chapter tiga || apa yang bisa ku lakukan

62 10 0
                                    

Tiga minggu sudah berlalu, dan Ranpo mulai terbiasa dengan tempat baru yang di tinggalinya itu. Meskipun terkadang dia juga merasa takut, takut jika pada akhirnya dia akan di buang lagi.

Tapi, Ranpo mengetahui apa yang sudah dilakukan oleh Fukuzawa padanya. Setiap malam, ketika Ranpo tertidur. Fukuzawa yang merasa sangat yakin jika Ranpo terlelap dengan tenang, selalu menatapnya dengan lama. Dia juga menggenggam tangan Ranpo, dan mengecup punggung tangannya.

Selama ini Ranpo tidak tahu alasan di baliknya. Namun, dia juga sangat yakin. Bahwa Fukuzawa adalah orang yang baik, dia memang terlihat tidak peduli. Hanya saja, dia selalu memberikan perhatiannya kala Ranpo tidak melihat kearahnya.

"Kak Ranpo sudah makan?" Atsushi merupakan seseorang yang selama beberapa hari ini, selalu membantu Ranpo untuk melakukan hal-hal yang ingin dilakukannya.

Karena beberapa minggu terakhir Kenji mendapatkan tugas, yang membuatnya harus pergi meninggalkan Ranpo. Beruntungnya Atsushi mau menggantikan peran Kenji untuk Ranpo. Bahkan perlakuan keduanya pun tulus sekali.

"Aku sudah makan, tadi Yosano yang mengantarkan makanan ke sini. Padahal kan tidak harus seperti itu, aku bisa mengambilnya sendiri," jawab Ranpo yang merasa tidak enak hati.

Mereka melayani Ranpo dengan baik, sementara kenyataannya Ranpo hanyalah orang asing. Mereka tidak seharusnya memberikan perlakuan istimewa itu, hanya karena Ranpo belum pulih sepenuhnya.

Ranpo juga tidak menduga, jika ketika dia kehilangan kemampuannya. Tubuhnya akan menjadi sangat lemah, kepalanya juga sering terasa sakit.

"Kakak tidak enak badan kan?" Atsushi langsung bertanya demikian, karena dia menyadari Ranpo yang terlihat sedang kesakitan.

Belum sempat membalas perkataan Atsushi, Fukuzawa menyentuh pundak keduanya. Dia juga tersenyum tipis, dan mengatakan sesuatu yang diketahuinya. Karena memang sudah seharusnya mereka mendengarnya.

"Kau dulunya pengguna kemampuan kan, Ranpo? Tidak heran jika kau sekarang menjadi lemah. Karena kemampuan yang kau miliki itu menguras semua kekuatanmu, maka ketika kau kehilangan kemampuan. Tubuhnya akan melemah, tapi kau beruntung. Karena masih hidup," jelas Fukuzawa yang menuangkan teh untuk Ranpo dan juga Atsushi.

Sebenarnya Ranpo tidak terkejut lagi mendengar penjelasan dari Fukuzawa tentang dirinya. Karena dia juga sudah menduga akan menjadi hal seperti ini. Ranpo merasa bahwa dia memiliki kelebihan, yang bahkan tidak pernah menunjukkan sisi kelemahannya.

Tapikan semuanya memiliki batasannya masing-masing. Barangkali jika dia kehilangan kemampuannya, dia pasti akan menjadi lemah. Selama ini dia telah merasakan kekuatan yang luar biasa, karena mengetahui banyak hal yang tidak mudah di ketahui oleh orang lain.

"Kak Ranpo tidak apa-apa kan?" Tanya Atsushi yang pastinya akan mengkhawatirkan Ranpo.

Hanya di tempat ini Ranpo merasa dipedulikan dengan tulus. Mereka sama sekali tidak memanfaatkannya. Dan Fukuzawa yang memiliki peran paling penting di panti itu, justru memberikan segalanya untuk Ranpo. Padahal mereka juga baru pertamakali bertemu.

Namun, perlakuannya yang baik mampu diberikannya pada orang asing seperti Ranpo. Mungkin karena pada dasarnya Fukuzawa memang orang baik, jadi dia bisa melakukan apa saja. Tanpa mengharapkan sebuah imbalan.

"Apa aku boleh membantu kalian? Aku tidak mungkin tinggal di sini tanpa melakukan apa-apa," ucap Ranpo yang sangat antusias itu.

Fukuzawa terkejut mendengarnya, dia tidak meminta Ranpo untuk melakukan apapun. Karena di sini dia juga sudah diterima dengan baik, maka Ranpo hanya perlu berusaha untuk menyembuhkan dirinya.

"Kau tidak perlu melakukan apapun, di sini rumahmu. Bukankah rumah tempatmu berpulang jika kau membutuhkan tempat beristirahat? Di sini kau juga tidak akan terluka. Karena bagaimanapun rumah ini adalah penyembuh mu," kata Fukuzawa yang sebenarnya hanya ingin Ranpo selalu merasa nyaman.

Retak [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang