Perahu kertas || Maudy Ayunda
•••
•••
•Happy Reading•
•••
Semua orang berpikir jika Sarada adalah cinta pertama Boruto dan Boruto adalah cinta pertama Sarada. Pendapat pertama benar adanya, tapi untuk pendapat kedua, sepertinya kalian sedikit keliru.
Semuanya berawal dari sini.
22 tahun yang lalu.
Sarada mengenggam tangan Sakura yang membawanya melangkah memasuki area taman kanak-kanak yang terlihat lumayan ramai.
"Sarada sayang?"
Gadis pendiam itu mengalihkan pandangannya dari anak-anak yang bermain di halaman bangunan cukup besar itu. Ia menatap emerald indah ibunya.
"Mulai hari ini, Sarada akan sekokah disini." Ucap Sakura sembari mengusap surai hitam lebat milik putrinya.
Gadis kecil itu kemudian menatap sekitar lagi dan akhirnya mengangguk tanpa bersuara. Sakura maklum, putrinya memang tipe anak yang jarang berbicara. Anaknya sedikit tertutup karena teman bergaulnya sejauh ini hanya keluarga mereka sendiri. Mungkin ia sedikit canggung karena berada di lingkungan baru.
Terlebih, ya tentu saja darah Sasuke mengalir deras dalam tubuh gadis ini. Tak heran jika Sarada enggan bersuara.
Angin musim semi memang selalu yang terbaik. Cuaca yang cerah dan bunga-bunga yang bermekaran dengan indah. Matahari yang justru terasa hangat. Kupu-kupu terlihat ramai berdatangan kepada para bunga-bunga yang bermekaran.
Obsidian Sasuke yang Sarada warisi menatap sekitarnya. Anak-anak lain terlihat ramai bermain, katanya sekarang jam istirahat jadi boleh keluar usai menghabiskan makan siang.
Sarada sudah menghabiskan bekal yang Mamanya bawakan dan ia memilih untuk bermain ayunan sendiri. Sejauh ini ia tidak memiliki teman atau mungkin belum.
Sembari bermain ayunan di tangan kecilnya terdapat sebuah gantungan kunci berbentuk kelinci. Karena terlalu asik menatap sekitar sampai tak sadar genggamannya pada gantungan kunci itu terlepas.
Sontak saja gadis itu menunduk menatap kelinci kecilnya berada di bawah ayunan. Sarada menunduk berusaha meraihnya, tapi sayang ia malah terjatuh dari ayunannya.
Wajah datarnya berubah meringis merasakan lututnya yang berdenyut. Walau begitu, Sarada berusaha menahan tangisnya, ia sudah cukup besar dan sudah sekolah, tidak akan lucu jika nanti di tertawakan Paman Itachi karena menangis di hari pertama sekolah.
Dengan gantungan kunci yang sudah kembali di genggamannya. Sarada menatap lututnya yang memerah dan sedikit terkelupas, berusaha ia mengipas-ngipaskan tangannya menahan nyeri, sampai akhirnya pandangan onyx itu terkejut melihat sepasang sepatu berhenti di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ichigoichiai [ShikaSara]
Fanfic© Masashi Kishimoto 一期一会 (Ichigoichiai) Artinya: Kesempatan sekali dalam seumur hidup. Ditinggalkan karena kematian adalah hal yang tak akan sembuh dengan sekali kedipan mata. Butuh waktu bertahun-tahun lamanya untuk kembali seperti semula. Itupun j...