Kамин || Emin ft. JONY
•••
•Happy Reading•
•••
Dari jauh Sarada bisa melihat dua orang pemuda yang tengah beradu ketangkasan dalam bermain basket. Sesekali keduanya saling menyenggol dan tertawa bersama.Rasanya waktu berlalu cepat sekali. Pertemuannya dengan Shikadai, pertemuannya dengan Boruto dan Boruto yang ternyata berteman dengan Shikadai sejak kecil. Karena Ayah Boruto dan Ayah Shikadai yang dulunya cukup akrab.
Sejauh ini, Sarada menyadari jika perasaan kagumnya pada Shikadai sejak mereka kecil sudah tumbuh lebih dari itu tanpa bisa ia cegah. Semuanya benar-benar di luar kendali. Kebersamaan mereka sejak awal, perhatian-perhatian yang Shikadai berikan bahkan tak berubah setelah 12 tahun berlalu.
Hanya saja Shikadai sering kali memilih membiarkannya bersama Boruto lebih banyak. Ya, Sarada tidak pernah menutup matanya sejak ia bertemu Boruto di bandara hari itu. Ia tau segalanya juga tentang perasaan yang pemuda itu miliki untuknya sejak hari itu.
Boruto adalah lelaki yang baik. Lelaki yang akan selalu ada disaat ia butuh, lelaki dengan sejuta caranya membuat Sarada bisa tertawa lepas dengan gurauan-gurauan anehnya. Lelaki yang terang-terangan mengatakan jika ia menyukainya.
Dan, lelaki yang ternyata sejak ia berada dalam kandungan sudah menjadi jodohnya. Lelaki yang kakeknya tunjuk sebagai calon suaminya kelak.
Sarada tidak ingin munafik, ia nyaman akan keberadaan Boruto, tetapi ia menyukai Shikadai sejak lama bahkan sebelum Boruto datang. Lalu apakah Sarada harus mengalah dengan rasa cintanya dan membiarkan Boruto masuk lebih dalam? Lagipula sepertinya pun Shikadai tak terganggu oleh itu. Pemuda itu malah menjadi orang yang paling mengerti tentang perjodohan keduanya.
Rasanya setiap hari ia di haruskan memilih, walaupun Sarada tau. Ia tak pernah memiliki pilihan. Hidupnya sudah tersusun rapi dalam rencana-rencana yang Kakeknya siapkan. Disaat dirinya berumur 21 ia harus bertunangan dengan Boruto dan disaat ia berhasil meraih gelarnya nanti, ia harus menikah dengan Boruto.
Dan kenyataan terburuknya adalah, Sarada harus mengubur dalam-dalam perasaannya kepada Shikadai yang sudah bersemayam lama. Perasaan yang bahkan seperti akan menjadi aib bagi Kakeknya.
Perasaan lancang yang tak seharusnya hadir dalam hati Sarada.
"Sarada?"
Gadis itu tersadar dari lamunannya dan perlahan ia mengusap keningnya. Ia merasakan sosok yang memanggilnya barusan duduk di sebelahnya.
"Kau menunggu dua laki-laki itu lagi?" Tanya gadis eksotis yang datang dengan bungkus cemilan di tangannya.
Gadis dengan obsidian memikat itu mengangguk. Kemudian ia kembali menatap Boruto dan Shikadai yang berlarian di lapangan sembari menggiring bola di tangan mereka.
"Kau sudah memutuskan untuk memilih siapa?"
Pertanyaan gadis di sebelahnya membuat Sarada terkekeh. Senyuman miris seperti yang biasa ia tampilkan jika harus membahas soal ini. "Apakah aku memiliki pilihan, Cho?"
Chocho, satu-satunya teman yang mengetahui segala perasaan Sarada selama ini. Ia turut prihatin melihat kesedihan Sarada selama ini. Sahabatnya itu harus menahan rasanya kepada Shikadai untuk menjaga perasaan calon tunangannya.
Hidup sebagai penerus keluarga terpandang memang menyedihkan. Kita bahkan tidak bisa memilih dengan siapa kita harus jatuh cinta.
Sepertinya cuaca yang cerah tak sama seperti hati Sarada yang mendung. Ia kembali menatap dua lelaki disana. Ia ingin Shikadai, tapi apakah Shikadai memiliki perasaan yang sama?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ichigoichiai [ShikaSara]
Fiksi Penggemar© Masashi Kishimoto 一期一会 (Ichigoichiai) Artinya: Kesempatan sekali dalam seumur hidup. Ditinggalkan karena kematian adalah hal yang tak akan sembuh dengan sekali kedipan mata. Butuh waktu bertahun-tahun lamanya untuk kembali seperti semula. Itupun j...