06

118 19 4
                                    

Liam memutuskan keluar kamar untuk mencari tahu lebih banyak mengenai permasalahan yang ada di hotel ayahnya.

Ia berjalan-jalan santai sambil sesekali memperhatikan karyawan hotel dengan cermat, sambil membawa sebuah buku kecil yang ia gunakan untuk mencatat beberapa hal yang ia temui.

Dan selama liam berkeliling, ia baru menyadari bahwa salah satu hotel milik ayahnya tersebut sangatlah mewah dan megah.

Emerald Sans Hotel memiliki 14 lantai, total luasnya sendiri yaitu 35.000 meter persegi dengan luas area bangunan utama sebesar 27.000 meter persegi sedangkan untuk area terbuka sendiri memiliki luas 8.000 meter persegi.

Lokasinya sangat dekat dengan pantai yang menjadikan hotel tersebut terkenal dengan pemandangan laut yang memukau. Dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan tentu saja menjadikan Emerald Sans Hotel sebagai hotel bintang 5 terbaik di Phuket.

Namun belakangan ini hotel tersebut mendapatkan beberapa ulasan buruk dan penilaian hotel di media sosial yang mengalami penurunan signifikan.
Hal ini tentu saja mempengaruhi reputasi hotel dan membuat pengunjung hotel menurun.

Salah satu masalah yang sudah Liam temui dan rasakan secara langsung adalah masalah kebersihan dan pelayanan hotel yang kurang. Sangat Liam sayangkan karyawan disana terlihat tidak profesional dalam bekerja. Bahkan beberapa kali Liam mendapati karyawan yang sedang asik mengobrol atau bermain ponsel.

"Aku baru saja dipanggil pihak sekolah, karena anakku belum membayar SPP selama 3 bulan"

Liam tengah melewati area lobi saat ia tak sengaja mendengar percakapan dari seorang karyawan yang tengah mengobrol dengan 3 karyawan lainnya.

"Khun Tanaka benar-benar sudah keterlaluan, dia sudah tidak membayar kita selama 4 bulan!"

Liam bersembunyi di dekat bunga hias untuk mendengarkan percakapan para karyawan tersebut saat ia mendengar nama manajer hotel disebut dalam percakapan mereka.

"Huh Fan, kau tau ini bukanlah pertama kalinya Khun Tana tidak membayar kita"

Liam mengernyit heran saat mendengar percakapan itu, sepertinya ada yang tidak beres dengan pengelolaan dana hotel.

"Benar Ling, si tua itu bahkan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa, dam kau tau? aku dengar dia baru saja membelikan anaknya sebuah mobil baru"

"Huih benarkah? aku yakin sekali dia menggunakan gaji kita untuk membelikan putri manjanya itu sebuah mobil"

"Bukankah harusnya kita melaporkan khun Tana ke khun Off?"

"Oih Ling, jika aku bisa aku sudah melaporkan bajingan itu dari awal. Tapi bagaimana cara kita bisa menghubungi khun Off? kau tau sendiri dia adalah pengusaha terkenal dan hotelnya bukan hanya disini saja. Bahkan mungkin khun Off tak menyadari bahwa hotel ini sedang tidak dalam keadaan yang baik-baik saja"

"Memangnya hotel ini kenapa?"

"OIH ASTAGAA"

Liam menatap heran pada 4 karyawan wanita yang menatapnya terkejut saat ia mendekati mereka untuk bertanya lebih jelas mengenai pembicaraan yang karyawan itu bicarakan.

"Yaampun jantungku hampir saja lepas" salah satu diantara mereka tersadar dari keterkejutannya sambil mengelus dadanya yang berdebar kencang.

"Khun...khun--aish aku lupa namamu!" sedangkan salah seorang lainnya menatap Liam sambil berusaha mengingat nama lelaki yang kini berdiri didepannya itu.

"Kau--kau yang tadi di resepsionis itu kan?" tanya Liam menunjuk seorang perempuan yang masih sibuk mengingat namanya tadi.

"Ah benar khun"

Finally FoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang