19.BERANGKAT KE INGGRIS

4 0 0
                                    

Bandara Soekarno-Hatta, Pukul 04.30...

James menaikki kabin pesawat terbang pribadinya bersama sang Ayah, lalu ia duduk di kursi penumpang andalannya dengan santai. James menghembuskan napasnya kasar, ia sedang gusar. Apakah keputusannya tepat meninggalkan Brianca sendiri? Ada banyak rasa khawatir yang melintas di pikirannya.

Sebelum take-off, James buru-buru mengambil handphone dari saku jaketnya. Ia lupa, semalam ia tidak mengabari Brianca bahwa dirinya akan pergi ke Inggris hari ini juga.

Sebelum berangkat, James memutuskan untuk menelpon Brianca karena ia ingin sekali mendengar suaranya. Namun saat ia melakukan panggilan, tidak ada jawaban dari nomor Brianca. James membatin, mungkin Brianca masih ngebo kali ya ...

'Mending gue chatt aja deh.' batinnya.

𝗧𝗼: 𝗠𝗮 𝗟𝘂𝘃𝘃 🙀😻

[𝗕𝗿𝗶𝗶.. 𝗴𝘂𝗲 𝗹𝘂𝗽𝗮 𝘀𝗲𝗺𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗴𝗮𝗸 𝗸𝗮𝗯𝗮𝗿𝗶𝗻 𝗹𝗼, 𝗴𝘂𝗲 𝗰𝘂𝗺𝗮𝗻 𝗺𝗮𝘂 𝗯𝗶𝗹𝗮𝗻𝗴 𝗸𝗮𝗹𝗼 𝗴𝘂𝗲 𝗶𝘁𝘂 𝗸𝗲𝗺𝗮𝗿𝗲𝗻 𝗱𝗶 𝘀𝗸𝗼𝗿𝘀 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝗴𝘂𝗿𝘂 𝗯𝗸.]   04.36              
[𝗗𝗮𝗻 𝗽𝗮𝗴𝗶 𝗶𝗻𝗶 𝗷𝘂𝗴𝗮 𝗴𝘂𝗲 𝗯𝗲𝗿𝗮𝗻𝗴𝗸𝗮𝘁 𝗸𝗲 𝗘𝗻𝗴𝗹𝗮𝗻𝗱 𝗯𝗮𝗿𝗲𝗻𝗴 𝗯𝗼𝗸𝗮𝗽.]           04.37

[𝗝𝗮𝗱𝗶, 𝗷𝗮𝗴𝗮 𝗱𝗶𝗿𝗶 𝗹𝗼 𝗯𝗮𝗶𝗸-𝗯𝗮𝗶𝗸 𝘆𝗮.] 04.38                                                                                                    
[𝗕𝘆𝗲.. 𝘀𝗲𝗲 𝘂 𝗮𝗴𝗮𝗶𝗻 𝗣𝗿𝗶𝗻𝗰𝗲𝘀𝘀 𝗰𝗮𝗻𝘁𝗶𝗸 😘] 04.38

James memandangi room chat-nya, sekilas ia melamun. Belum berangkat saja dia sudah rindu dengan gadis itu, apalagi kalau sudah berada jauh disana. Makin rindu menggebu-gebu malah yang ada nantinya.

Setelah pintu dalam kondisi Armed, salah satu awak kabin melapor ke Pilot dan berkata. "Doors are Armed and crosscheck complete."

Pilot menginstruksikan awak kabin untuk berada di posisi take-off, buru-buru James mengaktifkan mode pesawat dalam layar handphone-nya. Lalu ia menyimpannya di nakas penyimpanan barang miliknya. James duduk di kursi dengan nyaman lalu tak lupa menggunakan sabuk pengaman.

Safety demonstrasi telah selesai dan pesawat siap lepas landas mengudara terbang dengan posisi stabil. Rasanya James akan menyesali keputusannya kali ini. Ia rindu Brianca detik itu juga. Ia juga bahkan sudah rindu akan kebersamaannya.

                                 🌻🌻🌻

Brianca yang baru saja mengecek isi handphone-nya ia syok bukan main. Pasalnya James mengirimkan pesan yang tertulis bahwa ia sudah pergi ke Inggris.

Brianca bingung dengan dirinya, entah ia harus senang karena tidak akan ada yang menyuruhnya atau sedih karena James pergi meninggalkannya. Ia luruh dalam keheningannya, entah mengapa ada hal yang mengganjal di dalam hatinya ini. Dadanya sesak, ia merasa seperti kehilangan sesuatu yang penting...

Pukul 08.25 Brianca sudah bersiap diri, ia ingin memastikan apakah James benar-benar pergi ke Inggris atau hanya omong kosong saja. Yang pasti Brianca penasaran, sekaligus khawatir akan James jika ia benar-benar pergi...

Brianca turun dari angkot, lalu ia berlari menuju Apartemen milik James. Brianca dengan cepat memasuki liftnya. Lift yang ia gunakan perlahan semakin naik, mengantarnya menuju unit milik James.

Ting!

Brianca keluar dari lift bergegas lari ke arah unit James. Setelah sampai di depan pintunya, Brianca menarik nafasnya dalam-dalam. Ia nampak ragu untuk menekan tombol bel itu. Ia menepis anggapan bahwa James pasti ada di apartemennya.

BRIANCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang