Radit di bawa oleh raka ke rooftop, radit pun di suruh duduk oleh raka di sebuah kursi panjang yang berada disana, radit kini sudah mendudukkan pantat nya di kursi itu sembari merasakan nyeri pada sisi bibirnya dan tulang pipi nya
"Kenapa lo tiba tiba ngehajar tu orang?" tanya raka
Radit mendengar pertanyaan itu pun menoleh dan menatap wajah radit lalu terdiam sejenak
'Kalau gue ceritain yang sebenarnya mereka bakal ikut nyari tu orang dan bakal bilang 'tinggalin dean kalau lo terus luka gara gara di gebukin' pasti gue, gue nge bohong aja kali ya' bati radit
Radit menghrla nafas kasar "Dia nabrak gue"
"Gitu doang?"
"Iya gitu, bekal gue jatoh anjing padahal gue lagi laper jadi ya gue emosi"
"Yaelah anying dit, gue kira kenapa ah tai lo" ucap arhan
"Iya gitu, sorry"
"Buang buang waktu lo, udah lah kita ke kantin aja"
Arhan raka dan juga langit meninggalkan radit sendiri disana sembari melihat langit yang sangat cerita itu dan warna langit nya pun berwarna biru indah, tak lama ada seseorang datang menghampiri radit dan itu adalah dean dengan membawa kotak p3k
"Kenapa lo kesini?" ucap radit
"Mau ngobatin luka lo"
"Gausah ntar juga sembuh"
"Sini muka lo"
"Gue bilang gausah dean"
"Turutin aja!!"
Dean pun memegang pipi radit dan membawa nya untuk menatap diri nya agar lebih mudah untuk mengoleskan salep pada bibir dan pipinya
"Tahan dikit ini bakal perih"
"shhh.."
Dean pun mulai mengoleskan salep pada luka radit, radit yang merasa perih pun hanya bisa meringis dan memundurkan wajah nya
"Bisa diem ga si?" Kesal dean
"Ini sakit tolol" keluh radit
"Ya diem makanya biar cepet"
Dean kembali menoles kan obat pada luka radit, radit menatap wajah dean yang mulu putih dan juga cantik membuat jantung nya tidak berhenti berdegup dengan kencang tak lupa sesekali ia meringis karena perih
Dean selesai mengobati radit dan ia menaruh barang barang p3k yang ia keluar kan tadi
"Lo kenal sama dia?" tanya radit
Dean menganggukkan kepalanya "Kenal, dia anak angkatan gue juga"
Semua nya selesai dean pun berdiri dari duduk nya dan hendak akan berjalan meninggalkan radit, namun tangan dean di pegang oleh radit yang membuat dean berhenti dan menoleh ke arah belakang, mata radit dan dean kini bertemu
"Gue suka sama lo" ucap radit
Mendengar itu dean seketika mematung dan tidak tahu akan menjawab apa, dean hanya bisa bisu tanpa melontarkan kata kata dan radit kini berdiri dari duduk nya
"Lo pacar gue mulai hari ini ya? Terimakasih obat nya sayang" ucap radit lalu mencium pipi dean
Dean melebar matanya saat radit mencium dirinya, radit tersenyum lalu meninggalkan dean yang mematung disana dan seolah dirinya sedang bermimpi, jantung dean kini berdetak kencang dan ternyata benar apa yang di katakan renita dirinya benar benar suka pada radit
Dean masih membisu di tepat dan memegang pipi sebelah kanan yang radit cium tadi lalu tersenyum
"Lucu banget" ucap dean
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Let Me Go [pondphuwin]
Teen FictionHappy reading semuaa, sedikit kisah nyata dan ada bumbu bumbu fiksi juga yaaa