07

127 24 2
                                    

Jangan lupa vote dan komen!
.
.
.

"Apakah anda berniat membuat saya mandi dua kali?"

"H-hah?" Liam seketika melebarkan matanya saat mendengar ucapan Jayden.

Oh astaga, Liam bukanlah anak kemarin sore yang masih polos dan tak mengerti dengan maksud ucapan Jayden.

"Om k-kau mau ngapain?" tanya Liam takut saat melihat Jayden yang mulai berjalan mendekatinya, dan bahkan pria itu dengan berani mulai menaiki ranjang dan mendesak Liam yang saat ini bersandar takut pada headboard sambil menutupi dadanya dengan bantal.

"Om jangan macam-macam ya ini tidak lucu" Peringat Liam pada Jayden.

"Kenapa? bukankah tadi anda yang lebih dulu menggoda saya?" tanya Jayden dengan seringaian tipisnya.

Bugh

Tanpa aba-aba Liam menendang perut Jayden dengan kakinya yang membuat Jayden mengaduh kesakitan. Setelahnya Liam segera turun dari ranjang dan menatap Jayden yang masih memegang perutnya sambil masih terus meringis kesakitan.

Jayden menatap Liam yang sudah memasang posisi kuda-kuda. Jujur demi apapun, ternyata tendangan Liam sungguh sangat kuat, padahal Jayden pikir Liam tak punya tenaga untuk melakukan kekerasan semacam ini.

"Tuan aku hanya bercanda" ucap Jayden sambil berdiri dari posisinya, mendekati Liam yang masih menatapnya curiga.

"Ka---"

Ucapan Liam terjeda saat mendengar ponselnya berbunyi yang menandakan ada telepon yang masuk. Liam segera mengambil ponselnya di meja nakas masih sambil dengan menatap Jayden intens. Takut-takut pria itu benar-benar ingin menerkamnya.

Liam menatap layar ponselnya yang menunjukkan panggilan video dari Daddanya. Tanpa pikir panjang Liam langsung menarik tombol hijau ke atas untuk menerima panggilan.

"Halo dad" sapa Liam sumringah saat melihat wajah Daddanya terpampang nyata di layar ponselnya.

"Halo sayangku ap--oh astaga apa kau tidak memakai kaos?" tanya Gun saat menyadari bahwa penampilan Liam shirtless.

Liam menatap Jayden yang masih berdiri di depannya sebelum menjawab pertanyaan dari Daddanya.

"Aku tadi m-mau mandi Dad, tapi tiba-tiba ponselku berbunyi jadi aku mengeceknya terlebih dahulu eh ternyata Daddaku yang paling cantik ini menelfon" jawab Liam bohong

"Kukira kau melakukan hal yang tidak-tidak lagi" gumam Gun pelan yang masih bisa didengar jelas oleh Liam.

"Dad please, aku kan sekarang sudah menjadi anak baik" Liam duduk di pinggiran kasur sambil mencebikkan bibirnya lucu, tak terima akan ucapan Gun.

"Haha, baiklah aku percaya. Kau tak perlu memasang wajah sok imutmu itu karena aku lebih imut" bercanda Gun yang dibalas tawa oleh Liam.

"Iyadeh, kan Dadda memang orang paling imut dan menggemaskan di seluruh dunia" goda Liam yang juga dibalas tawa oleh Gun.

Sedangkan disisi lain, Jayden hanya diam mematung sambil mendengarkan percakapan antara anak dan ayah itu.

"Liam" panggil Gun berbisik sambil mendekatkan wajahnya dengan layar.

"Kenapa Dad?" tanya Liam penasaran, sepertinya Daddanya berniat memberi tahu sesuatu padanya secara diam-diam.

"Dadda tadi mentransfer uang ke rekeningmu, apa kau sudah mengeceknya?" tanya Gun berbisik

"Hah? benarkah? sebentar Dad, akan aku periksa dulu"

Finally FoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang