Abah

185 20 0
                                    

Danu baru aja bangun tidur, mukanya masih belel tapi udah ngunyah kacang goreng. Dia celingukan dari lantai 2, tumbenan nih rumah sepi senyap. Biasanya‐- wahh ada yang nggak beres nih.

Nyawanya langsung kekumpul lagi berkat kacang goreng. Terima kasih kacang goreng.

Danu turun dan di anak tangga terakhir dia pas-pasan sama Joshua.

"Eh lek ku." Sapa Joshua narik Danu dan dia ketekin adeknya itu.

"Apa sih kau bang!" Danu ngedorong abangnya. "Mana yang lain? Macam sepi senyap ku liat."

"Di depan ada Abah sama Ibu. Baru sampe jam setengah enam tadi."

Oh pantesan Danu nggak tau, soalnya tadi sehabis sholat subuh dia tidur lagi karna ngantuk tadi malem nemenin Ryan nganterian cewenya:D

"Kau nak mane?" Tanya Danu.

"Yok nak ikot?"

"Kemana dulu bodo?"

"Berak."

"Meh beghak atas pale aku!" Danu nendang pantat Joshua yang asik cekikikan sendiri habis jahilin dia.

Puas ngehejar abangnya, Danu langsung nyamperin ke teras rumah yang rame banget. Abah Duduk di kursi di kelilingi anak-anaknya.

"Abah," sapa Danu dan menyalimi pria yang udah seumuran ayahnya itu.

"Elehh Danu kasep! sehat nak?"

Danu nyengir, malu dia di bilang ganteng. "Alhamdulillah sehat bah. Diko tuh tahu gejrot mulu."

Diko yang lagi ngelendot sama Panjul langsung natap masnya protes. "Apaan sih mas! Tahu mulu yang di salahin."

Semuanya tertawa. Pokoknya sehari minimal ada yang ternistakan deh, kalo enggak bakal meriang. Ibu sendiri yang duduk di sebelah Abah lagi ngusap puncak kepala Mahesa. Ini anaknya yang asli siapa sih?!!

"Kalian ini kebiasaan, kalo ada apa-apa pasti Ibu sama Abah di kabarin belakangan."

Semua langsung nunjuk Hendra yang lagi ngunyah kacangnya Danu. "Lah?? Kok gue?"

"Marahin bu, koko pacaran mulu!" Cepu Dino.

"Heh anak bawang gak boleh bersuara!"

Abah ketawa, ketawanya khas bapak-bapak banget. "Abah denger kemarin ada kejadian lagi."

Ryan kicep,dia ngelirik Julian yang nahan ketawa. Pengen Ryan lempar sendal itu muka ngelesein Panjul.

"Biasa bah, Ryan di apelin cewenya." Celetuk Juna tiba-tiba.

Tuk!

"Bu liat nih Rayen!" Adu Juna waktu kepalanya di ketok,padahal pelan. Dia aja yang ngedrama.

"Sebelumnya emang belum kamu lepas seluruhnya,Nu?"

Danu narik kaos Hendra. Dia numpang ngelap dan prakris dapet cubitan di pinggangnya.

"Dia memang nggak mau bah pergi jauh hari itu, harus di pulangkan." Danu nujuk pohon rambutan tetangga sebelah kanan. "Tuh,nongkrongnya di situ."

"Shit. Pantesan." Umpat Ryan.

Ibu menggelengkan kepalanya. "Iman dan Ibadahnya yang harus di kokohkan. Bukan buat yang muslim aja. Kaya Hesa,Samuel sama Juna juga harus lebih rajin ibadah."

"Iya bu." Sahut mereka berbarengan.

Beneran pada tunduk kalo sama Ibu mereka mah. Kalo Abah masih bisa mereka ajak dangdutan.

"Bu, laper." Hesa kali ini boleh menang, biar nggak di sayang pacar tapi di sayang sama ibu nya. Biarin aja Diko di asuh sama bapak tiri bentukan Panjul.

THE DARSO SQUAD [Seventeen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang