok hari
"Dan satu lagi" Shakira menoleh kembali ketika ia ingin berjalan masuk ke dalam rumahnya
"Jangan telat" ucapan yang mungkin Shakira sudah paham sebelum atasannya itu memberi tahunya
"Baik Pak direktur" Mata Shakira berputar malas karena ucapan sangat direktur yang begitu menyebalkan
Ketika Shakira tengah berjalan menuju apartemennya, Ryan terus menatap Shakira dengan begitu dalam, ia juga bingung mengapa matanya terus terpanah ke arah Shakira, ketika tersadar Ryan pun langsung meninggalkan rumah Shakira.
Tibalah hari esok dimana Shakira tengah berjalan menyusuri koridor kantor sembari membungkukkan sekilas tubuhnya dan menyapa beberapa pegawai yang ada disana.
Tiba di lantai 7 tempat dimana ruangannya berada, Shakira bergegas masuk ke ruangannya sembari menyimpan tas diatas mejanya, tak lama Ryan datang dengan membawa banyak sekali berkas, Shakira yang menatap hal itupun terkejut, bagaimana tidak, kemarin Ryan berkata bahwa ia hanya perlu merevisi sedikit beberapa berkas, lalu mengapa yang ia lihat saat ini begitu banyak dan menumpuk seperti ini.
"Kau kerjakan ini" ucap Ryan sembari menyimpan beberapa berkas itu di atas meja Shakira
"Apa anda yakin saya harus mengerjakan semua ini? " Shakira tampak sangat tak percaya apa yang ia lihat sekarang
"Tentu" Ryan begitu santai mengucapkan hal itu
"Tapi bukannya anda bilang bahwa saya harus merevisi sedikit beberapa dokumen? " Shakira berusaha mengingatkan Ryan, siapa tau Ryan lupa akan hal itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose!
Teen Fiction"rapihkan barang barangmu, kita pergi ke hotel" "APA KAU GILA?! KAU TIDAK PANTAS BERBUAT SEPERTI ITU!!" "apa yang kau bicarakan? clien ku membuat pertemuan disana, mengapa kau marah seperti itu? apa kau memikirkan hal lain? " hampir saja pikiran Sh...