🕊️ Terlintas

137 25 0
                                    

Reset || Tiger JK ft. jinsil

•••

JANGAN LUPA KOMEN!

•••

•Happy Reading•

•••

Suara tembakan menggema menenuhi ruang lapangan tembak hari ini. Walau hanya di isi oleh seorang pria berambut manbun yang sejak awal memainkan fokusnya pada target.

Manik teal miliknya tak berkedip sedikitpun ketika belasan kali ia menarik pelatuk pistol di tangannya. Seakan ini semuanya menjadi hal biasa baginya.

Pada tembakan terakhir seperti fokus pria itu pecah membuat peluru miliknya lolos dari target. Berdecak kesal ia menatap itu. Walau dalam benak terus saja ia memikirkan hal lain.

Mungkin raganya ada disini, namun, sejak awal menembak hanyalah pelapisan kegelisahannya. Tangisan wanita yang selalu menenuhi hatinya terus menggema.

Bahkan setelah bertahun-tahun ia tidak bisa membuat wanita itu melupakan tangisan sedihnya. Mungkin saja Boruto di atas sana terus-terusan mengutuknya. Tidak menepati janji terakhir keduanya.

Rasa bersalahnya semakin memuncak begitu ingat jika Boruto lebih tau dari apapun tentang perasaan sepihaknya pada Sarada.

Shikadai terduduk di lantai yang semula ia pijaki. Matanya menatap lurus, bahkan pistol di tangan sudah terjatuh.





Hingga saat ini ia masih tidak menyangka jika keluarga Kakei sejahat itu pada Boruto. Bagaimana jika Kawaki tau penyebab kematian adiknya? Apa yang akan pria itu lakukan pada Ayah mertua ataupun pada istrinya?

Ingatannya bergulir pada kejadian yang menjadi penyesalan terbesar Shikadai.

"Harusnya kau bisa selamat... Boruto."













Empat tahun yang lalu Shikadai baru bergabung beberapa bulan dalam Unit Investigasi Khusus. Mengharuskan ia berhadapan dengan kasus-kasus yang membuat kepala terasa akan pecah setiap harinya.

Hari itu Shikadai baru tiba di Markas pukul 9 malam. Ada beberapa urusan yang harus ia selesaikan malam ini juga.

Fokus pada dokumen-dokumen di mejanya, pria itu mengernyit melihat langkah kaki yang terlihat buru-buru melewati ruangannya yang berdinding kaca.

Pria tampan itu tidak terlalu perduli, biasanya jika malam seperti itu ramai, maka ada kecelakaan yang terjadi. Dan mereka memiliki Unitnya sendiri untuk mengurus hal tersebut dan bukan ranahnya.

Beberapa menit kemudian akhirnya ia selesai dengan dokumenya, melirik jam ternyata sudah menunjukkan pukul hampir 10 malam. Tapi bersyukur baginya ia bisa pulang jam segini, biasanya ia pulang menjelang dini hari, itupun jika beruntung.


Memakai jaket kulitnya Shikadai segera keluar dari ruangannya dan memilih untuk segera pulang, istirahat adalah hal yang paling ia butuhkan sekarang.

Begitu keluar ruangan ia menatap sekitar yang terlihat sibuk. Beberapa teman-temannya yang berjaga malam ini mengangkat telpon yang terus berdatangan. Namun ia tak begitu perduli akan pemandangan yang sepertinya sudah menjadi tontonan sehari-hari.

Ichigoichiai [ShikaSara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang