prolog

168 26 16
                                    

Memiliki suatu kemampuan merupakan sebuah anugerah yang Tuhan berikan. Dan tidak semua orang memiliki kemampuan, yang bisa di bilang sangat luar biasa itu. Bagaimana tidak, Ranpo dapat mengatakan banyak hal dengan deduksi nya.

Bahkan deduksi nya pun selalu tepat, ada banyak masalah yang dapat terselesaikan. Bahkan dengan beberapa kasus kejahatan Ranpo sampai ikut andil dalam hal itu.

Tapi, Ranpo membenci kemampuannya. Dengan adanya kemapuan yang katanya anugerah dari Tuhan itu, Ranpo terus dimanfaatkan. Jika dia tidak bermanfaat lagi, Ranpo tidak memiliki siapapun yang mau bersamanya.

Sampai di hari itu tiba, ketika Ranpo tidak lagi dibutuhkan. Hanya karena deduksi nya tidak masuk akal, dan tidak menghasilkan sebuah bukti yang akurat. Ranpo tidak lagi di pedulikan, dia bahkan sampai di usir dari apartemen pemberian ayah angkatnya itu.

Ranpo juga tidak mengerti, kenapa kali ini deduksi nya tidak tepat sama sekali. Akan apa yang terjadi, Ranpo menyadari kehidupannya. Bahwa dia memang sudah di manfaatkan, dan seharusnya dia pergi lebih dulu pergi dari pada di usir seperti ini.

Di bawah guyuran air hujan, Ranpo berjalan tak tentu arah. Dia tidak memiliki tujuan sama sekali, kedua orangtuanya juga sudah lama meninggal. Ketika orang-orang tahu kemampuannya, mereka merebutkanya untuk di manfaatkan. Dan kini sudah saatnya dia di tinggalkan, karena tidak lagi berguna.

Saat berjalan sendirian dengan sempoyongan, seseorang memberikan payung padanya. Dia juga tersenyum, membiarkan tubuhnya basah akan air hujan.

"Kenapa?" tanya Ranpo yang sebenarnya bukan itu yang ingin di tanyakan nya.

Sang oknum pun merasa kebingungan, dia juga sudah berniat baik. Kenapa justru dipertanyaan seperti itu, padahal sudah jelas-jelas memiliki jawaban.

Sementara itu Ranpo menatapnya dengan lekat, hingga beberapa saat dia tersenyum tipis. Kemudian menubruk tubuh seorang cowok di depannya. Ranpo kehilangan kesadarannya, dia sudah kelelahan. Apalagi dia sampai kehujanan, di hari yang dingin ini. Ranpo mana mungkin bisa bertahan, dan dia tidak memiliki tempatnya berpulang.

Dia—Dazai, seseorang yang telah menolong Ranpo. Memberikan payungnya pada Ranpo, dan berniat pergi setelahnya.

Tapi, mana mungkin dia bisa meninggalkan seseorang yang pingsan di depannya. Meskipun Dazai bukan orang baik, dia juga bukan orang yang jahat. Maka dari itu dia tidak memiliki pilihan, selain membawanya pulang.

Tubuh Ranpo yang dingin, wajahnya yang pucat pasti tidak akan membuat Dazai membiarkannya begitu saja. Ranpo memang butuh pertolongan, dan di hari itu dia dipertemukan dengan seseorang yang bersedia menolongnya.

 Ranpo memang butuh pertolongan, dan di hari itu dia dipertemukan dengan seseorang yang bersedia menolongnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC
Aku KEPENGEN buat cerita, aku KEPENGEN tetap nulis. Tapi gak bisa ngefeel gitu. Tapi, setidaknya karakter buatan Asagiri membantuku menyempurnakan alur ceritaku , dan mood ku buat tetap nulis cerita. Cuma minjem karakternya doang kok.

Retak [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang