chapter satu || tinggalah di sini

122 17 0
                                    

Sebuah ruangan yang berdominasi kan dengan warna putih, bau obat yang sangat pekat. Perlahan-lahan Ranpo berusaha untuk mengubah posisinya menjadi duduk. Menatap sekitar dengan lekat, dan bertanya-tanya tempat apa yang sedang di lihatnya saat ini.

Hingga seseorang masuk ke ruangan tersebut, dia juga hanya tersenyum tipis. Kemudian mengambil kursi di dekatnya, dan langsung duduk berhadapan dengan Ranpo.

Ranpo tidak mengetahui apapun yang sudah terjadi, ingatannya tentang kejadian kemarin malam saja hanya samar-samar. Jadi apakah Ranpo seperlunya untuk bertanya?

"Ini adalah panti asuhan, aku adalah pemiliknya. Dan kau ada di sini karena kemarin kau pingsan, Dazai yang membawamu kemari. Dia merupakan karyawan di sini," jelasnya yang setidaknya membuat Ranpo mengetahui tempatnya berada saat ini.

Tapi, jujur saja. Ranpo tidak mampu untuk mengatakan kata terimakasih. Rasanya memalukan, dan Ranpo tidak bisa melakukannya begitu saja. Sekalipun seseorang yang berada di depannya saat ini, merupakan orang baik yang bersedia menerimanya.

Kemudian seorang gadis menatapnya, dia juga tersenyum padanya. Senyumannya begitu manis sekali, membuat Ranpo sempat tertegun kala menatapnya.

"Syukurlah kau sudah siuman. Kalau boleh tahu, siapa namamu?" tanyanya yang merasa penasaran itu.

"Edogawa Ranpo."

Usai mendengarnya, pria baya itu pun bangkit dari duduknya. Dia juga meminta gadis yang baru saja masuk itu, untuk ikut bersamanya. Ranpo tidak tahu apa-apa, karena sebenarnya dia tidak memiliki kemampuan lagi.

Semua terjadi secara tiba-tiba, Ranpo tidak bisa lagi untuk menggunakan deduksi hebatnya itu.

Setibanya di luar, pria baya itu menatap ke arah seorang gadis yang di mintanya untuk ikut keluar bersamanya. "Kau tahu siapa dia? Kita memang kedatangan tamu yang penting."

"Ketua, maksudnya ini apa?" tanyanya yang jauh lebih penasaran lagi.

Fukuzawa menghela napasnya, dia belum terbiasa di panggil dengan sebutan ketua. Karena sebenarnya dia bukan seseorang yang bermartabat seperti itu, banyak kesalahan yang diperbuat olehnya. Maka dia belum pantas untuk mendapatkan panggilan dengan penuh hormat seperti itu.

Tapi, mau bagaimana lagi. Berkali-kali dia peringatkan, orang-orang yang berada di dekatnya akan mengatakan hal seperti itu.

"Menurut informasi yang pernah aku dengar dari klien. Ada seorang anak yang memiliki kemampuan luar biasa. Tidak salah lagi, dia Edogawa Ranpo si pengguna kemampuan deduksi."

"Ya sebenarnya aku tahu dari awal ketua," sahut Dazai yang tiba-tiba datang, dan langsung mengatakan perihal demikian.

Fukuzawa pun lantas menghela napasnya, lagi-lagi Dazai telat memberitahu mereka. Meskipun begitu, Dazai adalah orang yang terpercaya. Dia mampu menyelesaikan semua tugasnya, tanpa mengeluh sedikitpun.

Walaupun yang ada beberapa rekannya yang akan langsung mengeluh padanya. Karena dengan alasan, Dazai selalu bermain-main dalam pekerjaannya itu.

"Tapi, ada yang hal penting yang ingin aku sampaikan. Kak Ranpo itu, bukan lagi pengguna kemampuan. Dia telah kehilangan kemampuannya, dan di usir dari apartemen yang sudah diberikan kepadanya," jelas Dazai sesuai yang diketahui olehnya.

Kala mendengarnya Yosano sampai terkejut, dia tidak menyangka. Jika masih ada orang-orang yang memanfaatkan sesukanya saja. Dan jika tidak diperlukan lagi, akan di buang sesuka hatinya seperti sampah.

"Pilihan yang tepat karena kau membawanya ke sini. Tujuan kita adalah melindungi orang-orang, maka Ranpo berhak mendapatkan perlindungan itu. Karena ini juga bagian dari tugas kita sebagai kepercayaan negara ini," ucap Fukuzawa yang menepuk-nepuk pelan pundak Dazai dengan bangga.

Retak [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang