***
Abizer kini seperti biasa, ia berada di rooftop. Ia mengingat ucapan Kalea tadi. Jika ia boleh jujur dengan perasaanya sendiri, sebelumnya ia memang tidak memiliki perasaan apapun kepada Kalea. Ia mengingat ucapan Kalea tentang eye contact, menurutnya pribadi itu hanyalah ketidaksengajaan yang ia lakukan sehingga membuat kesalahpahaman seperti yang Kalea katakan sebelumnya. Ia merasa bahwa perasaanya masih berada pada Callista. Namun, entah mengapa ia tidak bisa berbohong jika perasaannya kepada Callista telah memudar, dan perasaannya kepada Kalea mulai tumbuh.
Hawa dingin yang menusuk kulit Abizer membuat ia ingin segera masuk ke dalam. Saat Abi hendak turun, tiba-tiba ia mendapatkan pesan dari pamannya, ia segera membuka pesan tersebut.
"5 menit lagi angkat telepon saya" hanya seperti itu, Abizer sempat bingung. Namun, ia tak memikirkan hal itu setelahnya.
Benar saja, sekarang paman Abizer telah menelponnya, segera ia mengangkat panggilan tersebut
"Halo Paman" sapa Abizer
"Wah sepertinya kamu masih sehat ya" ujar paman Abizer di seberang sana, Abizer bingung ketika mendengar ucapan pamannya tersebut
"Maksud paman?"
"Loh, saya kasih hadiah seperti ini, kamu gak sadar?" tanya Paman Abizer kepada Abizer. Abizer berpikir keras sampai pamannya menjelaskan
"Saya yang buat virus ini, karena apa? Karena saya tidak suka melihat kamu dan keluarga kamu hidup. Kalian bahkan tidak bisa merasakan kehilangan istri dan anak untuk seumur hidup. Soal kematian ayahmu itu layak karena gara-gara ayahmu dan ibumu yang mengajak istri dan anakku membuat dua orang kesayanganku mati. Jadi saya buat hadiah spesial untukmu, agar kamu dan keluarga brengsekmu itu bisa segera menyusul ayahmu di neraka"
"JAGA OMONGAN PAMAN! Ayah gak pantas diolok-olok sama paman kayak gitu!" murka Abizer
"Hahaha, tenang jangan emosi. Intinya saya tidak akan memberikan obatnya kepada pemerintah jika kamu belum mati. Berita bahagia buat kamu, ibu kamu meninggal menjadi zombie" jelas Paman Abizer dari telepon. Kaki Abizer lemas setelah mendengarkan ucapan pamannya
"Mau sampai kapan Jendra kamu gak mati, dan egois untuk bertahan hidup. Apa harus paman bunuh dulu perempuan yang ada di dekatmu itu agar kamu berani untuk mati. Matilah Rajendra, karena kamu harus membayar nyawa putraku, atau kalau tidak, terpaksa saya harus menyingkirkan bunga yang ada di sebelahmu itu"
"PAMAN JANGAN MACAM-MACAM! Jangan pernah menyentuh semua teman Jendra, karena ini tidak ada hubungannya dengan mereka"
"Oke, berarti kamu harus mati. Biar teman kamu bisa melanjutkan hidupnya dengan baik, dan kamu juga bisa cepat bertemu kedua orang tua kamu di neraka. Hahahaha"
"Dasar brengsek" umpat Abizer, panggilan pun terputus sepihak, Abizer benar-benar bingung dengan ini. Ia tidak tau apa yang harus ia lakukan sekarang. Ia tidak tau bagaimana ia menjelaskan kepada teman-temannya jika virus ini ada karena dirinya, pasti mereka akan murka. Namun jika ia diam saja, obat tidak akan diberikan oleh pamannya, karena ia menduga jika pamannya telah menyogok pemerintah.
KAMU SEDANG MEMBACA
About You
Teen Fiction[written in bahasa] • : Blurb Kalea Lavanya Arneyva. Gadis cantik dan pendiam mahasiswa semester 3 di universitas swasta di Jakarta. Kalea sudah menaruh perasaan pada seseorang sejak ia semester satu. Namun, ia merasa seseorang tersebut tidak mungk...