☕☕
"Cici!"
Shani tersentak terbangun dari tidur dengan keringat bercucuran di wajah membuat Gracia yang membangunkan karena khawatir melihat Shani tertidur namun ekspresi yang wajah.
"Kenapa ci kamu mimpi buruk?" Tanya Gracia lembut sembari memberi sebotol air putih untuk Shani.
Shani mengangguk kecil sembari meminum air putih yang Gracia berikan, tangan nya terangkat mengusap keringat yang bercucuran di wajah.
Ya Tuhan ia mimpi buruk
Mimpi buruk yang ia alami tadi berhasil membuat Shani seketika gelisah mengingat kembali mimpi buruk yang ia alami mengenai Ara yang meninggal namun secara terpotong tidak jelas mimpi yang ia alami.
"Ci" sentuhan lembut di bahu kembali berhasil membuyarkan lamunan Shani.
"Hmm"
"Ayo kerumah sakit...barang barang Cici udah aku beresin semua" ujar Gracia ketika mengingat salah satu alasan utama membuat nya harus membangunkan Shani.
Kening Shani mengerut mendengar ucapan Gracia. "Rumah sakit, emang siapa yang sakit ge" tanya Shani lemah, entah kenapa mimpi buruk tadi menguras tenaga nya atau karena ia baru selesai latihan namun tertidur diatas kursi.
"Tadi Senja telpon aku minta kasih tau ke kamu karena handphone kamu di telpon ga aktif...dia bilang Ara masuk rumah sakit"
☕☕
Shani berlari dengan perasaan cemas di koridor rumah sakit di ikuti Gracia dibelakang yang berusaha mengikuti langkah Shani yang amat cepat, tak perduli jika dirumah sakit dilarang berlari sebab ia yang kepalang cemas mendapat kabar jika Ara di bawa kerumah sakit yang jelas ia tau sebelum berangkat kegiatan pagi tadi Ara Masih didalam ruangan dengan pintu yang di kunci rapat oleh Freya dan kaka nya.
Langkah Shani memelan ketika kaki nya sudah menginjak lantai rumah sakit khusus milik keluarga alver tempat Fiony selalu dirawat. Di dekat pintu kamar rawat inap tempat biasa Fiony di rawat kini di isi oleh Ara terdapat Mira, Freya dan Kaka nya yang menunggu.
"Freya" ketiga nya sontak mendongak mendapati Shani dan Gracia yang berada di belakang punggung Shani.
"Gimana ceritanya Ara bisa dibawa kesini?" Shani menatap ketiga nya bergantian. "Dimana Ara sekarang?" Tanya Shani lagi.
"Shan tenang dulu okeyy" Freya berdiri menatap tunangan sahabat nya dengan lembut, Freya melirik sebentar kearah Gracia.
"Gimana bisa tenang fre ka--
"Shani tenang okey, kalau kamu ga tenang Freya ga bisa jelasin" Faye dengan cepat menyela ucapan Shani.
Freya membawa Shani masuk kedalam kamar yang biasa Fiony dirawat yang ditutup rapat.
"Ara mengalami komplikasi" jelas Freya pelan disela langkah mereka menuju ruangan dimana Ara dirawat. "Tapi sekarang keadaan Ara sudah stabil, ia kehilangan kesadaran karena tenaga nya terkuras"
Ketika pintu dibuka terdapat beberapa dokter mengerubungi Ara yang terbaring di ranjang rumah sakit termasuk ada Senja dengan stelan jas putih nya diantara para dokter yang ada disana.
"Mama" panggil Shani pelan kearah Veranda yang berdiri di samping kepala Ara
"Shan" Veranda langsung memeluk tubuh Shani. Dapat Shani lihat jejak jejak sisa air mata masih ada di pipi Mama Ara.
Tak ada suara meski Veranda rasanya ingin sekali menangis lagi ketika tadi ia baru pulang menemukan Freya dan yang lain membopong tubuh Ara yang tak sadarkan diri menuju mobil