Minggu pagi ini Ella bangun lebih awal dari biasanya, bukan tanpa sebab, sang ayah mengajak nya untuk berlari pagi, Ella sudah menolak ajakan ayahnya ini berkali kali, tetapi apa boleh buat jika bunda nya juga ikut menyuruh Ella untuk lari pagi "Bun aku gamau, hari Minggu gini enaknya bangun siang, bukan sepagi ini" kesal Ella dengan suara khas orang baru bangun tidur
"Ella, kamu ini udah jarang olahraga loh, sayang" jawab Indah
"Aku kan di sekolah juga olahraga, bunda"
Daniel menyamperi kedua nya yang berada di ruang tengah, ia sudah siap mengenakan baju olahraganya "Jangan kira ayah dan bunda gatau ya, Gabriella, kamu ini sering bolos waktu jam pelajaran olahraga" Daniel ikut bergabung dalam percakapan istri dan anaknya
Ella menoleh pada sumber suara dan mengerutkan dahinya "Ngga ko, yah. Kata siapa? aku ini murid yang rajin, ga pernah aku bolos pelajaran"
"Kamu ga bisa bohong sama ayah, Callie itu sering beri tau ayah semua perilaku kamu di sekolah, terlebih dia juga sekelas sama kamu, jadi dia bisa lebih mudah tau apa yang kamu lakukan" jelas Daniel yang sudah duduk di sofa dan meminum teh hangat miliknya. "benar kata ayah kamu itu" timpal indah.
"Callie anjing" batin Ella
"Sudah sana, ganti bajumu dan cuci muka, nanti kalau lama lama keburu matahari nya semakin panas" perintah Daniel
Ella menaiki anak tangga menuju kamarnya, banyak umpatan umpatan di dalam hatinya karna kesal pada Callie, gadis itu selalu saja pengadu. Rasanya saat ini juga ia ingin mencabik-cabik wajahnya.
Ella mengganti baju piyamanya itu dengan baju hitam polos lengan pendek dan celana training, tak lupa ia mencuci muka dan menggosok gigi terlebih dahulu, Ella juga menyemprotkan sedikit parfum beraroma strawberry kesukaannya yang biasa ia pakai, meski hanya berlari pagi di sekeliling komplek, ia harus tetap wangi, ia tak suka jika dirinya tak wangi.
Ella kembali turun dari kamar dan menghampiri kedua orang tuanya "Aku udah siap"
"Yasudah, ayo kita mulai"
"Ga sarapan dulu?!" ucap Ella
"Gausah, nanti matahari nya semakin panas" Daniel langsung menarik lengan Ella dan membawanya keluar rumah.
Mereka berlari lari kecil mengelilingi komplek, dan kini mereka sedang melewati rumah Callie, di halaman rumah Callie terdapat Aldo yang sedang menyuci mobil miliknya, Daniel dan Ella memberhentikan langkahnya kala melihat Aldo.
"Pak Aldo!" sapa Daniel menghampiri Aldo. Aldo yang merasa namanya terpanggil lantas menolehkan kepalanya, melihat pada sosok yang memanggil "Eh Pak Daniel, Ella. Tumben sekali lari pagi?" Aldo menyunggingkan senyumnya seraya menjabat tangan Daniel
Daniel juga membalas jabatan tangan itu dan juga membalas senyumnya "Iya Pak, mumpung hari libur"
Ella menghampiri Aldo dan menyalami tangannya
"Ah, Ella! Lama kita ga ketemu, kamu apa kabar?" tanya Aldo
"Baik pa. Papa sendiri, gimana?"
"Papa juga baik"
"Gimana perkembangan bisnisnya pak Aldo? Kemarin saya dengar dari Ella, katanya bapak ada proyek di luar kota?" tutur Daniel dengan antusias
Aldo beralih pada Daniel, ia menjawab pertanyaan-pertanyaan yang di berikan olehnya, bisnisnya sedang berkembang cukup pesat setahun belakangan ini, yang membuatnya harus selalu bepergian keluar kota.
Sementara Ella, karna gadis itu belum mengerti apa yang di bicarakan kedua pria paruh baya itu, ia memutuskan untuk masuk kedalam rumah Aldo. Mengingat kondisi wajah Callie kemarin malam, membuatnya juga ingin menanyakan hal itu. Bohong jika dirinya tak memikirkan Callie, bahkan semalam, ia hampir tak bisa tertidur, benaknya selalu memikirkan gadis mungil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate Or Love [CELLA]
Teen FictionOn going! "Gimana caranya supaya kamu tau kalau aku cinta sama kamu" -Abigail Gabriella Cornelio "Ini rumit kalau kita sama-sama mementingkan ego kita" -Callista Alicia Pantjoro.