13 : ANAK BARU

5 1 0
                                    

Flashback on:

Malam itu ketika Gama sedang menghadiri acara di rumah kepala sekolah. Gama yang sedikit bosan pun beralasan ke toilet hanya untuk menyegarkan mukanya.

Setelah menyipratkan air ke wajah, Gama merenung di depan cermin besar.

Sampai-sampai ia tidak menghiraukan ucapan seseorang yang baru saja melewatinya. Orang itu pun kebingungan setelah menyelesaikan hajatnya di toilet.

Ia menghampiri Gama dan mencuci tangan di samping Gama.

"Enak ya yang mau ke Jepang."celetuk Aldo sembari menunggu reaksi Gama.

Gama melirik sebentar, namun akhirnya ia benar-benar tidak peduli dengan lelaki itu. Gama memilih untuk diam.

"Hm, Paula itu berbeda, ya? Sampai-sampai kamu bisa terpincut dengannya."pancing Aldo lagi. Namun,  Gama tetap tidak bergeming.

Aldo mulai jengah. Ia pun mengeluarkan kata andalannya.

"Kamu udah pernah cium dia, kan? Gimana rasanya? Ah, itu pasti enak sekali. Andai saja Paula mau denganku, sudah ku habisi dia di ranjang."

Sontak Gama menarik kerah baju Aldo. Dengan tatapan nanar, Gama menatap Aldo nyalang.

"Berani kamu, hah?! Kalau sampai kamu melakukan hal yang dulu kamu pernah lakukan ke Laura, aku akan pastikan tangan dan kaki mu patah!"ucap Gama menarik keras kerah baju Aldo.

Aldo tertawa terbahak-bahak, "Hahaha..Gama. Gama. Aku sama Laura lakuin itu tuh karena sama-sama mau. Nggak ada unsur kekerasan di dalamnya. Makanya, ada pacar tuh jangan diliat aja, dinikmati dong. Diberikan sensasi yang bakal buat dia nggak berpaling dari kamu."

Deg!

Mendengar perkataan Aldo, Gama semakin tidak terkendali. Ia bahkan menyudutkan tubuh Aldo ke dinding. "Ngomong apa, hah?! Kamu pikir aku sama kayak kamu? Otakmu itu isinya cuma selangkangan! Birahi!"

Aldo tidak terima dengan makian yang dilontarkan Gama. Ia menepis kasar tangan Gama hingga tangan itu terlepas dari dirinya.

"Kita liat aja nanti."ucap Aldo sembari kembali melihat pantulan dirinya di cermin.

"Ingat, ya, kalau sampai kamu berbuat macam-macam sama Paula. Aku nggak akan biarin tangan sama kakimu utuh. Bila perlu aku sendiri yang akan membuatmu lumpuh seumur hidup."terang Gama lalu berjalan pergi.

Aldo tersenyum miring, "Kita lihat saja nanti."




Flashback off.




  °°°






"Oh, jadi si bangsat itu memang udah ngincer Paula?"tanya Abdi sembari mengerjabkan matanya berulang kali. Ia tidak percaya Paula akan mendapatkan musibah seperti itu.

Gama mengangguk mantap.

"Kenapa nggak bilang aja sih? Kenapa kamu tutupin dari kita semua? Kan kalau seandainya kamu ngasih tau dari awal, hal itu nggak bakal terjadi."terang Abdi yang kesal dengan sikap Gama.

"Aku nggak berpikir sampai ke situ. Aku nggak tau kalau otaknya emang seanjing itu."jawab Gama menoleh kearah Paula dan Raisya yang baru saja dari kantin.

"Hai, sayang."sapa Abdi sembari mengedipkan matanya pada Raisya.

Raisya memutar bola matanya. "Idih, kamu siapa?"

DI ATAS LANGIT BIRU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang