32 Mati satu tumbuh seribu

225 49 5
                                    


☕☕

Katanya manusia tidak boleh stuck dengan manusia yang sudah pergi, kita tidak bisa menyiksa diri kita sendiri dengan berharap dia akan hidup kembali dan tidak akan pernah meninggalkan kita lagi

Ara. Itu yang coba dia lakukan saat ini untuk coba mengikhlaskan kematian Fiony. Dia akan berubah. Iya, berubah. Ara akan berubah agar tidak lagi berhalusinasi tentang fiony, dan dia akan berubah akan jauh lebih baik demi Shani.

Tidak ada yang salah dengan kalimat berpisah dulu, perbaiki, lalu kembali dengan versi terbaik. Ara yakin ia bisa menerapkan itu pada dirinya sendiri untuk Shani, ia akan kembali kepelukan Shani dengan versi yang paling terbaik dari diri nya. Dengan Ara yang baru.

Mungkin terkadang memang benar bahwa setiap perjalan akan merubah seseorang untuk menjadi dewasa, dan Fiony adalah salah satu bagian dari perjalanan dewasa Ara.

Setiap pertemuan pasti ada alasan begitupun juga dengan perpisahan pasti juga ada alasan.

Hidup memang penuh dengan tantangan, lagi dan lagi

Malam ini Ara kembali menginjakan kaki nya di kota London, kota yang pernah di tempati dirinya dan mendiang Fiony selama bertahun tahun.

Ara menghela nafas kecil memandang sekitaran airport kota London.

Ara mengenakan Down jacket milik nya sebelum benar benar keluar dari dalam pesawat, hawa dingin kota London sudah mulai terasa di kulit Ara mengingat kota London saat ini sedang dalam musim dingin akhir tahun.

"Ga ada barang yang ketinggalan?" Tanya Ve menatap Ara dan Lynn bergantian

Dua manusia berbeda umur itu menggeleng kecil sebelum mengikuti langkah Veranda yang mulai berjalan keluar.

"Bri sall dipakai jangan di pegang aja"

Ara dengan enggan memasang sall pada leher nya

Ketika kaki telah menginjak pelataran airport Ara memejamkan mata merasa angin menerpa dirinya, semua kenangan dengan Fiony pertama kali mereka datang ke kota ini sebagai mahasiswa tiba tiba terlintas di kepala Ara, seolah kaset yang di putar.

"Ayo Ra" Fiony menarik lembut tangan Ara keluar dari dalam airport

Sedangkan Ara menatap sekitar, ini pertama ia mendatangi kota London.

"Kita beneran bakal tinggal disini?" Fiony menatap sekilas mendengar nya

"Gimana kalau kita kabur aja fio?" Lanjut Ara menatap Fiony seolah dirinya tak yakin akan bisa hidup di kota ini.

"Terus mama kamu?"

"Ah gampang itu tinggal aku bohongi aja, kita kan ga pernah ketemu" Ara mengahiri dengan gelak tawa

Fiony ikut tertawa sembari mencubit kecil pinggang Ara.

"Kak" Ara tersentak merasakan sentuhan lembut di lengan nya

"Jangan melamun" lanjut Lynn menatap kakak kedua nya senduh. Dia tau Kaka nya itu pasti teringat semua momen tentang Fiony.

"Ingat tujuan kak bri disini untuk apa" Ara mengangguk kecil setelah lengan nya ditarik lembut oleh Lynn untuk mengikuti langkah Ve didepan yang berjalan menuju mobil yang menjemput mereka.

Sedangkan di belahan dunia lain tepat nya di rumah Ara yang di huni Shani saat ini yang baru sehari ditinggal kembali oleh Ara, sekarang Shani sedang menghabisi waktu dengan kedua orang tua nya sebelum mereka akan kembali ke Jogja nanti sore.

"Senja kemana, Shan?" Tanya Boby tak melihat gadis yang menemani Shani dirumah ini.

"Siang ini jadwal dia visit jadi kerumah sakit katanya" Boby dan shanju mengangguk mendengar hal itu.

Barista & Idol 2 (Shanra)Where stories live. Discover now