Pagi-pagi sekali Ranpo sudah terbangun, dia membantu beberapa pekerja di panti tersebut. Ranpo tahu bahwa mereka merupakan relawan, yang bekerja tanpa mengharapkan gaji apapun. Hanya saja, Fukuzawa yang merupakan orang dermawan. Selalu memberikan gaji sesuai pekerjaan mereka.
Namun, di sini Ranpo bekerja bukan untuk mengharapkan gaji. Dia ingin menjadi orang yang berguna, sebab dia sudah di izinkan untuk tinggal di sana untuk waktu yang lama.
Ranpo hanya berkeinginan untuk membalas kebaikan Fukuzawa, dan yang lainnya. Mungkin ini tidak seberapa, setidaknya masih bisa memberikan keringanan pada yang lain.
Saat berada di dapur, Ranpo memperhatikan seorang gadis mungil yang sedang mencuci piring. Sepertinya Ranpo juga baru pertamakali melihatnya, mungkin karena selama ini Ranpo tidak pernah ke dapur. Karena dia langsung pergi ke kantin bersama Kenji, sampai-sampai tidak sempat untuk melihat-lihat kondisi dapur sebelumnya.
Tanpa pikir panjang Ranpo langsung mendekatinya, dia juga membantunya tanpa mengatakan sepatah katapun.
Gadis mungil itu menatap Ranpo dengan sangat terkejut, Ranpo merasa bersalah. Karena dia sampai mengejutkan gadis tersebut, padahal niatnya bukan seperti itu.
"Ah maaf, aku hanya ingin membantu saja. Kau terkejut karena aku, maaf sekali," kata Ranpo yang membungkukkan badannya beberapa kali.
Rasanya Ranpo benar-benar bersalah, dia memang melakukan tindakan sesuka hatinya. Sampai-sampai mengejutkan orang lain, yang mungkin bisa langsung menilainya sebagai orang yang buruk.
"Kau kak Ranpo kan? Atsushi sering menceritakan tentangmu padaku. Maaf ya aku juga tidak merawat kakak waktu kakak sakit, aku terlalu sibuk di dapur. Tapi aku senang, kita bertemu di sini," katanya yang justru tidak membahas perihal keterkejutannya.
Ranpo lantas tersenyum, dia merasa tenang karena gadis itu tidak marah padanya.
"Kau tidak perlu minta maaf, lagian kau sibuk jadi itu wajar saja sampai tidak bisa merawat ku. Lagian Yosano merawat ku dengan baik, aku sampai membaik sekarang," ucap Ranpo mengusap lembut rambut gadis itu. "Siapa namamu?"
Gadis itu pun menghentikan kegiatannya, dia lantas menatap ke arah Ranpo. Gadis itu memang tidak tersenyum, tapi tatapannya yang polos sangat menggemaskan bagi Ranpo.
"Namaku Kyouka, aku sama seperti kakak. Berada di sini karena menjadi korban. Walaupun alasannya berbeda, tapi aku terpaksa tinggal di sini. Karena orangtuaku meninggal akibat pembunuh bayaran, hal itu bisa terjadi bukan karena kesalahan organisasi ini. Seandainya saja orangtuaku tidak terlambat meminta bantuan, mungkin mereka masih bisa hidup," jelasnya yang sangat santai sekali mengatakannya. Bahkan tanpa ekspresi itu, Ranpo bisa menebaknya. Bahwa Kyouka tidak bisa tersenyum karena kejadian yang dilihatnya itu.
Setidaknya Kyouka tidak trauma, meskipun dia tidak tahu caranya untuk tersenyum. Yang terpenting Kyouka juga masih bisa hidup, bahkan ketika dia menyakinkan kedua orangtuanya meninggal.
"Aku akan membantumu, kita bagi tugas ya. Aku ingin menjadi berguna di sini, tidak peduli jika aku tidak bisa melakukan banyak," ucap Ranpo membuat Kyouka menunjuk ke arah pojok ruangan tersebut.
Di ruangan dapur itu terdapat gantungan sapu, Kyouka pasti menyuruhnya untuk menyapu dapur. Ranpo juga tidak masalah, ada baiknya jika dia bisa membantu.
"Anak baik," puji Ranpo yang kembali memberikan usapan lembut itu.
Seandainya saat itu Ranpo melihatnya, pasti dia akan sangat terkejut kala melihat dengan jelas Kyouka sedang tersenyum. Sebenarnya senyumannya itu dia tunjukkan pada Atsushi saja, karena bagaimanapun hanya Atsushi yang terus bersamanya. Sesekali juga Kyouka akan tersenyum pada Fukuzawa, dia tidak mungkin terus berekspresi dingin pada seseorang yang telah menyelamatkan hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Retak [✓]
FanfictionYang telah di jaganya agar tidak hancur. Kini memiliki keretakan, yang sebentar lagi akan segera memiliki kehancuran. Start-18-July-2024 Kamis Finis-20-September-2024 Sabtu