Sore ini hujan, menghambat Lana untuk pulang kerumah. Ya sebenarnya bisa saja memesan taxi atau ojol, tetapi uang Lana sudah habis."Huftt.. Kalo gitu tadi bawa uang lebih." Lana menghela nafasnya, handphonenya mati habis baterai. Ia harus apa?.
Saat sedang melamun tiba tiba ada yang menepuk bahunya.
"Ga pulang el?." itu Yuan.
"Ahh iya, ini mau pulang. Tapi hp gue lowbat lupa bawa charger." Lana menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia tidak suka keadaan canggung seperti ini.
"Ohh, mau pulang bareng? Kebetulan gue bawa mobil. Mau sekalian aja ga?." Lana terdiam, tidak menjawab. Ia bingung, kalau ia terus disni siapa yang akan menjemputnya? Sedangkan uang saja tidak ada, handphonenya lowbat.
Lana mengangguk mengiyakan tawaran tersebut.
"Yaudah ayo."
Keheningan melanda, hanya ada suara radio dan hujan diluar. Tidak ada yang memulai percakapan, sampai pada akhirnya Yuan berucap.
"El, gue ke supermarket dulu ya. Lo mau ikut?." Yuan menghentikan mobilnya tepat di depan supermarket.
"Ayo ikut aja, gue traktir deh." Ujar Yuan mengajak Lana, kebetulan Lana sedikit lapar. Ia tidak ingin menyia nyiakan momen ini, jadi Lana mengiyakannya.
"Yu, gue beli ini boleh?."
"Ambil aja El." Lana hanya mengangguk
"Makasih."
Saat sedang menelusuri lorong minuman, Lana melihat seseorang yang tidak asing baginya. Pria itu sedang memilih minuman dikulkas yang hanya berisikan kopi.
Lana ingin mendekat tetapi Yuan menghampirinya.
"Udah selesai, El?."
"Ud-"
"Lana?.."
Lana melebarkan matanya, terkejut dengan pria yang memanggil namanya. Itu..
"Hekal..."
Disisi Hekal.
Hekal melihat kesebelah kiri Lana, itu.. Pria yang tidak asing, bukan kah itu Yuan?.
Apakah kekasihnya berselingkuh dengan mantan pacarnya itu?. Pantas saja sedari tadi ia mengirim pesan tidak ada jawaban.
"K-kamu udah selesai kerkel?." Hekal berbasa basi seakan akan tidak terjadi apa apa.
"Eh, lo Hekal Rolendra bukan sih? Temennya emm.. Oh! Temennya Najassa kan?." Hekal hanya mengangguk kaku.
"Ah iya. Yaudah kalo gitu gue bayar dulu." saat Hekal beranjak ingin pergi dari lorong minuman, tiba tiba tangannya dicekal oleh Lana.
"Y-yuan kenalin ini pacar gue, Hekal. gue pulang bareng dia ya. Makasih udah nebengin gue!. Oh ya, ini jajanannya Hekal aja yang bayar."
Hujan berhenti, sekarang Lana sudah berada dirumah dengan Hekal yang menemaninya. Lana ingin menjelaskan semua yang Hekal lihat tadi di supermarket, tetapi Hekal bilang tidak perlu.
"Hekal.. Biar aku jelasin ya?." Lana memegang kedua tangan Hekal, mereka duduk berhadap hadapan.
"Ga perlu, aku udah maafin kok. Maaf ya kalo aku cemburuan, aku tadi mau jemput kamu tapi nomer kamu enggak aktif, terus aku gatau kamu kerkel dimana.."
"Tadi hp aku lowbat, uang aku juga habis. Terus Yuan nyamperin aku dan nawarin mau pulang bareng atau enggak, tadinya aku mau nolak. Tapi kalo aku nolak aku pulangnya gimana?, aku juga tadinya mau pinjem hp Yuan aja buat hubungin kamu. Tapi aku ga hafal nomer kamu. Maaf.." Lana menundukkan kepalanya.
"Iya enggak apa apa, aku juga minta maaf ya. Harusnya aku anterin kamu tadi, jangan nangis sayang.." Hekal memeluk tubuh hangat pacar kecilnya itu