22: Their First Dangerous Plan

231 36 0
                                    

[Name] menggeliatkan tubuhnya. Ia mengerutkan dahinya ketika merasakan eratan pelukannya tidak kunjung mengendur. Pelukannya malah kian mengerat.

[Name] terheran dengan hal itu. Sontak ia membuka manik matanya. Kekhawatiran akan musuh yang memeluknya hilang begitu saja kala penglihatannya menangkap Itachi.

Itachi tersenyum simpul. "Sudah bangun?"

[Name] memasang senyum kakunya. Ia mencoba keluar dari pelukan Itachi. "Bagaimana kau bisa ke mari, Itachi-san?"

Itachi merendahkan kepalanya. Tangannya semakin mengerat. Memaksa [Name] untuk tetap berada di pelukannya. Dengan nada suara seraknya, ia berujar, "kau melupakan hal kemarin?"

[Name] menggali ingatannya sesegera mungkin. Gadis itu mencoba meraba kejadian yang telah berlalu hari kemarin. Manik matanya melebar kala menyadari apa yang telah terjadi.

Itachi tersenyum. Ia mengecup pucuk kepala [Name]. "Tidurlah lebih lama lagi!"

Tidak bisa! Sebentar! [Name] ingin meluruskan sesuatu dahulu. "Jadi kemarin bukan mimpi?"

Itachi menganggukkan kepalanya.

"Tentang hubunganmu kemarin-"

"Aku tidak berhubungan dengan gadis manapun selain kau, [Name]."

Manik mata [Name] berbinar. "Sungguh? Kau tidak berkata seperti ini untuk menyanjungku saja, bukan?"

"Apakah aku tipe orang berbohong untuk menyanjung orang?"

Tidak. Tentu saja tidak! [Name] tertawa pelan. Ia tidak tahu mengapa, namun rasa malu yang ia rasakan tidak begitu besar daripada rasa senang yang ia rasakan.

"Ah, syukurlah."

Itachi terkekeh geli. Gadis di pelukannya adalah sosok handal untuk mencari informasi lawan. Namun, untuk hal ini, rasanya ia terlihat benar-benar berbeda.

Hanya memakan waktu beberapa menit, [Name] kembali membuka manik matanya. Ia memukul punggung Itachi dari belakang. "Itachi-san, kita belum sarapan. Tidakkah kau lapar? Aku juga belum memasak."

Itachi menggeleng-gelengkan kepalanya.

[Name] memutar bola matanya. Ia meronta dari pelukan Itachi. "Aku akan memasak dahulu. Lepaskan ini!"

Itachi tidak bergeming. Sementara [Name] kembali dengan tegas, "Itachi-san, aku sungguh meminta."

Itachi berdecak. Ia melepaskan pelukannya. Membiarkan [Name] keluar dari dekapannya. [Name] terkekeh. Ia mengusak rambut Itachi.

"Kau temani Shishui-san dahulu. Ah, map di atas nakas bisa kalian baca dahulu bersama."

[Name] keluar dari kamar. Meninggalkan Itachi yang mengernyitkan dahinya. Ia mengikuti arah pandang [Name]. Lalu, mengikuti perkataannya.

Tangan Itachi terulur. Meraih map yang [Name] maksud. Manik matanya bergulir di setiap poin yang dituliskan di sana. Ia tersentak. Ada satu kata mengganjal di dalam pikirannya.

Segera, Itachi menyibak selimutnya. Ia melangkahkan kakinya. Mencari Shishui dan menanyakan sesuatu. Dari perkataan [Name], Shishui tampak mengerti dan paham apa yang dimaksudkan di dalam map.

(⁠✯✯⁠)

"Jadi kita akan menemui Uchiha Obito?"

[Name] mengangguk. Ia menyajikan air putih setelah berhasil menyajikan nasi, okonomiyaki, miso, oden, roll kyabetsu, onigiri isi rumput laut, ocha hangat, dan beberapa buah apel di atas meja.

[On Going] Red Butterflies Soar [Itachi X Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang