chapter sepuluh || biarkan aku memperbaiki keadaan

92 10 2
                                    

Keadaan semakin menjadi-jadi saja, Fukuzawa sengaja tidak melakukan pembalasan. Karena bagaimanapun Ryuji Edogawa merupakan ayah angkat Ranpo sebelumnya. Dia hanya ingin menghargainya, dan tidak memperdulikan apapun yang dilakukannya.

Tetapi lama-kelamaan dibiarkan olehnya, yang ada banyak pula peluang bagi Ryuji untuk menganggu mereka. Bukan hanya Ranpo saja yang sering mendapatkan teror, bahkan anak-anak lain. Yang sangat dikhawatirkan itu Dazai, dia merupakan mata-mata yang tidak seharusnya di ketahui oleh orang lain. Namun Ryuji justru curiga padanya, maka dari itu. Fukuzawa tidak bisa berdiam diri lagi.

Ternyata banyak hal yang perlu di lindungi nya di sini. Seharusnya dia bertindak dari awal, mau bagaimanapun Ryuji memang orang yang nekat. Dia tidak takut jika bermusuhan dengan organisasi seperti mereka.

"Jadi apa yang akan kita lakukan?" Kunikida yang mengajukan pertanyaan dalam rapat hari ini.

"Pertanyaan yang payah," sahut Dazai yang kali ini justru terlihat sangat serius.

Bagaimana lagi, dia tentunya kesal. Kemarin polisi hampir mencurigainya. Karena tiba-tiba Ryuji ada di sana dan mengatakan bahwa di sebuah panti ada seorang mata-mata handal.

Hal itu sempat di ketahui nya karena Ranpo pernah mengatakannya. Hanya saja, Ranpo tidak mengatakan siapa orangnya. Dia juga tidak terlalu penasaran, maka dari itu identitas Dazai belum terungkap.

Hanya saja, Dazai di buat kesal. Kenapa bisa-bisanya Ryuji ikut campur. Dia seseorang yang haus pujian, dan pengakuan dari orang-orang bahwa dia orang yang hebat. Justru dengan mudahnya melakukan apa saja demi hal seperti itu.

"Kita akan langsung menyerangnya, permasalahan ini sudah ku laporkan pada petinggi, dia langsung mengizinkan kita melakukan penyerangan. Jika kita membutuhkan bantuan, mereka lah yang akan mengerahkan banyak bantuan nantinya," jelas Fukuzawa yang langsung pada intinya.

Tidak ada yang menyela perkataannya, mereka langsung saja setuju. Hal seperti ini tidak dapat di toleransi lagi. Mungkin sudah saatnya memberikan pelajaran.

Ryuji semakin menjadi-jadi, dia bahkan tidak takut pada apapun. Padahal dia bisa saja terancam, karena sudah macam-macam pada orang-orang penting itu.

"Kalian sudah menentukannya ya?"

Ternyata Ranpo menunggu mereka semua di depan ruangan rapat. Dia sebenarnya tidak bisa tenang, rasa bersalahnya justru semakin besar. Dari awal dia memang tidak melakukan apapun, itu sebabnya hal seperti ini semakin rumit saja.

"Ranpo maaf jika kami harus membunuh papamu," kata Fukuzawa menepuk pundak Ranpo dengan pelan.

Ranpo tertunduk, dia juga tidak memiliki kenangan baik dengan Ryuji. Jika dia mati tidak ada masalah, Ranpo tidak akan menangis. Sekalipun dia tidak mengharapkan Ryuji harus mati.

"Kenapa harus minta maaf pada dia, lagian semua ini terjadi juga karena siapa," sahut Dazai usai mengatakannya dia langsung pergi begitu saja.

Kunikida yang tadi berada di sebelah Dazai pun terkejut, dia sempat menepuk keras lengan Dazai. Akan tetapi anak itu benar-benar marah, itu sebabnya dia mengatakan hal yang tidak seharusnya dikatakan olehnya.

Namun, Ranpo juga tidak bisa menyalahkan Dazai. Itu haknya, dia juga berhak untuk marah. Karena Ranpo tidak melakukan apapun untuk memperbaiki permasalahan yang ada

Sebelum kedatangannya di panti, kemungkinan panti itu merupakan tempat yang layak untuk di huni. Bahkan merupakan tempat paling aman untuk berlindung. Tapi karena kedatangannya lah, semuanya harus berubah.

"Lenyapkan apapun yang menurut ayah perlu dilenyapkan. Aku juga akan ikut andil, tidak masalah jika dia adalah orang yang merawatku," ucap Ranpo yang tak tersenyum sedikitpun saat mengatakan hal tersebut.

Retak [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang