Chapter 1

12 1 0
                                    

"Hendra, apakah Robert sudah membalas pesanmu??"tanya pria paruh baya dengan ekspresi khawatir. Remaja berambut coklat itu menggigit bibir bawahnya " Belum, ayah...".

Ayahnya menggeleng risau. Dirinya juga sudah menelpon berkali-kali namun tidak ada jawaban. Si ibu yang sudah berusaha menahan tangis, sudah tak tertahankan lagi. Suara isak tangis pelan terdengar. Hendra yang melihat ibunya seperti itu langsung merangkul ibunya, berusaha menghiburnya.

Sudah 2 hari, suasana rumah menjadi suram dan sedih. Bagaimana tidak? Kakaknya, Robert. Tiba-tiba menghilang, tepatnya di hari minggu.
Tidak tahu entah kemana. Sebelum pergi, Hendra memang melihat kakaknya membawa kamera. Saat ia bertanya kepada kakaknya, kakaknya hanya menjawab "Mau memotret pemandangan biar dapat gambar-gambar aesthetic". Itu saja.

Kakaknya bukanlah tipe yang pergi tanpa izin. Jikalau pulang malam, dia tetap memberi tahu. Dimana dia sekarang?.

Semua sudah mereka lakukan. Saat dirinya tidak pulang malam itu, mereka menelepon temannya. Temannya mengatakan bahwa mereka saja tidak bertemu dengannya hari itu. Ditelepon nomornya,

'Maaf nomor yang anda tuju tidak bisa dihubungi'.

Bahkan kami sampai berpikir, apa mungkin dia terjebak hutang? makanya melarikan diri? tapi masa melarikan diri membawa kamera??. Langsung saja, Ayah melapor ke kantor polisi bahwasanya putranya menghilang.

Tiap hari, ayah selalu bertanya kekantor polisi apakah ada perkembangan kabar mengenai putranya. Namun, belum ada juga.
Karena saksinya hanya Hendra, dirinyalah yang diberikan pertanyaan karena sebagai satu-satunya saksi.

Dihari minggu, sebelum Robert pergi keluar rumah, Hendra melihat kakaknya ada membawa kamera berwarna hitam, mengenakan kaos berwarna kuning, jaket warna navy, celana coklat serta sepatu warna putih. Saat ia bertanya kepada Robert, Robert hanya menjawab "Mau memotret gambar diluar, biar dapat gambar-gambar aesthetic".

Polisi mencatat apa yang Hendra katakan, walaupun sedikit tapi bisa menjadi kunci untuk menemukan kakaknya. Polisi bertanya "Pernahkah kakakmu mengatakan dimana ia biasanya mengambil foto?".

Ah! Hendra teringat. Kakaknya suka mengambil foto aesthetic tentang perkotaan sebagai hobinya. Jadi pasti dia pergi ke pusat kota. " Kakak tidak bilang ia pergi kemama, tapi dia sering mengambil foto tema perkotaan. Mungkin saja dia terakhir pergi ke kota".

Polisi tersebut mengangguk dan menuliskan apa yang dikatakan Hendra, kemudian polisi tersebut mengatakan kepada Ayah agar kami bisa bersabar menunggu. Karena mereka akan melakukan apa yang mereka bisa untuk menemukan putranya.

Beberapa hari kemudian.

Ayah mendapatkan telepon dari kantor polisi. Bahwa mereka menemukan rekaman CCTV dijalanan kota, dan menemukan orang yang sesuai kriteria yang dikatakan oleh Hendra.

Ayah, Ibu dan Hendra. Mereka bertiga menuju ke kantor polisi untuk melihat rekaman CCTV itu. Saat rekaman CCTV itu mau diputar, tiba-tiba komputer yang mau digunakan meletup dan mengeluarkan asap.

Bzzt!

*!!!*

Sontak, pegawai lain yang ada dikantor terkejut dan mendekati komputer tersebut. Bagaimana bisa?. Karena rekaman tersebut masih ada salinannya, salah satu pegawai mengambil flashdisk, mengcopynya dan membukanya dengan komputer lain.

System Error.

Para pegawai tadi terdiam. Mereka melihat temannya satu sama lain. System Error. Salah satu dari mereka mengatakan bahwa mungkin softwarenya bermasalah, jadi ia menyarankan untuk menggunakan laptop saja.

Ia mengeluarkan laptop miliknya, setelah menghidupkan laptop dan memasukkan flashdisknya. Dia langsung menekan file rekaman tersebut.

Duar!

*!!!!!!!*
Pegawai tadi menjerit dan menangis karena laptopnya meletup dan mengeluarkan asap. Siapa yang tidak menangis, laptop mahal yang baru dibeli bulan lalu tiba-tiba meletus didepan mata?.

Ayah, Ibu dan Hendra terkejut melihat kejadian itu, 3 kali komputer dan laptop mendadak rusak. Pegawai pria datang mendekati Ayah dan Ibu, dan meminta untuk sabar menunggu karena ada masalah teknis.

Sekitar 2 jam kemudian, entah bagaimana caranya mereka bisa membuka video rekaman tadi. Didampingi oleh polisi isi rekaman video diputar. Isi rekaman video terlihat Robert dengan pakaian yang sesuai dengan apa yang Hendra katakan. Video rekamannya berasal dari CCTV di luar gang.

Terlihat, Robert berjalan menuju kedalam gang. Beberapa detik kemudian direkaman itu terlihat seperti Robert mau lari keluar dari gang tersebut. Tiba-tiba isi rekaman menjadi hitam, selang 2-3 menit videonya berjalan isi rekaman kembali semula. Kembali menampilkan gang tersebut namun Robert sudah tidak terlihat lagi.

Baik Hendra, Ayah dan Ibu terkejut dengan isi rekaman CCTV. Polisi mengatakan, mereka juga sudah ke TKP. Dan semuanya bersih, tidak ada bekas sama sekali. Mereka juga bertanya kepada pemungkiman yang ada disekitar gang itu. Dari gerak-gerik didetik terakhir sebelum video muncul tampilan hitam. Terlihat Robert mau lari akan sesuatu, melihat respon Robert seperti itu sudah dipasti ada suara keributan.

Tapi, jawaban dari warga yang tinggal disekitar lokasi kejadian. Mereka tidak mendengar suara apapun, karena memang digang itu selalu sepi. Hasilnya kembali nihil, Ayah, Ibu serta Hendra merasa sedih dan kecewa. Yang diketahui hanya detik terakhir Robert mau lari digang tersebut. Sehabis itu, tidak tahu lagi.

Hendra Kusuma: Dengan Masalah Yang Tidak DidugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang