26 Kematian bukan hal yang bisa di terima

234 58 8
                                    

☕☕

Kabar berita kematian Fiony yang tiba tiba membuat semua orang membahas dimana mana termasuk trending di semua media sosial, semua orang orang mengatakan turut berduka cita dan bersedih atas kepergian Fiony secara tiba tiba

Kecelakaan di depan gedung Alver tv itu tak henti henti nya di bahas apa lagi beberapa orang menyaksikan langsung kecelakaan itu terjadi, termasuk mereka membawa nama Ara dan mengatakan betapa sedih nya Ara kehilangan orang terkasih di depan mata nya sendiri.

Tak hanya keluarga atau bahkan orang terdekat Fiony saja yang yang merasa kehilangan dan sedih namun orang orang yang tak Fiony kenal ikut merasakan kesedihan yang mendalam karena publik cukup mengenal dan mengetahui bahwa Fiony sosok yang baik dan menjadi pimpinan yang baik juga bahkan sosok yang baik untuk sahabat sahabat nya.

Ara menatap kosong makanan yang baru saja Shani hidangkan untuk nya, sama sekali tak ia tersentuh. Sepulang dari pemakaman beberapa jam yang lalu mereka kembali lagi kerumah Fiony setelah berhasil mencegah Ara yang berniat mengahiri hidup nya, Ara di paksa makan oleh mereka sebelum harus meminum obat.

Shani dan yang lain diam diam memperhatikan Ara dari ambang pintu ruang makan ketika Ara mendorong dengan pelan makanan di hadapan nya tanpa ia sentu sama sekali sedari tadi, helaan nafas keluar melihat Ara langsung meminum obat tanpa makan terlebih dahulu.

"Se engga nya dia masi mau minum obat"

Ara kembali menatap kosong meja makan di depan nya setelah meminum obat yang sudah di siapkan oleh Senja, suara langkah kaki yang mendekat membuat Ara mendongak.

"Baju siapa?" Tapa berbasah basih Ara langsung bertanya pada asisten rumah tangga keluar Fiony yang membawa pakain kotor.

"Baju non fio dan non Ara waktu kecelakaan kemarin, non" Lirih Wanita itu membuat Ara seketika terdiam menatap pakain kotor yan dibawa.

"Mau di apakan?"

"Di cuci"

Ara beringsur berdiri. "Biar saya saja yang cuci" Ara langsung berjalan setelah mengambil pakain kotor.

Wanita paruh paya itu ingin mencegat namun ia urungkan melihat Ara sudah berlalu.

Ditengah tengah kegiatan mencuci pakain Fiony yang penuh darah Ara terisak kecil kembali membiarkan air mata mengalir di kedua pipi nya mengingat betapa sakit nya Fiony menanggung rasa sakit karena kecelakaan itu, dan betapa keras nya mobil menabrak tubuh Fiony hingga terbanting dan terseret ke jalanan.

"Kenapa ninggalin aku sendiri di dunia ini" Ara mengusap kasar mata nya yang basah, bau amis yang menyengat karena darah Fiony yang menempel di pakain tak membuat Ara jijik sama sekali.

Ara terus mencuci pakain Fiony hingga bersih disela isak tangis nya sembari mengingat momen momen terkahir nya dengan Fiony.

"Seharusnya hari ini kita ke Amerika, harusnya kamu tepatin janji kamu"

Ara masi ingat jelas betapa manis nya senyum Fiony tadi malam.

Punggung Ara bergetar menahan agar tangis nya tak pecah, berusaha ia melupakan kejadian malam itu namun semakin terlihat jelas bagaimana kesakitan nya Fiony

Pakai terakhir yang kita cuci memang kering, bunga yang kita tabur di rumah baru nya akan layu dan kering. Apa yang tidak berubah? Ya itu rasa rindu mau seberapa lama setelah kepergian nya.

"Nak"

Sentuhan di bahu dan bersama nya suara lembut menyapa Ara membuat Ara menoleh kebelakang. Tangis Ara seketika langsung pecah melihat keberadaan Mama nya yang juga mata nya basah oleh air mata.

Barista & Idol 2 (Shanra)Where stories live. Discover now