8. The Nightmare is Real 🔞

2.8K 122 10
                                    

⚠️ : mature content. bondage. torture. vaginal fluid. lactation kink. vaginal-worshipping. many more, resiko tanggung sendiri

***



"Aku menemukan dia pingsan di depan ruang penyimpanan, Yah."

"Sebenarnya dia mungkin nggak sengaja, tapi apa boleh buat, kalau membiarkan dia pulang sama aja membocorkan rahasia yang sudah lama kita simpan."

Sayup-sayup buah percakapan terdengar berisik mengetuk gendang telinga Renjun. Perempuan itu mengerjap-ngerjapkan kelopak untuk membuka perlahan-lahan, namun tidak bisa menggerakkan anggota jalan maupun tangan. 'H-huh?' ia melihat sekeliling, tak pernah merasa memasuki ruangan ini sebelumnya, kemudian mendaratkan pandangan ke arah sosok Jeno dan... John?

John menyeringai, dua taring panjang terlihat sangat jelas menyilaukan penglihatan di antara warna merah pada sekujur permukaan kulitnya. "Selamat siang, Mother."

Renjun berteriak keras mencoba melepaskan kekangan, menutup mata erat-erat lantaran takut pada wujud asli John yang sebenarnya. Pemuda itu memiliki tinggi dua kali lebih besar dari Jeno, berkulit semerah darah, gigi runcing meski masih berhidung mancung dan tanduk hitam lebar tumbuh di puncak kepala tak berambut, ada jua ekor panjang bergoyang-goyang di belakangnya, memiliki ujung berbentuk segitiga yang siap menusuk siapa saja. Oh, jangan lupakan manik menyala yang menjadi ciri khas anak itu semenjak muncul waktu Renjun mandi.

"Aku pikir kamu sebaik yang aku kira, Huang Renjun."

Si Gadis mematung dengan jantung berdebar kencang, tiba-tiba berhenti memberontak sesaat Jeno menyebutkan nama aslinya. Melihat kekakuan sang detektif mengundang senyum remeh. Pria rambut hitam itu berjalan menghampiri sosok yang diikat di atas ranjang, tepat di pinggirnya.

"Cat got your tongue, Detective Huang?"

"BAJINGAN! SIALAN LEPASKAN AKU!" teriak Renjun marah. Jeno punya nyali memamerkan senyum manis, manik menyipit serupa bulan sabit. Perut Renjun bergejolak, tidak menyangka bahwa senyum munafik itu yang selama ini menghipnotisnya pada perlakuan ramah sejak ia menginjakkan kaki di kastil. Tiba-tiba kerongkongan terasa pahit, betul hendak memuntahkan isi perutnya sebab langsung membayangkan nasib wanita-wanita tadi.

"Masih berani dia meneriaki, Ayah." John berdecih remeh, bergerak mendekat mengakibatkan ketakutan Renjun semakin menjadi-jadi. Terutama ketika iblis itu menaiki ranjang, menemukan Renjun gemetaran hebat. "she won't mind kissing me though."

"Ayah tahu. Apa yang bisa dia sembunyikan dari Ayah hm? Apa yang bisa kamu sembunyikan dari Mas, hm? Huang Renjun, seorang detektif yang dikirim dari Georgianne Town untuk berpura-pura menjadi jurnalis meliput profil Desa Arthalena, eh terjebak di kandang sapi setelah dijual oleh Kepala Desa sendiri." tutur Jeno menampakkan senyum tiga jari. Renjun menggeram kesal, masih berusaha bergerak tetapi nihil tiada ikatan mau melonggar. Malah pergelangan kaki dan tangannya lecet akibat ulah seorang. "kamu tahu kan sekarang? Dimana orang-orang hilang itu, Sayang? Ya. Mas yang menculiknya, memikat mereka agar datang ke rumah ini, diberi tempat inap yang layak, diberikan pelayanan seperti hotel bintang lima, hingga mereka betah dan menyukai perlakuan Mas ke mereka. Siapa suruh naif, hm? Siapa suruh terpikat pada gombalan pria? You're just one of them, Sweetheart."

Sebuah ludah tebal mendarat di pipi Jeno tetapi lelaki surai hitam tidak nampak marah. Melainkan tertawa keras, menertawakan minimnya usaha Renjun membebaskan diri, menertawakan amarah gadisnya sambil perlahan-lahan mengusap bekas ludah di pipi kemudian membawanya ke mulut. Renjun tambah ingin muntah melihat gesture tersebut.

"This is nothing to me Detective Huang. Aku dan John tidak akan menyiksamu seperti mereka kalau kamu bersikap kooperatif. Kamu sudah masuk ke dalam perangkap, tidak ada gunanya mencari jalan keluar. Karena hanya aku yang bisa mengendalikan seluruh komponen di rumah ini. Lihat badai di luar sana, pasti kamu bertanya-tanya kan kenapa hujan belum berhenti sama sekali?" Renjun sempat melirik ke arah jendela yang tirainya disingkap ke samping, menampakkan awan hitam masih bertengger di cakrawala sementara rintik hujan deras menerpa dinding luar. Tiba-tiba suara hujan terhenti, kemudian langit menjadi cerah, menyebabkan mata Renjun terbelalak pada keajaiban yang ia saksikan, membuahkan tawa puas dari dua makhluk di kamar.

COME AND SACRIFICE 🔞[21+] [NOREN]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang