🕊️Tentang Jepang dan Kenangannya

310 35 14
                                    

Day & Night || Jung Seung Hwan

••••

•Happy Reading•

•••

Hamparan padang rumput luas di balik kemegahan sebuah manor di sisi kota itu terlihat sangat indah, apalagi jika di pandang pada waktu sore menjelang malam dengan di temani secangkir teh.

Punggung tegap seorang pria tua dengan rambut panjangnya yang terlihat putih menyeluruh itu menggambarkan betapa berwibawanya sosok tersebut.

Langkah kaki membawa fokus pria itu beralih ke sisinya. Tak lama datang seorang wanita berusia matang dan membawa secangkir teh di tangannya.

"Sofu, ini tehnya."

Pria dengan wajah penuh kriput itu tersenyum hangat menatap cicit kesayangannya. Gadis kecil yang dulu selalu berlari padanya meminta perlindungan disaat Sang Ayah atau Ibunya marah.

Dan gadis ini pula yang dulu ia ambil paksa dari keluarganya di Jepang untuk ia lindungi. Ya, cicit perempuan kesayangannya, putri dari cucu menantu kesayangannya.

"Arigatou Sarada."

Sarada tersenyum balik, kemudian memilih untuk mengambil tempat duduk tepat di hadapan pria pemegang kekuasaan utama keluarga Uchiha. Tentu saja semua orang kenal dia, dialah Uchiha Madara. Ayah dari Uchiha Fugaku, Uchiha Obito dan Uchiha Shisui. Serta Kakek dari Uchiha Sasuke dan Uchiha Itachi.

"Sofu suka sekali duduk disini saat menjelang senja, udara mulai dingin tidak baik untuk kesehatan." Ujar Sarada menasehati Eyangnya tersebut.

Mendengar celotehan sang cicit, Madara tersenyum dalam. "Kau tau Sarada, setiap nasehatmu membuat aku teringat Sakura. Kau mirip sekali dengannya."

Wanita cantik dengan gaun maroon itu melirik. "Semua orang tau jika aku mirip Papa."

Tawa Madara pecah mendengar itu, benar siapa yang bisa menampik jika Sarada adalah sosok lain dari Sasuke. "Benar, gen uchiha benar-benar kuat hingga gen Senju terkalahkan. Tetapi kau tau, jika kemurnian hatimu itu milik Sakura. Wajahmu memang berasal dari Sasuke, tetapi hatimu itu setulus ibumu."

Senyuman manis Sarada ikut terbit mendengar itu. Ya, Mamanya selalu menjadi yang terbaik. Ah, Sarada jadi merindukan sosok musim seminya. Hm, sosok ibu juga perlu ibu kan?



"Okaa-sama!"

Teriakan melengking familiar membuat dua orang bermarga Uchiha itu menoleh. Di sanalah berdiri sosok mungil berambut pirang dan berkulit tan, berbeda dengan sosok Uchiha pada umumnya yang berambut hitam dan berkulit putih.

"Nah ini contoh kekalahan gen Uchiha yang pertama, gen Namikaze memang satu satunya yang mampu mengalahkan kita." Ujar Madara di akhiri tawanya.

Sarada menahan gemas saat melihat sosok kecil tersebut berlari kecil ke arah mereka, membuat rambut pirangnya berayun-ayun menggemaskan.

Begitu tiba si kecil langsung memasang wajah cemberutnya. "Okaa-sama, Sofu Mada aku mencari-cari kalian keseluruh manor di temani Ayame-basan!"

Kemarahan yang membuat Madara dan Sarada justru gemas dengan bocah itu. "Hontou? Gomenne, Kaasan dan Sofu ada disini." Balas Sarada menarik Putra tunggalnya untuk duduk di pangkuannya.

Bocah berumur empat tahun itu berdesekap seakan ia masih merajuk pada Sang Ibu. Madara mengusap kepala bocah itu. "Musuko, berapa usiamu sekarang?"

Ichigoichiai [ShikaSara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang