IX. Proletariat

7 4 0
                                    

The rage of commoners

•••

London, Inggris 1840

“Lalu bagaimana dengan nasib kami para rakyat para manusia, Tuan?! Anda pikir Anda yang menguasai dunia ini?!?! Bagaimana nasib anak-anak kami, tuan?!”

“Ya! Bagaimanapun juga kita tetap warga negara Inggris! Hapuskan aristokrasi dan oligarki!”

“Hapus aristokrasi dan oligarki!”

“Hapus! Lengserkan Lindsay!”

“Lengserkan Lindsay! Hapus aristokrasi dan oligarki!”

“Jika tidak ada kami ... perusahaan Anda hanyalah bualan dan omong kosong!”

“JANGAN HANYA MENJADIKAN KAMI SEBAGAI SANTAPAN LEZAT KALIAN! AKU BERSUMPAH DARAHKU YANG MENGALIR MENGANDUNG RACUN MEMATIKAN UNTUK ANDA-ANDA SEKALIAN!”

Terdengar suara para rakyat proletariat bergembar-gembor di depan gedung House of Lords; Dewan Bangsawan Britania Raya yang hanya dipenuhi omongan-omongan kosong dan kemarahan-kemarahan moral tak bertaji, ketidakberpihakannya pada kelas pekerja.  Sekelompok warga membakar ban mobil di depan "Fondasi Berkarat" itu sebagai aksi untuk menunjukkan rasa kekesalan mereka terhadap vampir-vampir yang sama sekali berperikemanusiaan.

Mereka yang bersuara lelah ditindas, mereka dihantui oleh rasa cemas tiap kali mereka pulang tengah malam sebab bangsawan akan mengambil darah mereka untuk santapan. Banyak kusir delman membiarkan kuda-kuda mereka memakan rumput halaman gedung dewan, memecahkan pot bahkan membuang air besar di sekitar gedung.

Mereka hanya ingin keadilan, dilihat sebagai suatu manusia biasa, bukan budak yang bisa dipekerjakan semaunya. Namun suara mereka tidak dihiraukan, seolah vampir-vampir bangsawan menganggap hal itu sebagai angin lalu. Ksatria putih yang diiming-imingkan tidak lagi bersama mereka.

Kerusuhan terjadi di mana-mana, London saat itu lebih berbahaya. Para rakyat yang terpukul berkeliaran bebas, hingga manor-manor bangsawan di penjuru London dijaga dengan ketat oleh penjaga masing-masing.

Yang dirusuhi hanya bisa berdiam diri di dalam ruangannya mendengar amukan masyarakat kecil, bermalam di gedung baru yang ia tempati. Dia baru saja dilantik kemarin menjadi ketua Dewan Bangsawan, setelah menang melawan dua kandidat lainnya.

“Mereka semakin beringas, Tuan Lindsay,” kata Ruskin, pria asal Liverpool yang bekerja sebagai tangan kanannya. Lindsay mengangguk, mengusap tengkuknya.

“Ya, aku tahu itu, Ruskin ... Aku tidak ingin  mereka dan pria itu memiliki kekuasaanku, aku harus berada di atas mereka selamanya,” balasnya menghela napas berat. Ia merasa hatinya gundah gulana.

Melaksanakan tugasnya saja belum, tetapi ia sudah mendapatkan cemoohan dari rakyat-rakyat di luar sana. Mereka berteriak untuk menghapus sistem pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang yang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu atau yang dikenal sebagai oligarki.

••

1845

Kini dengan penjagaan gedung yang ketat oleh kepolisian, mereka tak bisa lagi berdemokrasi secara nyata. Hanya bisa menerima nasib mereka yang tidak beruntung, hal ini berlangsung selama lima tahun. Setelah mereka membaca surat kabar tentang pembunuhan terhadap dua bangsawan dan bos mereka di perusahaan, mereka bahagia tiada tara. Akhirnya mereka yang bekerja di sana bisa bebas keluar dari kesengsaraan pekerjaan.

𝐄𝐓𝐄𝐑𝐍𝐀𝐋 𝐖𝐑𝐀𝐓𝐇Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang