07. Bagian Misi?

383 38 4
                                    

"Anin, please help me. You're know what i need." sudut bibir Greesel tertarik menampilkan senyum smirk, kedua tangannya beresedekap di dada seraya masih memperhatikan Ella lekat.

Anindya mendengus kasar dan memutar bola matanya malas

Gadis itu meraih ponsel miliknya yang berada pada saku jaket yang ia kenakan. Lalu, jari-jari tangannya mulai bergerak menyentuh layar handphone

Otaknya mulai berfikir keras untuk mendapatkan sesuatu yang Greesel inginkan.

Jujur saja, Anindya sangat malas jika harus memutar otaknya seperti ini. Tetapi apa boleh buat, ia tak bisa menolak jika Greesel yang menyuruhnya.

Teman-temannya yang lain hanya dapat memperhatikan Anin saja yang tengah duduk termenung memikirkan segala hal. Karena yang mengerti tentang hal ini hanyalah Anindya.

"Abigail Gabriella Cornelio,"

Hanya memerlukan waktu beberapa menit, Anin sudah mendapatkan apa yang Greesel ingin kan.

Seluruh atensi teman-temannya langsung mengarah pada Anin yang mulai membuka suara lagi.

Merasa sudah mendapatkan perhatian dari teman-temannya, termasuk Greesel, Anindya segera membacakan seluruh informasi yang ia dapatkan melalui benda pipih yang sedari tadi ia pegang dan mainkan.

"Abigail Gabriella Cornelio. Bersekolah di tempat yang sama dengan kita, SMA Unggul Prestasi. Kelas XI IPS 2, dia ga mengikuti ekskul apapun di sekolah. Anak tunggal, ayahnya kerja sebagai pemilik perusahaan ternama di kota ini. Dia mengikuti pertandingan-pertandingan balap motor sejak masuk SMA. Dia bertempat tinggal di komplek Merpati putih, blok F nomor 23," tutur Anindya panjang.

Greesel masih terus memperhatikan Anindya dengan posisi berdiri dan yang bersandar pada tiang pembatas penonton. Kedua tangannya masih terlipat di atas perut.

Ia memastikan apakah Anin sudah selesai berbicara apa belum.

"Dan, yang terakhir, dia sama sekali belum pernah menjalin hubungan dengan siapapun sampai saat ini. Itu doang yang saat ini bisa gue dapet" Sambung Anin.

Greesel tersenyum tipis mendengar semua tuturan yang di berikan temannya itu "Belum pernah menjalin hubungan? Okay, wait for me, Gabriella." batin Greesel.

Greesel segera berjalan menuju Anindya yang masih terduduk, ia usap lembut rambut temannya itu seraya berkata, " it's okay, that's enough, Anindya ... Tapi mungkin aku akan terus butuh kamu untuk mencari semuanya lebih dalam ucap Greesel dengan lembut.

Anindya hanya tersenyum simpul mendapatkan ucapan dan perilaku seperti ini dari Greesel.

Sementara teman-temannya yang lain, mereka menjatuhkan rahangnya terkejut dengan apa yang Anindya ucapkan tadi.

Bagaimana bisa ia mendapatkan semua informasi itu hanya dengan beberapa menit? Gadis itu memang benar-benar cerdas dalam mencari informasi seperti ini. Pikir mereka.

"Anjir? segampang itu kah dia dapat semuanya?" ucap gendis

Grace dan Cathy mengangkat kedua bahunya bersamaan.

•••

Secangkir kopi hangat capuccino, tengah di seruput oleh Ella. Dengan alunan musik yang terdengar tenang di sebuah Cafe yang dirinya berada, tetapi tidak dengan suasananya.

Teman-temannya sangat berisik sekali sedari tadi, kata-kata selamat untuk Ella rasanya tak pernah berhenti.

Ella dan sekumpulan teman-temannya, sedang berada di sebuah Cafe yang tak jauh dari tempatnya bertanding tadi. Sebagai tanda merayakan kemenangan Ella, Ia dan temannya yang lain memutuskan untuk merayakannya di cafe. Dan pastinya, yang membayar minuman dan makanan mereka adalah Ella.

Hate Or Love [CELLA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang