14.you're mine

7 0 0
                                    

"Gimana vidionya? Udah kesebar kan?" tanya Arabelle, pada gadis itu.

"Udah, semuanya beres. Brianca udah di cap sebagai pelakor sama siswa-siswi di sekolah." timpal Laura, pada Arabelle.

"Bagus, ini buat lo."

Arabelle mengeluarkan kertas amplop coklat berisi uang lalu melemparkannya pada Laura.

"Sip, thanks ya. Kalo lo butuh bantuan, bisa panggil gue lagi aja." pukas Laura, sambil berlalu pergi.

Arabelle tersenyum kemenangan, dia senang melihat Brianca di fitnah habis-habisan oleh para siswa.

Tak sampai situ, Arabelle juga masih memikirkan cara agar dapat menjauhkan James dari Brianca. Ia tak suka melihat mereka berdekatan, apalagi mendengar bahwa mereka sudah berpacaran. Baginya James itu adalah miliknya, saat masih kecil sampai dewasa pun harus tetap menjadi miliknya.

                                🍁🍁🍁

"Gue—"

Bugh!

Satu hantaman keras mendarat tepat di rahang bagian atas Mario. Mario mendesis pelan, lalu memegangi wajahnya yang terkena pukulan. Ujung bibirnya terlihat berdarah.

Belum sempat Mario menjelaskannya, James sudah emosi duluan memukulnya. James tersulut amarah saat melihat Mario berjalan berdampingan dengan Brianca.

"Gue kasih admonition buat lo! Sekali lagi lo deketin cewek gue, gue abisin lo beserta para anak buah lo sekalian! Paham lo!!" bentak James kasar pada Mario.

"James, udah. Kita dilihatin orang."

Brianca menyergah James sambil menahan tubuhnya yang hendak akan memukul Mario kembali.

James menarik lengan Brianca untuk naik ke atas motornya. Seperti biasa, James memakaikan dulu helm dan jaket ke pinggangnya Brianca. Lalu mereka melaju melesat pergi menjauh meninggalkan Mario.

Mario yang melihat hal itu, ia menjadi sedikit kesal. Ia yang berniat untuk ingin lebih kenal dekat lagi dengan Brianca, sekarang akan lebih susah dan menantang. Pasalnya James sudah mengakui bahwa Brianca adalah wanitanya.

"James bawa motornya jangan kenceng-kenceng, aku takut." teriak Brianca dari belakang.

James mengabaikan obrolan Brianca, ia malah semakin kencang membawa motornya. Angin menerpa lebih kuat, merasakan hal itu sontak Brianca semakin mempererat pelukan pinggangnya pada James.

Sesampainya di parkiran, Brianca turun dari motor lalu melepaskan helmnya. Kali ini James membawa Brianca ke apartemennya. Lalu James menarik kencang lengan Brianca sambil berjalan menuju unitnya.

Tit... tit.. tit.

Pintu unit apartment James terbuka, lalu mereka berdua memasukinya.

James melepaskan genggamannya, ia mendorong tubuh Brianca pada dinding tembok besar Apartemennya. Lalu tubuhnya dihimpit oleh kedua tangan James hingga ia mengukungnya agar tidak bisa kemana-mana.

"Kenapa lo bisa jalan bareng dia?" tanya James, penuh penekanan.

"A-aku, a-aku..."

Brianca kelimpungan, ia jadi tidak fokus menjawab karena James menekannya pada tembok. Dan hal itu berhasil membuat Brianca jadi ketakutan.

"JAWAB PERTANYAAN GUE!!!" bentak James sambil memukul dinding dengan keras.

"LO HARUS INGET INI. LO ITU CUMA MILIK GUE! Dan lo gak boleh jalan berduaan bareng cowok lain selain gue, PAHAM LO!"

Brianca mengangguk cepat, matanya nampak berkaca-kaca. Ketakutan terlihat dari raut wajahnya.

"Gue dari tadi khawatir sama keaadan lo, gue nyariin lo sana sini. Dan tanpa gue duga, ternyata lo malah berduaan sama manusia laknat itu!"

BRIANCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang