bab3 (revisi)

8.7K 559 3
                                    

udah direvisi , ada beberapa perubahan, dan tambahan kata didalamnya, jagan lupa dikomen sama vote!!!!

~^^^°°°°°~

Kehidupan galma terus berlanjut setelah kemaren mengalami hal yang berat, kini ia mulai beradabtasi dengan keadaan sekitar.

setelah suaminya pergi .aka. galva, galma mulai bersiap-siap membersihkan rumah dari menyapu lantai menggunakan sapu dari lidi daun kelapa samapi langit-langit yang udah banyak sarang Laba-laba nya.

Dilanjuti dengan menyapu halaman yang banyak daun mangga kering yang berjatuhan

Menjemur dan menata piring, sudah, saatnya memasak. masakan seperti biasanya, mereka mau makan apa selain itu. udah bersyukur aja mah!!.

Hari mulai petang, galma bersiap dan mengantarkan makanan pada suaminya yang bekerja dikebun kecil mereka.

Ketika semua selesai, galma melihat putranya yang juga sudah bagun dari tidurnya. " mama" senyum terbit dibelahan bibir galma, merasa gemas dengan anaknya ini.

"sini, mama gendong" saat itulah galma mencium pipi anaknya berkali² hingga membuat malva tertawa karna geli.

"dah dah.. nenen, mama nenen" kata malva sambil nepuk dada galma.Nanti ya sayang kita kekebun dulu jumpa ayah buat antar nasi ini ya? baru nanti nenen disana, mama bawa kain buat nutup kamu nanti"

Setelah membuat anaknya mengerti meski kadang masih sering merengek, galma terus mengatakan nanti dan setelah menyebut kata ayah baru lah anaknya ini diam.

Dia mulai mengendong malva menggunakan kain dan dengan tempat makanan pada tas dari daun mengkuang berduri pada tanganya barulah ia mulai berjalan.

Di perjalanan tak jarang ia disapa oleh beberapa kenalanya yang juga sedang mengantarkan makanan pada suaminya atau mungkin ayahnya, entahlah yang jelas keluarganya.

Setelah sampai galma mulai memanggil galva untuk makan bersama di pondok kebun.
"emm ini makan lah aku hanya punya ubi dan sayuran ini untuk dimakan" ucap galma sedikit kaku.

galva tersenyum memdengar tuturan istrinya " tak apa istri, apapun masakanmu aku makan"

Saat akan makan malva kembali merengek minta disusui, menghela nafasnya galma mulai membuka kaitan kancingnya dan setelah malva mulai menyusu, ia tutupi sedikit anaknya yang sedang menyusu menggunakan kain agar menutupi dadanya serta kepala anaknya.

mereka makan bersama sekali kali mengobrol mengenai lahan dan tanaman apa yang sedang ditanam galva.

tanah yan tak terlalu luas, mereka mendaparkanya hasil tanah warisan yang dibagi saat kakek pihak ibunya meninggal. dia mendapatkan sepetak tanah. itupun mereka bersyukur mendapatkanya dari pada menanam dikebun orang lebih baik dikebun sendiri.

sayuran yang akan ditanam akan dijual dipasar saat pemanenan tiba. keluarga mereka cukup miskin, jagankan beras dan daging , mau makan singkong saja udah bersyukur.

Galma mulai berpikir untuk mengajak galva kehutan, bukankah disini hutanya masih asri bahkan saat pagi udaranya begitu sejuk dan dingin.

pasti banyak bahan makanan yang dapat ditemukan dihutan sana. "emm suamiku" galva mulai mengubah cara pangilanya sesuai dengan galma dahulu. ia tak mau membuat suaminya curiga.

"emm ada apa?"

"begini sebentar lagikan musim dingin, bagai mana kalau kita pergi kehutan untuk mencari kayu bakar mungkin kita juga menemukan obat untuk musim digin nanti."

galva tampak berpikir. "baiklah, tapi bagai mana dengan malva?"

"ugh mungkin menitipakanya sebentar pada bibi dirumah sebelah tak apakan"

istri petaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang