Setelah mengantarkan dean, radit masuk berada di depan rumah dean dan menelpon raka untuk pergi ke cafe
"Halo rak" ucap radit
"Tumben banget lo manggil gue nama biasa nya juga 'halo anjing' ada apa dengan lo akhir akhir ini?"
"Ke cafe yo, ajak yang lain nanti gue tunggu disana"
"Lah ayo, gue kabarin yang lain kalau gitu"
"Oke kalau gitu"
Telpon pun di matikan oleh raka, radit menyalakan mesin motornya dan melajukan motornya untuk menuju cafe, di sisi lain dean yang sedari tadi mengintip lewat jendela dibisiki oleh renita
"Hayoo kenapa liatin radit kaya gitu" ucap renita yang membuat dean kaget
"Ah engga, siapa yang liatin radit"
"Halah kamu boong nya keliatan tu, sini bunda mau ngomong sama kamu"
Renita berjalan untuk menuju ke sofa lalu mendudukkan dirinya di sofa begitu juga dean yang duduk di hadapan renita, suasana rumah sepi kakak kakak dean ada yang kerja dan ada yang sudah menikah lagi pula ayah nya pun bekerja jadi hanya dean dan renita disana
"Kamu suka radit?" tanya renita
Dean yang kaget dengan pernyataan renita menatap wajah renita, dean tidak tahu maksud renita apa kenapa dia bertanya seperti itu secara tiba tiba
"Bunda kenapa tiba tiba nanya kaya gitu?"
Renita tersenyum ke arah dean "Kalau kamu suka sama radit kejar dia, bunda gapapa asalkan ga ketauan papa kamu bunda gapapa sayang, daripada ngejar yang ga pasti bikin kamu cape, bunda liat liat radit juga kaya nya suka juga sama kamu, buka sedikit hati kamu buat dia nak"
Mendengar perkataan sang ibu dean terdiam sejenak karena perkataan ibu nya ada benar nya juga akhir akhir ini sikap radit terhadap nya sangat berbeda apalagi kalau dia bertemu dengan sadipta sifat radit berubah menjadi sangat dingin dan juga perasaan nya terhadap sadipta perlahan lahan mulai menjadi biasa saja dan sepertinya perasaan nya mulai berpindah pada radit
"Bunda tau darimana kalau radit suka dean?"
"Bunda tadi liat dari jendela, radit nunjukin nya secara terang terangan cuma kamu nya yang ga peka dean, cara dia senyum ke kamu sama ke bunda itu beda, kamu inget gimana senyum radit ke bunda waktu pertama kali ketemu? Itu udah jelas beda"
Lagi lagi dean hanya bisa terdiam 1000 bahasa, kepalanya penuh dengan pertanyaan tentang radit, apakah dia beneran suka? Bukan nya dia suka cewe? Kenapa tiba tiba suka aku? Ah itu membuat kepala dean seketika menjadi berat
"Pikirin lagi sayang, ikuti kata hati kamu kaya gimana, biasa nya yang jatuh cinta hatinya selalu bergetar dan jantung kamu selalu berdegup kencang" ucap renita sembari tersenyum
"Ah gatau bund, aku ngantuk"
Dean pun langsung pergi meninggalkan renita yang berada di ruang tamu dan masuk kedalam kamar nya untuk merebahkan dirinya.
.
Radit telah sampai di cafe itu dan tak lama ada ke tiga tema nya sampai juga disana, radit duduk di atas motornya lalu di hampiri ke tiga teman nya
"Tumben lo mau kesini?" heran arhan
Raka dan langit menganggukan kepalanya setuju karena setahu mereka bertiga radit jarang sekali mengajak mereka duluan dan hanya di ajak oleh raka atau engga arhan baru dia mau tapi kali ini berbeda dari biasanya
"Masuk dulu, gue mau bilang sesuatu" ucap radit
Radit mendorong sedikit tubuh teman teman nya untuk segera berjalan, mereka kini sudah masuk dan dapat tempat duduk di lantai satu dekat degan jendela seperti biasa, makanan dan minuman pun sudah tersedia disana
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Let Me Go [pondphuwin]
Teen FictionHappy reading semuaa, sedikit kisah nyata dan ada bumbu bumbu fiksi juga yaaa