Part 2

686 75 2
                                    

***

Tangan Adel bergetar cukup hebat, ia menjatuhkan gesper milik River begitu saja.

Adel bahkan kini jatuh terduduk dengan airmata yang menetes tanpa bisa dicegah.

"Apa yang sudah aku lakukan?" Gumamnya seraya menatap kedua tangan miliknya yang selama ini sudah ia pergunakan untuk menyiksa River dengan begitu keji.

"Nona!" Panggil River.

Mendengar itu, Adel pun buru-buru membersihkan lelehan airmatanya.

Adel sudah berjanji pada akhirnya jika akan berubah, ia tak boleh menyiksa River lagi, apalagi setelah melihat tubuh River yang menyedihkan.

Adel benar-benar tidak bisa mengulang lagi kejahatan yang ia lakukan selama ini.

Gadis cantik itu pun lantas segera pergi begitu saja meninggalkan kamar River, Adel berlari seperti orang kesetanan menuju keluar dari rumah yang ia tempati.

Ia lalu masuk begitu saja ke dalam mobil dan mengendarainya dengan kecepatan penuh.

River sendiri merasa heran dengan Adel, kenapa Adel malah lari? Bukannya menghukum River namun Adel malah memilih untuk melarikan diri.

'Apa lagi rencananya sekarang?' gumam River dalam hati.

Pemuda tampan itu lantas segera memakai kembali bajunya dengan susah payah.

Luka-luka yang masih membekas dan beberapa luka yang masih basah terasa berdenyut sakit.

Tubuh River seperti remuk, bahkan untuk bernafas saja rasanya sulit. Ingin rasanya ia pergi ke rumah sakit guna memeriksakan diri, namun River takut akan kemurkaan Adel yang selalu membabi buta.

River tampak termenung, Adel pergi begitu saja tanpa menyuruhnya melakukan apapun seperti biasa, Adel benar-benar tidak seperti biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

River tampak termenung, Adel pergi begitu saja tanpa menyuruhnya melakukan apapun seperti biasa, Adel benar-benar tidak seperti biasanya.

"Aku harus pergi ke kantornya, mungkin dia akan lebih marah lagi kalau aku nggak bisa peka sama keinginannya." Gumam River seraya beranjak dengan susah payah.

Padahal ia sedang demam tinggi, namun ia tetap memaksakan diri untuk pergi ke kantor Adel.

River sudah biasa mengantarkan Adel kemanapun, meskipun kondisinya sedang buruk dan sakit, Adel tetap tak mau tau dan terus menyuruh-nyuruhnya.

Oleh sebab itu sekarang River menjadi heran dengan sikap Adel yang tiba-tiba saja berubah.

"M-mas River? Mas River mau kemana? Mas River kan lagi sakit." Tanya Mirna dengan tatapan khawatir. Bukan cuma khawatir, Mirna tentu juga sangat cemas dengan keadaan River.

Mirna sudah lama menyimpan perasaan untuk River dan sampai saat ini River belum tau akan isi hati Mirna.

"Mau ke kantor nona Mir, saya takut nona makin marah kalau saya malah malas-malasan di kamar." Ujar River.

Main Butler Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang